Doctor Cantik Vs Mafia Tampan

Aku membuka perlahan mataku setelah setengah kesadaran ku kembali . buram , itulah yang pertama kali kulihat , Aku kembali menutup kedua mataku dan membiasakan cahaya redup memenuhi penglihatan ku namun saat hendak menutup kedua mataku tiba-tiba aku tersadar saat merasakan dua tanganku terikat di masing-masing sisi ranjang .

Aku memberontak dan menarik kedua tanganku hingga membuatku meringis kesakitan . Aku terus melirik kearah ruangan yang tidak aku kenali sama sekali bahkan di sana sangat gelap karna pencahayaan yang hanya seadanya .

Aku kembali mengingat dan aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat . yang aku ingat adalah aku yang jatuh pingsan karena sebuah obat bius dan Thomas berniat menjadikan aku umpannya .

Aku mendadak panik dan terus merontakan tubuhku untuk melepaskan ikatan yang ada pada kedua pergelangan tanganku , aku bahkan tidak memperdulikan goresan-goresan pada tanganku saat ini yang aku inginkan hanyalah lari dari ruangan ini .

Aku terus berusaha sampai akhirnya aku mendengar suara pintu yang terbuka . Kulihat seorang pria tinggi dengan rambut Merah gelapnya menghampiriku , Pria itu menatapku penuh minat membuatku risih dan ketakutan setengah mati .

Pria itu berjalan kearahku dan duduk di sisi ranjang ku , dia terus menatapku dan kulihat dia menjil*t bibir bawahnya . Aku yang melihatnya pun merasa jijik dan terus memberontak saat sosok pria itu menyentuh pipiku.

" Berhenti menyentuhku , Brengs*k " teriakku marah namun pria itu justru tertawa membuat ku menatap kesal kearah nya

" Oh ayolah sayang , kau adalah pelacur yang menjadi hadiahku , karena saat ini aku baru saja memenangkan lotre " ucapnya berbisik ditelingaku

Aku terus meronta menjauhkan wajahku darinya namun pria itu justru menjil*t lubang telingaku dengan lidah nya hingga membuat Aku berteriak meminta tolong pada siapapun namun pria itu hanya tertawa menjijikan .

Tubuh tingginya kini berpindah mengurung tubuhku yang terus meronta di atas ranjang membuat ku semakin tak karuan saat ini .

" Jesper , kau perlu tau namaku untuk mendes*h nanti , manis " ucapnya pelan tepat di depan wajah dan bibirku

Aku terus mencoba untuk melepaskan ikatan ku namun semua itu sia sia yang aku rasakan hanya kesakitan pada tangan saat ini .

Seketika aku teringat sesuatu , Pria yang bernama Jesper adalah orang yang dibicarakan oleh Bruce dan juga Thomas pagi tadi . Seketika tubuhku terasa kaku dan hatiku terasa sangat sakit saat mengingat bahwa aku benar-benar di jadikan umpan oleh Thomas .

Kulihat pria itu mendekatkan bibirnya pada pipiku hingga membuat aku semakin merontakan tubuhku seketika kurasakan sebuah lidah menjil*ti pipiku , Hal itu membuat ku menangis dan berteriak terus-menerus hingga sebuah tamparan keras aku dapatkan saat aku dengan sengaja menendang kejantanan miliknya.

" Oh wanita brengsek , kau jal*ng sial*n ! " Ucapnya murka penuh amarah

Aku kembali mendapati tamparan lain pada pipi kiri ku bahkan rambutku ditarik sehingga tubuhku terangkat dan bertatapan dengan mata abu-abu miliknya . dia menyeringai kejam dan mendekatkan bibirnya telingaku .

" Kau sangat seksi , sayang " ucap nya pelan namun dalam tepat di telingaku

" Pant*tmu sangat bulat dan seksi , sayang " ucapnya lagi membuat aku meronta karna jijik namun dengan kasar dia menghempaskan tubuhku keatas ranjang tersebut .

Dia mendekatkan wajahnya pada leherku namun detik berikutnya dia menarik paksa benda yang tertempel pada belakang telingaku , aku bahkan tidak tau apa itu.

" Oh lihat ini , siapa yang menyuruhmu , Jala*g ! " Ucapnya marah padaku Seraya menghimpit daguku dengan tangan besarnya

Aku yang tidak mengerti hanya terdiam sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhku .

