Menikah bukan berarti jodoh sudah bermuara pada tempatnya. Terkadang Tuhan hanya mempertemukan, namun tidak menyatukan.
Senja adalah perempuan korban dari perjodohan kedua orangtuanya, niat hati untuk mengabulkan keinginan orang tuanya, membuat Senja harus menelan pahit sekelumit kisahnya sendiri.
Seperti apa kehidupan Senja setelah menikah????
Akankah ia temukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYSEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama of : Miss you All!
SENJA
Sebulan berlalu....
Setelah pertemuan terakhir ku dengan Mas Dewo sewaktu kita sama-sama mengambil akta cerai di Pengadilan Agama, Aku sama sekali tak pernah melihat dan bertemu lagi dengannya.
Meski sesekali, terkadang Risa, Hania, besoknya Alan dan Devi saling bergantian memberitahuku, jika mereka melihat mobil Dewo yang terparkir diarea sekolah. Namun tak sekalipun Pria yang sudah resmi menjadi mantan suami itu menemui ku secara langsung.
Kegiatan ku berjalan normal seperti sebelumnya, tak ku sangka mengobati luka hati selepas perceraian itu sangat sulit, Is another level of pain, tapi berkat kedua orangtua dan orang-orang sekitar yang selalu mensupport ku, aku bisa menjalani semua permasalahan ini dengan baik.
Apalagi sekarang, hari-hari ku diwarnai dengan kehadiran Biru yang begitu often, too often malah. Sampai merebakkan gosip disekolah tentang diriku dan Pak Awan yang tidak-tidak. Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang termasuk dalam fans klub Bapak Biru. Hadeehhhh!!
"Ma... Sebelum pulang, Biru boleh minta Ice cream?" binar matanya seakan memohon untuk dibelikan cemilan kesukaannya itu.
Aku menaruh satu jari dipipi, bergaya seolah berpikir, "Mhhh, gimana ya..."
"Please, Ma... Please, promise just this once," pinta Biru memohon.
Aku membungkuk men-sejajarkan diriku dengan Biru, "janji ya... Sekali saja, dan nanti sore tidak lagi?!" Ku sodorkan jari kelingking kemudian disambut dengan kelingking Biru untuk saling bertaut, "Janji!" jawabnya lantang.
Ku gandeng anak laki-laki itu untuk masuk kedalam sebuah mini market, dan membeli Ice cream kesukaannya. Ia begitu senang hingga berlari-larian menuju tempat Ice cream berada, aku juga membelikan beberapa camilan lain untuk Biru nantinya.
Ya! Saat ini, Biru kerap sekali ikut aku pulang kerumah ketika Viona dan Pak Awan tengah sibuk dengan urusan kantor. Seperti sekarang ini, kepergian Pak Awan dan Viona keluar negeri yang mendadak, membuatku lagi-lagi harus membawa Biru pulang bersama kerumah ku, karena Tante Utari pun tak kalah sibuk dengan Butik-nya.
"Sekarang merangkap jadi baby sitter, Lo?!" suara perempuan dari arah belakang mengejutkan diriku saat sedang mengantri dikasir bersama Biru.
Aku menoleh kearah sumber suara, perempuan berambut blonde dengan dress maternity tengah mengantri di barisan sebelah, Luna! Ia mengelus perut yang sebenarnya belum terlihat seperti orang hamil, mungkin hanya ingin menunjukan kepadaku kondisinya saat ini. Aku abaikan cibiran Luna, dan maju kekasir untuk melakukan transaksi pembayarannya, kemudian pergi meninggalkan minimarket.
Aku pakaikan helm dan jaket untuk Biru kemudian menaikan Ia ke kursi tambahan didepan, "Semangat ya, double job nya!! Biar gak perlu lagi sok cari muka didepan mertua gue!" lagi-lagi Luna mengusikku dengan cibiran-nya.
"Siapa yang cari muka sama mertua elo?!" tanyaku ketus. Luna mengibaskan rambutnya dan bersedekap tangan didepan ku, "Elo! Elo yang sukanya cari muka didepan mertua gue, sampai-sampai mereka belum bisa menerima gue jadi istri Dewo! Dan tidak mau menurunkan foto pernikahan kalian dirumah mereka!" ujarnya tak kalah sengit.
Aku tertawakan kekonyolannya, ternyata masalah ini yang membuat Luna berpikir aku masih berhubungan dengan Mama Sinta dan Papa Anto, padahal setelah bercerai, Aku sama sekali tak pernah menemui mereka.
"Jadi kamu belum diterima jadi menantu atau tidak dianggap jadi menantu?!" tanya ku mencibir, "Kasian banget ya kamu, udah hamil, nggak dianggap pula!"
