Yu Ming sebagai putra Kaisar Langit yang memilki kekuatan setingkat Dewa Agung, karena kesalahannya yang hampir merusak keseimbangan tiga alam. Dia akhirnya menjalani takdir terlahir kembali di alam manusia yang penuh penderitaan dan cobaan hidup.
Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan Yu Ming dan orang orang yang menyayangi dan mencintainya, semua akan hadir dalam cerita LEGENDA PUTRA KAISAR LANGIT 2.
Silahkan para pembaca mengikutinya di sini.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUEL ULANG
Wang Wu pun berkata,
"Baik, aku setuju dengan keinginan murid ku.."
"Tapi aku ingin dengar langsung dari mu Semei.."
"Bagaimana bila sekali ini murid mu yang kalah..?"
Thian Cien Sen Ni langsung mengeluarkan suara tawa merendahkan.
"Ha..ha..ha.. ha..!"
"Bila dia punya kemampuan itu, biarlah aku menyembah kalian berdua.."
"Apapun permintaan kalian, aku pasti akan memenuhinya.."
"Bagaimana cukup adil bukan..?"
Wang Wu mengangguk pelan dan berkata,
"Bila seperti itu, mari kita laksanakan saja lagi, aku percaya penuh pada murid ku.."
Yu Ming menatap kearah gurunya dengan tatapan mata penuh rasa terimakasih.
Wang Wu membalas tatapan mata muridnya, dengan anggukan kepala dan senyum pengertian.
Dia mengisyaratkan bahwa dirinya, memberikan dukungan penuh, terhadap semua keputusan muridnya.
Thian Cien Sen Ni tersenyum sinis ke arah Yu Ming dan Wang Wu, kemudian dia menoleh kearah muridnya dan berkata,
"Hua er ayo kita tunggu mereka di arena.."
"Lebih cepat lebih baik, kamu segera berikan pelajaran, kepada manusia manusia yang tidak tahu batas kemampuan dirinya sendiri ini.."
"Daripada mereka terus merengek dan merecoki kita di kemudian harinya..."
"Baik guru,..murid siap jalan kan perintah.."
Jawab Ji Lian Hua cepat.
Selesai berbicara Thian Cien Sen Ni segera berlalu dari sana.
Ji Lian Hua dan semua murid yang hadir di sana.
Segera mengikuti Thian Cien Sen Ni meninggalkan ruangan tersebut.
Saat Thian Cien Sen Ni hendak menuruni anak tangga, dia justru menemukan Si gendut Fei Fei duduk di bawah sana, dengan keadaan mengenaskan.
Thian Cien Sen Ni menghela nafas panjang, lalu dia berjalan melewati Si gendut Fei Fei dan berkata,
"Dasar tak berguna,.. memalukan.."
Setelah itu dia berlalu begitu saja dari sana.
Tapi Si gendut Fei Fei tidak menyerah, dia berteriak dengan suara yang sedikit cadel dari belakang sana.
Karena mulutnya berlumuran darah akibat beberapa giginya yang tanggal.
"Guru mohon bantu balaskan dendam murid..!"
"Jangan ampuni bajingan, yang telah mempermalukan perguruan kita..!"
Ucap Si gendut Fei Fei sambil berlutut dan menyembah kearah gurunya.
Yu Ming dan gurunya, yang juga sedang menuruni undakan tangga.
Tentu saja mereka mendengar dan melihat dengan jelas apa yang Si gendut Fei Fei ucapkan dan lakukan.
Saat melewatinya, Yu Ming sengaja berpura-pura ingin memukulinya.
Sehingga Si gendut Fei Fei buru buru mengangkat sebelah tangan nya, yang masih bisa di gerakkan. Untuk menutupi wajah dan kepalanya, yang terlihat babak belur, kacau balau berantakan.
Tapi itu hanya gertak saja,
Setelah itu sambil menahan tawa Yu Ming berlalu dari sana.
Si gendut Fei Fei langsung menyumpahinya dari belakang,
"Dasar bajingan, kamu akan terima karma mu nanti..!"
Tapi Yu Ming justru menanggapinya dengan lambaian tangan tanpa menoleh.
Hal ini tentu nya, membuat Si gendut Fei Fei keki hingga rasanya ingin muntah darah.
Saat Yu Ming dan gurunya tiba di areal arena pertarungan, Ji Lian Hua sudah hadir ditengah arena, menanti kedatangan Yu Ming.
Yu Ming menoleh kearah gurunya, mengangguk kecil, lalu dia segera melompat melayang kearah arena.
Tapi berhubung dia tidak punya tenaga dalam, hanya ada tenaga luar.
Keinginan dan kenyataan tidak sesuai, belum juga 3 meter lompatannya.
Yu Ming sudah mendarat keatas tanah, karena pendaratan yang terburu buru dan kurang terkontrol.
