NovelToon NovelToon
Night Destiny

Night Destiny

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: AfkaRista

Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.

Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.

Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan Terbesar

Tubuh Anya terkesiap. Dadanya bergemuruh hebat. Dan kakinya terasa lemas. Akhirnya, setelah dua puluh enam tahun, putrinya yang hilang kini ditemukan. Anak yang dia lahirkan dari rahimnya sendiri sudah ketemu.

"Ternyata aku benar, dia adalah Khanza ku. Dia Khanza, putriku yang ku lahirkan dari rahimku sendiri," Anya tergugu dengan perasaan campur aduk. Tangis bahagianya tak bisa dia tutupi, "A-akhirnya putriku ditemukan. Akhirnya aku bisa memeluknya. D-dia bahkan sudah besar dan sudah menikah!," perempuan itu mengusap sudut matanya.

Danar sendiri membeku, ada perasaan yang tidak bisa dia gambarkan. Semua perbuatannya pada Salsa kembali terlintas. Ucapan kasar yang dia lontarkan untuk wanita itu, nyatanya dia berikan pada anaknya sendiri, anak kandungnya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu!."

"T-terima kasih, dok!."

Anya kembali diam, dia masih merasa semuanya seperti mimpi. Hatinya senang luar biasa. Tak bisa digambarkan bagaimana perasaannya kini.

"Ayo Mas, kita ke ruangan Salsa. Aku ingin memeluknya. Aku ingin memeluk putri kita!," ucap Anya antusias.

Danar memandang istrinya dengan sendu, Anya begitu bahagia, diapun bahagia. Hanya saja, ada penyesalan terbesar yang mengganjal dihatinya. Akankah Salsa memaafkan dirinya dan mau menerimanya sebagai Ayah.

"Ayo Mas. Kamu kenapa diam saja. Aku ingin bertemu dengan putri kita!."

Anya tak menunggu lagi, dengan tergesa dia berjalan ke ruangan dimana putrinya dirawat. Danar juga akhirnya mengikuti sang istri. Namun disetiap langkahnya, dia kembali di dera perasan bersalah. Tidak hanya menyakiti Salsa secara bathin tapi dia juga menyakiti Salsa secara fisik, bahkan karena Danar pulalah, cucunya sampai meninggal dunia.

"Mas, kenapa kamu lama sekali!," Anya berbalik lalu menatap suaminya yang berada jauh dibelakang.

"Kamu itu, apa kamu tidak mau menemui anak kita? Kenapa malah diam disitu?," dengan kesal Anya menghampiri suaminya. "Ayo!."

Tarikan tangan istrinya tak mampu membuat Danar melangkah. Anya menatap Danar yang juga menatapnya, "Mas?."

"A-aku takut, Nya. Aku takut dia tidak mau menerimaku!," kata Danar lirih.

Anya menatap netra sang suami, terlihat jelas raut penyesalan diwajahnya. "Kamu memang bersalah. Tapi bagaimanapun kamu tetap Ayahnya. Kita tidak akan tahu hasilnya jika belum mencoba. Kalaupun belum berhasil, kita hanya harus lebih berusaha!."

Danar tersenyum getir, dia bahkan yakin tidak akan mudah mendapat maaf dari putrinya apalagi Azka. Sumpah pria itu masih terngiang di kepalanya.

"Kita coba ya, Mas. Bukankah sudah lama kita mencarinya? Sekarang Khanza ada didepan mata kita. A-aku hanya ingin memeluknya. Mengganti kasih sayang yang selama ini tidak aku berikan!."

Danar membawa Anya dalam pelukannya, dia masih sangat ingat bagaimana terpuruknya Anya atas kehilangan Khanza. Dan sekarang putrinya sudah kembali, putrinya sudah ditemukan. Sudah saatnya mengganti kasih sayang yang hilang dua puluh enam tahun ini.

"Ya sudah. Ayo kita ke ruangan Salsa. Apapun hasilnya nanti, kita tidak boleh menyerah!," seru Danar.

