Diam Cupu, Ternyata Ratu

"Apa kamu sudah tidak waras anakku Sati ??!!" kata Daksha penuh amarah.

"Bukankah ayahanda sendiri yang bilang, aku boleh memilih langsung siapa yang akan jadi suami ku ?" Dewi Sita menjawab lembut namun tidak kalah tegas.

"Tapi dia sangat tidak layak anakku, dan dia adalah penganut dewa yang tidak boleh disebut namanya.." kata Ayah Daksha.

"Maksud ayahanda Mahadewa ?" ucap polos Dewi Sati

"SATI !!" ayah Daksha terpancing amarah saat mendengar anak bungsunya menyebut Mahadewa dengan sangat ringan.

"Ayah... keputusan ku sudah bulat dan tidak akan berubah, aku tidak peduli Rudra berasal darimana, penganut dewa siapa, aku hanya merasa dia yang layak menikahi aku !!" kata Dewi Sati lembut tapi tegas.

"Jika itu keputusan mu anakku, dengan sangat berat hati aku akan mengabulkan.." ucap ayah Daksha masih dengan nada emosi.

"Tapi sampai mati pun aku tidak akan merestui pernikahan kalian.." tutur Daksha

***

Akhirnya persiapan pernikahan pun dilaksanakan secara mendadak, upacara pernikahan akan diselenggarakan esok hari.

Para pelayan keluarga Daksha sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, meskipun aliran kepercayaan berbeda namun tata cara adat pernikahan masih memakai pakem yang sama.

Sebuah ruangan disulap menjadi sangat megah nan mewah , dengan hiasan khas acara pernikahan diseluruh sudut rumah. perabotan dari emas yang berkilauan, ingin menunjukkan pada siapa pun yang akan hadir nanti bahwa keluarga Daksha adalah yang paling kaya diseluruh wilayah .

Ratusan pelayan dikerahkan untuk membantu jalannya upacara suci yang mendadak. Pendeta pendeta terbaik juga dipanggil untuk memimpin jalannya upacara pernikahan dewi Sati dan Rudra.

***

Didalam kamar Dewi Sati..

"Keputusan mu sangat nekad anakku, kenapa suka sekali membuat murka ayahandamu ?" kata Ibu dewi Sati yang bernama Prajsti.

"Ayah sangat menyayangi aku ibu, aku yakin seiring berjalannya waktu ayah akan bisa menerima keputusan yang aku pilih.." ucap Dewi Sati sembari memakai lulur pengantin.

"Ibu memikirkan masa depanmu anakku..." ucap Ibu Prajsti lagi

"Bagaimana kamu bisa hidup tanpa bergelimang harta seperti dikeluarga ini ? Rudra hanyalah seorang musafir yang tidak memiliki tempat tinggal tetap.. dan dia adalah penganut dewa yang tidak boleh disebut namanya di keluarga kita.. ibu sedih nak.." kata ibu Prajsti panjang lebar.

"Tenanglah ibu, aku pasti bisa bertahan dengan keputusan ku, dan aku akan selalu menyayangi kalian sebagai keluarga ku.. " Dewi Sati selesai memakai lulur pengantin.

Sembari menunggu Lulur mengering, mereka melanjutkan pembicaraan antara ibu dan anak. Mengenang kembali bagaimana masa kecil dewi Sati yang selalu membuat masalah namun tidak pernah sekalipun dihukum Ayah Daksha.

Hingga hampir larut malam, ibu Prajsti beserta para pelayan keluar dari kamar Dewi Sati , membiarkan dewi Sati beristirahat untuk menyambut hari pernikahan besok pagi.

***

Kembali pada Dyah Pramodhawardani..

"Apakah artinya kamu tidak berhasil menikah dengan Mahadewa ?" tanya Dyah Pramodhawardani

"Rudra adalah jelmaan Mahadewa putri Dyah Pramodhawardani.." kata dewi Sati sembari tersenyum jenaka saat mengingat hal itu

"Kamu membuat Ayah dan seluruh keluarga mu susah dewi Sati, aku mana berani melakukan hal seperti mu hehe..." ucap Dyah Pramodhawardani akrab.

"Pernikahan itu adalah awal dari kehancuran keluarga ayahku putri Dyah Pramodhawardani.." dewi Sati mulai berkaca kaca.

***

Melanjutkan cerita dewi Sati..

Pernikahan besar keluarga Daksha dengan kaum musafir, antara anak bungsu kesayangan dewi Sati dengan Rudra yang sangat kontroversi bagi seluruh masyarakat di wilayah kekuasaan keluarga Daksha.