" Siapa yang mengutusmu , brengs*k ! " tanyanya lagi dengan sangat marah sambil menampar keras pipi kiriku

Tamparan itu terasa sangat keras dan pedas di pipiku bahkan aku bisa merasakan rasa anyir darah dan denyutan pada gigi ku saat ini . Sebisa mungkin aku terus menjaga kesadaranku untuk tetap sadar namun pukulan demi pukulan aku dapatkan di tempat yang sama sedangkan kedua tanganku masih terikat satu sama lain .

" Uhuk..huk..."

Kini darah segar keluar dari mulutku bahkan kesadaran ku saat ini sudah tidak seratus persen namun aku masih bisa melihat kearah orang itu walaupun dengan pandangan buram.

Ku rasakan orang itu berhenti memukuliku dan kulihat dia berdiri seraya mengambil sesuatu pada saku celananya . Aku melihat ia mengeluarkan sebuah pisau lipat yang sangat tajam dan siap menggores siapapun.

Aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat pada pria itu namun Pria itu hanya menatap ku tajam sambil tersenyum miring seraya tangannya yang memegang pisau di ayunkan kearahku . aku yang ketakutan hanya bisa memejamkan mataku dan mencoba pasrah jika memang aku harus mati saat ini namun aku tidak merasakan apapun saat itu .

Aku pun mencoba membuka mataku dengan perlahan dan mendapati punggung seseorang yang melindungi penglihatan ku . aku menatap sosok orang itu dan mendapati Thomas yang tengah membelakangi ku dengan tangan yang menahan pisau dari orang itu bahkan darah segar menetes kelantai dan semakin mengalir .

" Brengs*k " Maki Pria itu saat melihat sosok Thomas

" Aku akan membunuhmu . kepalamu akan aku berikan pada anjing-anjing liar di jalanan dan jantung mu akan aku berikan pada burung gagak yang kelaparan "ucap Thomas dengan suara dingin dan datar

Aku tidak tau bagaimana bisa karena detik berikutnya Thomas sudah menggenggam pisau tajam itu , ku lihat Thomas menahan tusukan pisau itu dan memutar tangannya lalu menyebabkan tajamnya pisau menyentuh tubuh Jesper ,

Thomas menarik kedua tangannya bersama dengan pisau yang dilumuri oleh darah , Satu tusukan Thomas layangkan sampai tusukan entah keberapa aku pun tak menghitungnya . aku dapat melihat sosok Jesper yang terjatuh dilantai dengan darah yang berlinang di sana , Thomas melempar pisau itu dan memutar tubuhnya kini tangan Thomas berlumuran darah karena lukanya dan campuran darah milik Jesper hingga membuat aku terus menjerit ketakutan .

" Kau sangat berisik " ucap Thomas seraya melemparkan jasnya kearah ku hingga menutupi kepalaku sehingga aku tidak bisa melihat mayat mengerikan itu lagi

" Semua akan baik baik saja , Hellen " ucap Thomas seraya kurasakan sentuhan pada pucuk kepalaku

Aku merasa ikatan pada kedua tangan ku terlepas namun aku masih enggan untuk melepaskan jas yang menutupi kepalaku hingga kurasakan rasa nyaman saat Thomas memeluk tubuh ku seraya mengusap pucuk kepalaku , aku bahkan tidak mempermasalahkan darah yang mengalir pada tangannya saat itu

Aku terus menangis dan terisak di pelukan Pria itu , kurasakan tepukan dan usapan dari tangan Thomas seolah menenangkan hatiku .

" Semua akan baik baik saja , Hellen " ucapnya lagi setelah beberapa menit tak ada ucapan yang keluar dari mulutnya

Thomas hanya mengucapkan hal yang sama namun itu sangat menenangkan ku walaupun pelafalan nya terdengar datar namun itu sangat manis menurut ku .

Dan entah mengapa aku tidak merasa marah atas perbuatan nya saat ini padaku . saat dia mengucapkan kalimat itu dan aku mendengar nya , aku merasa dia masih memiliki hati dan perasaan .

" Kali ini kau benar-benar tidak bisa pergi dariku Hellen , kau berhutang banyak hal padaku " ucapnya lagi namun aku hanya terdiam dan masih setia dengan tangisku

.

.

.