Anya mengangguk, "Ayo kita kesana. Aku sudah tidak sabar ingin memeluknya!."

Dua orang paruh baya itu berjalan beriringan menuju ruangan putrinya dirawat. Ada perasaan gugup kala mereka tiba didepan kamar rawat Salsa. Dengan keberanian penuh, Danar membuka handle pintu, netranya mencari ke semua sudut.

"Kamarnya kosong, Mas. Apa mungkin dia dipindahkan?."

Danar segera keluar dari kamar tersebut, melihat suster lewat, pria itu langsung bertanya.

"Sus, pasien di kamar ini apa dipindahkan ke kamar lain?."

Suster tersenyum, "Nona Salsa ya. Beliau sudan pulang beberapa jam yang lalu!."

Deg

Keduanya terdiam, rupanya Salsa sudah pulang. Itu artinya mereka harus kerumah Dirga jika ingin bertemu dengan putrinya.

"Nya, putri kita sudah pulang."

Anya menatap suaminya, "Iya Mas. Itu artinya kita harus ke rumah mbak Gita!."

Danar mengangguk, dia telah membulatkan tekad. Dia merindukan putrinya, dia ingin memeluk putrinya, jadi apapun yang harus dia tempuh untuk bertemu Salsa akan Danar lakukan.

"Kita akan ke rumah Dirga sekarang!."

Anya menatap suaminya sedikit ragu, pasalnya terlahir mereka bertemu, keduanya berkelahi. Melihat kekhawatiran diwajah istrinya, Danar merangkul pundak Anya.

"Tidak akan terjadi apa-apa. Kita memang harus kesana jika ingin bertemu Khanza!."

*

*

Perjalanan ditempuh selama empat puluh lima menit. Mobil Danar sudah tiba di depan gerbang rumah Dirga. Dengan sigap satpam membukakan pintu. Lalu Danar kembali mengemudikan mobilnya hingga di garasi. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berdua turun dan berjalan ke arah pintu utama.

Anya memencet bel rumah Gita, tak berselang lama seorang pembantu membukakan pintu.

"Oh, orang tuanya neng Salwa. Mencari siapa ya?."

"Apa mbak Gita ada dirumah?," tanya Anya.

"Wah, semuanya pergi, Bu. Tidak ada orang disini!."

Anya kembali menelan kekecewaan, "Mereka pergi kemana ya, kalau boleh tahu?."

"Semuanya pergi kerumah barunya den Azka."

Danar dan Anya saling tatap, "Jadi, Azka pindah rumah? Bersama istrinya?."

"Benar, Bu!."

"Em, apa bibi tahu dimana alamat rumah barunya Azka?," tanya Anya ragu

"Wah, kalau itu saya kurang tahu."

Lagi, Anya kembali menelan kekecewaan. Namun dia tidak akan menyerah begitu saja. Puluhan tahun dia mencari putrinya dan sekarang setelah ditemukan, tentu Anya akan melakukan berbagai cara agar bisa bertemu, berkumpul, memeluk bahkan menghabiskan waktu berdua dengan Salsa.

"Mau apa kalian ke rumahku?."

Dirga dan Gita yang baru pulang dari rumah baru Azka langsung disambut kedatangan mantan calon besannya.

"Mau apa kemari, hah. Mau membuat ulah lagi?," tanya Dirga sengit. Jika biasanya Gita akan menahan suaminya agar tidak emosi, kali ini perempuan itu terlihat cuek.

"Mbak, kedatangan kami kemari adalah untuk menemui Salsa," terang Anya.

Dahi Gita berkerut, "Untuk apa kalian mencari menantu ku? Tidak cukupkah suamimu membuat dia kehilangan bayinya? Apa masih kurang pembalasan suamimu terhadap Salsa hingga kalian harus datang kemari!."