Yu Ming terpeleset di pinggiran undakan anak tangga bagian teratas.
Sehingga tubuh Yu Ming terhuyung-huyung kedepan, dia hampir memeluk Ji Lian Hua.
Bila Ji Lian Hua tidak mundur selangkah kebelakang menghindarinya.
Akibat tidak menemukan pegangan, Yu Ming makin tidak stabil langkah nya
Dia jatuh terjerambab di depan Ji Lian Hua, bila kedua tangannya tidak menahan lantai.
Tentu saja dia sudah mencium ujung sepatu Ji Lian Hua.
Yu Ming buru buru bangkit berdiri dengan wajah merah padam.
Thian Cien Sen Ni semakin memandang rendah dan mencibir tingkah laku Yu Ming.
"Belum juga mulai, sudah bikin malu.."
"Aku mau lihat apa mulut mu sebesar kemampuan mu..?"
"Memalukan.."
Ucap Thian Cien Sen Ni memandang rendah ke Yu Ming.
Tidak ada yang tahu, hal ini sengaja Yu Ming lakukan, agar kewaspadaan lawan menurun.
Dia memang sengaja lakukan hal tersebut, agar lawan meremehkan dirinya, sehingga berkurang kewaspadaannya.
Dengan cara ini, dia bisa membantu memuluskan strategi kemenangannya nanti.
Ditempat lainnya, di tepi arena, saat melihat aksi konyol Yu Ming, murid murid wanita Thian Cien Pai, tidak bisa menahan tawa.
Mereka terpaksa menutupi mulut mereka masing-masing dengan punggung tangan mereka.
Agar suara tawa mereka, tidak terdengar jelas oleh guru mereka.
Mereka takut akan menuai kemarahan dari guru mereka, bila terlalu heboh.
Ji Lian Hua diatas panggung juga menahan senyum dan berkata pelan,
"Kamu tidak apa-apa..?"
Yu Ming tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dia buru buru berkata,
"Tidak apa apa, kita mulai saja.."
Ji Lian Hua mengangguk dan berkata,
"Baiklah,.. kamu bersiaplah.."
Begitu selesai ucapan nya sarung pedang terbang, sudah berada di ujung hidung Yu Ming.
Yu Ming dengan gerakan cepat memiringkan wajahnya, sehingga serangan tersebut lewat.
begitu saja di depan wajahnya.
Begitu serangan pertama gagal, serangan kedua sudah datang menyusul.
Seperti jurus sebelumnya, hanya kini lebih sempurna Ji Lian Hua menyerang 16 titik ditubuh Yu Ming, dalam satu pergerakan pedang nya.
Yu Ming yang tidak yakin jurus Naga Emas Mengibaskan Ekor, sanggup seperti sebelumnya.
Berhasil mematahkan serangan Ji Lian Hua, yang kelihatannya sudah di modifikasi. Secara khusus, untuk menghadapi kibasan Golok nya.
Jadi Yu Ming memilih memainkan jurus,
"Naga terbang ke angkasa..!"
Tubuh Yu Ming melesat keatas setinggi 4 meteran, sehingga serangan Ji Lian Hua menemui tempat kosong.
"Blaaarrrr...!"
Pinggiran di seputar arena meledak oleh serangan Ji Lian Hua yang meleset.
Sebaliknya Yu Ming dari atas, sudah meluncur ke bawah, menyerang Ji Lian Hua dari arah belakang punggungnya.
"Naga Emas Membelah Bumi.."
Angin berkesiur kuat, di ikuti oleh cahaya golok dan bayangan Naga, menerjang kuat kearah punggung Ji Lian Hua.
Ji Lian Hua langsung melepaskan energi pelindung, berbentuk kubah cahaya Biru. Untuk melindungi dirinya dari serangan Yu Ming.
"Boooommm...!"
Terjadi ledakan dahsyat, kubah sedikit melesak kedalam, oleh daya serang Golok Naga Emas.
Tapi sesaat kemudian sudah di pentalkan kembali keudara, oleh kekuatan energi perisai Ji Lian Hua.
Saat Yu Ming terpental oleh tenaganya sendiri yang membalik, Ji Lian Hua tanpa ampun, langsung terbang menyusul.
Dia langsung berubah menjadi 8 bayangan menutup jalan mundur Yu Ming.
Menyerangnya dengan tusukan energi pedang berseliweran di sekitar tubuh Yu Ming .
gunakan akal yang ada di otak kecilmu itu toooood
aish...otooood..otood
bukannya bbrp paragraf di atas sudah dijelaskan, kota an sudah dikuasai????
kok ditargetkan lagi
GUOBLOG nih otoodnya
knp ndk sekalian sama jenis batu pondasi arenanya juga????????
bagaimana dengan ketua sekte, kaisar dan para ahli lainnya???
mungkin, sekali bertarung menghabiskan 10 bab
terlalu LEBAY