Bijaklah dalam membaca!!
Firo, seorang pria malang yang dianggap gila. Salah satu keluarganya sengaja mengasingkan Firo dan mencampurkan ganja di makanannya sejak kecil. Dia sanggup bertahan hingga dewasa demi mengungkap siapa pelaku pembunuh ibunya.
Medina, gadis cantik yang mau menikah dengannya, menemani Firo mengungkap misteri yang tersimpan rapat di keluarganya.
Balas dendam, pembunuhan dan keikhlasan mengiringi perjalanan pernikahan mereka yang penuh dengan cinta dan tangisan.
Akankah mereka berakhir bahagia? Atau akan berakhir menyedihkan?
Simak kisahnya disini.
follow Ig author: @afsheen_yanyan
Cerita ini di bumbui adegan romantis, balas dendam dan juga pembunuhan.
Terimakasih sudah membaca novelku
jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Salam hangat_Afsheen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afsheen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinner.
"Lepaskan aku." Medina memukul tangan seseorang yang tiba-tiba menutup kedua matanya.
Firo menarik Medina ke dalam kamar yang lebih mirip rumah berukuran kecil. Sesampainya di dalam Firo melepas tangannya.
" .......Kejutaaaannnn........."
"Selamat ulang tahun honey"
Medina terkejut ketika di depannya sudah ada kue ulang tahun.
Firo menyalakan api di atas lilin kue ulang tahun. Firo juga menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Medina.
"Terima kasih Firo dari mana kamu tahu hari ini hari ulang tahunku? Aku saja tidak mengingatnya," ucap Medina ketika selesai meniup lilin.
"Aku tahu semua tentang dirimu, honey. Bahkan aku juga tahu berapa ukuran sepatu, baju, bahkan
dalaman pakaianmu," seru Firo.
Apa? Dasar mesum. Gumam Medina.
Medina mencubit perut Firo.
"Au... ampuuunnn" Firo meringis kesakitan.
"Berarti selama ini kamu sering mengintip ku ketika mandi" Medina melotot.
Firo semakin terkekeh-kekeh.
Ketika Medina hendak mencubit lagi. Firo berlari menghindar.
"Tidak ada salahnya kan kalau aku mengintip istriku sendiri,"
"Ahh... tubuhku! Dasar otak mesum" Medina menutup dadanya kemudian diambilnya bantal.
Medina melempar bantal tapi Firo berhasil menangkapnya.
"Tunggu.. tunggu.. tadi kamu panggil aku apa," ucap Medina.
"Honey," jawab Firo enteng.
"Apa?"
"Mulai sekarang aku akan memanggilmu, Honey" Firo berbisik di telinga Medina. Bisikan Firo yang hampir mengenai tengkuk lehernya. Membuat birahi Medina bergetar.
"Aku punya sesuatu buat kamu sebagai hadiah ulang tahunmu," Firo memoleskan cream kue ke hidung Medina, "Ikutlah denganku!"
Firo menarik tangan Medina mengajaknya ke ruang bawah tanah.
"Waaaahhh..." Medina terkesima melihat cahaya di atasnya.
Ketika lampu di matikan langit langit ruang bawah tanah itu seperti pemandangannya bintang bintang yang bertaburan sungguhan.
Mereka seperti sedang dinner di luar.
Firo mengajak Medina untuk duduk di meja makan ruangan itu yang sengaja ia buat untuk memberi kejutan istrinya.
Semua makanan ala restauran terhidang di meja itu. Mereka duduk saling berhadapan.
"Makanan ini sengaja aku yang buat semuanya spesial untukmu," ucap Firo mempersilahkan Medina mencicipi makanan yang sengaja dia buat untuknya.
Medina lalu mencicipi nya.
"heeemmm makanannya sangat lezat sekali, dari mana kamu belajar masak? Aku yang perempuan saja belum tentu bisa membuatnya." Mulut Medina tak berhenti mengunyah.
"Makanlah pelan-pelan biar gak tersedak" Seketika tangan Firo membersihkan sisa makanan di bibir Medina dengan sangat lembut.
Medina terdiam baru pertama kali dia membiarkan lelaki lain menyentuhnya.
"Padahal kamu terlihat dewasa tetapi kenapa cara makan mu seperti anak kecil yang baru belajar makan sendiri," ucap Firo meledek Medina.
"Bodoh amat! cacing di perutku sudah menagih ingin terus memakannya," jawab Medina sambil menjulurkan sedikit lidahnya.