Anya menatap mantan istri suaminya, kali ini sikap Gita terkesan dingin. Padahal biasanya perempuan itu sangatlah ramah, "Maaf mbak. Kami hanya ingin meminta maaf. Kami tidak punya tujuan lain!."

"Apa maaf kalian bisa mengembalikan cuuc kami?."

Anya menggeleng pelan, "Sebaiknya kalian pulang. Jangan mendekati menantu ku lagi. Dia sudah cukup terpuruk karena kehilangan anaknya. Jadi aku minta, jangan membuka luka hatinya dengan melihat kalian!."

Mata Anya berkaca-kaca, keinginan untuk melihat bahkan memeluk putrinya, sepertinya harus Anya tunda.

"Tolong Dir, kami hanya ingin meminta maaf kepada Salsa. Atau berikan saja alamat rumah baru Azka!," ucap Danar.

Dirga tersenyum sinis, "Kamu pikir aku bodoh begitu saja memberikan alamat rumah Azka padamu? Pulanglah, karena kami tidak akan pernah memberi tahu dimana mereka tinggal," putus Dirga. Dia mengajak istrinya masuk kedalam rumah tanpa mempersilahkan keduanya masuk.

"Tolong, Dirga. Aku benar-benar harus menemui Salsa!."

Dirga berbalik, dia menatap mantan rivalnya dengan kesal dan jengkel. "Kamu tahu bahasa manusia kan? Dengarkan ini baik-baik. Sampai kapanpun, aku tidak akan membiarkanmu mengusik hidup putra dan menantuku. Jadi silahkan angkat kaki dari rumahku!."

"Salsa adalah Khanza. Anak kandung kami yang hilang!."

1
Sri wartuti Tuti
tinggal Lin aja azka... perempuan egois
Lies Atikah
lumayan si alika karna diberi harapan yah ngekorlah kecuali kamunya tegas dan ingat bini
Lies Atikah
Azka si alika kok ga k di tengok bukankah butuh perlindungan kasih sayang darimu kasian Azka kesempatan emas nih gak usah ngumpet2 lagi buat ketemu
Lies Atikah
Azka dapat dong celupan geratis bonus ngpain sedih SiAlika menunggumu tuh
Lies Atikah
makan tuh si alika dasar si azka meleu sukurin bini sendiri di antep eh malah sibuk dengan yang lain dengan alasan walau aku sama yang lain tapi cintaku hanya untukmu kamu harus percaya begitu kan emh meuni geileuh
Lies Atikah
si Azka ..mah meleu gak peka jadi geuleuh ah
Lies Atikah
so seet banget
Lies Atikah
si salwa lain di mulut lain dihati semoga kejahatan mu kembali kepadamu
Lies Atikah
tegas semoga bini nya juga gitu berani melawan kalau ada orang yang macam2 tidak lemah dan mengalah mulu lanjt
Lies Atikah
suka yang gemes 2 sin semangaaaat thor
Lies Atikah
jangan kalah Salsa lawan ingat dia bukan adikmu lagian Azka kamu apa susah nya bilang akumencintai istri ku ih dasar si salwa gak punya harga diri serasa X pdahal cuma anak pungut dari tong sampah
Lies Atikah
Salsa anak kandung kalau si salwa anak angkot jadi gak sedarah
Lies Atikah
hemh makan tuh si salwa dasar manusia arogan
aida eljinan
aku suka bgt sama semua novel author, ceritanya bagus gak membosankan, bahasanya, alurnya semua keren
semangat thor
Sunny Kwok
Luar biasa
Muslika
goblokk Lo azka
Muslika
kak...semua cerita mu best bangett keren,bahasa y,alur y sungguh menawan TPI sayang like komen y dikit..semoga mkin berkembang dan byak pembaca
Jati Empina
asyik menuntut kepercayaan tapi kelakuan sangat mencurigakan...kepercayaan tidak ada rahsia baru tidak ada Salah faham
Jati Empina
nasib akza punya ADIL yang peka
Jati Empina
dengki kalau sudah mendarah daging memang susah di buang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!