Seorang penganut fanatik suci dewa Brahma melakukan pernikahan dengan penganut setia Mahadewa, satu satunya dewa yang tidak boleh disebut namanya di keluarga Daksha.

Bukankah ini seperti sebuah teguran ? bahwa kita tidak boleh terlalu membenci orang lain, karena terlalu membenci adalah hampir sama dengan terlalu mencintai , hanya saja cara pengungkapan nya yang berbeda ?

***

Acara pernikahan berlangsung dengan lancar tanpa halangan satu apapun, bahkan keluarga Daksha merasa sangat terhormat kala melihat dewa Wisnu dan dewa Brahma menghadiri acara ritual suci pernikahan anak mereka.

Padahal pada pernikahan dua kakak dewi Sati tidak satu dewa atau dewi yang muncul .

Namun tanpa keluarga Daksha sadari, kehadiran dewa Wisnu dan Dewa Brahma serta dewa dewi lainnya adalah karena mempelai pria adalah jelmaan dewa Siwa, yang dianggap sebagai dewa tertua diantara dewa Trimurti dan seluruh dewa dewi dipenjuru alam semesta.

Seperti adik yang menghadiri pernikahan kakak tertua mereka, dewa Wisnu dan dewa Brahma tidak berhenti tersenyum dan memberikan restu , doa doa yang baik kepada dua mempelai.

Begitu juga dengan para dewa dewi lainnya, yang juga memberikan restu dan lantunan doa kebaikan untuk dewa tertua junjungan mereka di seluruh alam semesta.

***

Ayah Daksha Semakin merasa besar kepala, seolah olah para dewa dan dewi yang hadir adalah karena kemewahan yang dia ciptakan dalam menyambut ritual suci pernikahan dewi Sati.

Dan semakin percaya diri karena keluarga ayah Daksha tidak melihat kehadiran musuh nya, mahadewa beserta pengikutnya. Yang secara tidak langsung membuat ayah Dakhsa semakin sombong

"lihatlah bagaimana kekuasaan ku bekerja... kemewahan dan kemegahan seperti ini bagaimana bisa ditolak." Batin ayah Dakhsa sombong.

Dari awal hingga akhir acara, keluar Daksha tidak henti hentinya menyombongkan diri..

Hal ini tentu saja terbaca oleh para dewa dan dewi yang hadir , namun mereka tidak ada yang berani menegur kesombongan keluarga Daksha karena menghormati Mahadewa.

***

"Ayah mertua..." panggil Rudra kepada Daksha.

"Aku tidak sudi menerima mu, meskipun telah menjadi suami anakku Sati !!" kata ayah Daksha.

"Sati tetap anakku dan kau bukanlah siapa siapa " lanjut nya,

"Aku tahu tujuanmu yang sebenarnya adalah demi gelimang harta milik keluarga Daksha yang termasyhur dan terkenal sangat kaya bahkan tidak akan ada habisnya..ha ha ha.." kata Ayah Daksha congak.

"Ayah... ayahanda jangan bicara seperti itu pada suamiku.." dewi Sati menengah i mereka berdua.

"Rudra akan mengajak aku tinggal di manapun dia tinggal..." ucap dewi Sati.

"Kamu akan tetap tinggal disini anakku Sati.." kata ayah Daksha tegas

"Ayahanda... aku sudah memutuskan bukan ? dan ayahanda sudah berjanji akan menerima apapun keputusan ku.." lanjut dewi Sati menjelaskan.

Dewi Sati akan ikut kemanapun Rudra membawa nya, meskipun Dewi Sati sendiri tidak tahu seperti apa tempat yang akan dia tinggali bersama suaminya itu.

Namun hati dewi Sati merasa ini adalah apa yang memang harus dia lakukan ,maka dewi Sati berani mengambil keputusan meskipun itu menyakiti keluarga nya, dia menganggap keluarga nya tidaklah sejahat yang orang lain katakan, keluarga nya pasti akan mengerti dan merestui.

***

Setelah drama perpisahan yang sangat mengharu biru disertai tangisan seorang anak perempuan kesayangan keluarga Daksha ,

Dengan berat hati keluarga Daksha melepas kepergian anaknya, ada rasa tidak rela namun juga tidak ingin membuat dewi Sati sedih , jadi mereka hanya bisa menyetujui apa yang menjadi keinginan dewi Sati.

**bersambung..

***

Cerita ini tidak sepenuhnya nyata ,juga tidak sepenuhnya halu

Like, komen, hadiah ..

vote dan favoritkan untuk update selanjutnya

Sugeng Rahayu 🙏**