"Tahu tidak selain masakan ibuku, Masakan kamu juga membuat nafsu makan ku bertambah," ucap Medina.
"Aku bisa setiap hari memasak untukmu," ucap Firo.
"Terima kasih,"
Firo memang sangat jago dalam memasak, Karena dia tidak mempercayai makanan yang diterimanya dari rumah orang tuanya. Dia sudah terbiasa memasak makanan untuk dirinya sendiri.
Medina berhenti mengunyah ketika dia membuka hidangan kedua dengan sendoknya. Tiba-tiba Medina menemukan sepasang cincin dalam hidangan itu.
"Apa ini?" Medina mengambil kedua cincin itu.
Firo kemudian mendekatkan tempat duduknya dan mengambil kedua cincin couple itu.
"Honey, aku mau kita memakai cincin ini sebagai ikatan kalau kita adalah suami istri" ucap Firo, "Aku tidak peduli kamu mencintaiku atau tidak, tapi berjanji lah kamu tidak akan melepas cincin ini selama kita masih menjadi suami istri"
Firo memegang tangan istrinya.
"Baiklah aku berjanji akan selalu memakainya," jawab Medina sambil tersenyum.
Firo menyematkan cincin di jari manis Medina yang lentik.
"Karena kau suamiku, aku juga akan memakaikannya untukmu" Medina bergantian memasangkan cincin ke jari Firo.
Setelah selesai makan mereka duduk bersantai di sofa sambil menonton Film.
"Kenyang nya... lama-lama aku bisa jadi gendut kalau sering dimanjakan masakan mu"
"Lain kali aku akan mengajarimu memasak," ucap Firo.
"Benarkah?" ujar Medina, Firo mengangguk.
"Aku selalu bermimpi bisa nonton bioskop bersamamu di luar, Bisa dengan bebas bersamamu melakukan apapun tanpa ada ke pura-puraan seperti orang pada film itu," tunjuk Firo ke layar TV.
"Anggap saja sekarang kita lagi nonton bioskop yaa...walaupun kita cuman menontonnya di rumah," ucap Medina fokus melihat layar TV yang sedang menayangkan film romantis.
"Boleh aku tahu, sejak kapan kamu menyukaiku?" Medina menatap wajah Firo.
"Sejak kamu sering kesini, mengantarkan makanan kepada bapakmu," sahut Firo.
"Kamu tahu tidak ketika aku baru pertama ketemu kamu, saat itu kamu melempari ku dengan batu. Aku sangat ketakutan hari itu sampai kalau ada kamu aku langsung lari menjauh,"
"Ha.... haa.. lucu sekali kamu, Honey. Sebenarnya saat itu aku melempari mu dengan batu karena ada ular di depan kamu, Makanya aku mencoba mengusirnya dengan batu tetapi kamu malah berlari ketakutan," jawab Firo sambil tertawa.
"Benarkah? berarti aku salah, harusnya saat itu aku berterima kasih kepadamu"
"Kalau ucapan terimakasih nya dengan yang lainnya aku mau," ucap Firo.
Firo melihat Medina dari atas sampai kebawah.
Medina menutup tubuhnya dengan tangannya.
"Ah tenang saja honey aku tidak akan menyentuhmu. Selama kamu belum bersedia," Firo menarik hidung Medina, "Cukup kamu selalu bersamaku, itu sudah cukup sebagai Terima kasihmu"
Maaf aku belum siap, Firo. Gumam Medina.
Mereka kembali nonton TV, Sementara Firo masih terus bercerita mengenai masa kecilnya ketika baru mengenal Medina.
Adegan di film itu sangat romantis menampilkan kedua pasangan yang sedang kasmaran.
"Ah dasar putri tidur. Baru lihat bahu ngangur aja udah langsung tidur"
Karena saking kenyang nya Medina mengantuk dan tertidur di bahu Firo.
Kemudian Firo mengangkat tubuh Medina ke kamarnya. Firo membiarkan Medina tidur di kasurnya.
Karena takut terjadi sesuatu Firo memutuskan untuk tidur di kasur ruang bawah tanah.
Sebelum meninggalkan Medina, Firo mengecup kening Medina dengan sangat lembut.
"Cup"
"Selamat tidur Honey, semoga kita bisa bertemu di mimpi"
Firo kemudian kembali ke ruang bawah tanah lagi.
udh doong..kesian medinaa