Luna menggeram, mengeratkan giginya menahan emosi. Melihatnya begitu saja sudah lebih dari cukup untuk membalas rasa sakit yang sudah mereka toreh, Aku pun pergi meninggalkan perempuan itu.
Tiba dirumah, Biru langsung berlari masuk kedalam rumah, "Iyaaaang.... Iyaaaang....." Ia berteriak mencari keberadaan Ibu, lalu kembali kedepan setelah beberapa saat, "Mama, Iyang sama Akung, Nggak ada dirumah!"
Iyang dan Akung. Begitu sebutan Biru untuk Ibu dan Bapakku. Semenjak Biru sering datang, Bapak dan Ibu menjadi sering dirumah, mereka bilang senang karena seperti mempunyai mainan baru. Mereka sangat antusias dengan kehadiran Biru ditengah-tengah mereka.
"Iyang sama Akung pergi ke kebun mungkin, Bi..."
Biru mengerucutkan bibirnya, "Yahh, padahal Biru mau bagi Ice cream buat Iyang sama Akung,"
"Simpan dulu di kulkas, nanti kalau Iyang sudah pulang baru dibagi ya," Biru menuruti perintahku, dan menyimpan sebagian cemilannya kedalam kulkas.
Aku menyiapkan makan siang untuk kita berdua, "Bi, sudah ganti bajunya?" tanya ku sedikit teriak dari arah dapur, "Sebentar, Ma! Tinggal pakai celana," Biru diajarkan mandiri oleh keluarganya, membuat aku tidak terlalu repot mengurusinya, karena sebagian besar pekerjaannya, Biru bisa melakukannya sendiri, Hebat menurutku! untuk anak se-usia Biru yang tidak melulu menggantungkan diri kepada orang dewasa.
Biru masuk keruang makan saat makanan sudah rapih terhidang diatas meja, "Cuci tangan dulu ya, Nak!" kemudian Biru menaiki bangku didepan wastafel yang sengaja Bapak siapkan untuk Biru, yang tingginya belum sampai untuk mencuci tangan sendiri.
"Biru yang pimpin doa ya, Ma..."
"Baiklah...." kami sama-sama mendekatkan telapak tangan untuk berdoa.
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma baarik lanaa fii-maa razaq-tanaa wa qinaa 'adzaaban-naar Aamiin.
"Masya Allah, pintarnya anak Papa Awan," selorohku memuji Biru.
Yang dipuji malah mengibaskan jari tanda tak setuju, "No,no, no, Biru anak Papa sama Mama! not only father!" protesnya.
Aku acak-acak rambut anak laki-laki yang tetap kekeuh menganggapku sebagai Mamanya. Entah bagaimana jika suatu hari nanti, akhirnya Pak Awan menemukan tambatan hati lain. Seperti apa cara mereka membujuk Biru memanggil sebutan untuk Ibu barunya kelak.
"Ma, Papa kapan pulang?" tanyanya disela sela mulut yang tengah mengunyah makanan.
Aku raih ponsel dan mengecek ulang pesan dari Pak Awan yang belum aku baca sampai tuntas, "Three days kata Papa," jawabku.
Selesai makan, aku ajak Biru kekamar utuk tidur siang, saat aku dan Biru sudah beraiap untu makan, terdengar bunyi nada dering ponsel dari atas nakas, ku lihat ada Nama Bapak Biru tertera pada layar yang ingin melakukan Video call, "Bi... Papa Video call, nih!" aku swipe tombol hijau dan kuarahkan kemuka Biru.
Assalamualaikum anak ganteng,
Waalaikumsalaam, Papa....
Sedang apa anak Papa? sudah makan?
Sudah dong, Pa! Biru makan sama ayam serundeng bikinan Mama, sekarang mau tidur sama Mama.
Oh ya?! Papa ganggu dong.
Yes! right terdengar suara tertawa dari kedua laki-laki yang sedang bertatap muka melalu layar ponsel.
It's Ok,, kalian tidur siang dulu ya! nanti Biru bilang sama Mama, Biru mau nginap dirumah Mama atau mau pulang ke rumah Oma.
Biru, mau nginap disini saja ya Pa...
Boleh sama Mama? lalu Biru menoleh kearah ku, dan ku jawab dengan anggukan.
Tuh, Pa! Boleh kata Mama juga.
Mana coba lihat Mama-nya, Biru mengarahkan ponsel ke arah ku, terlihat Pria dengan balutan jaz itu tersenyum lebar kearahku lalu ku alihkan kembali ponsel ke Biru.
Mama malu-malu, Pa! ledek Biru yang di balas tertawa juga oleh orang disebrang sana.
Ya sudah, kalian tidur siang dulu ya, begitu pekerjaan disini selesai, Papa langsung pulang, Miss you All...
Panggilan telah berakhir, namun jantungku masih dibuat berdebar ketika mendengar Awan mengucapkan kata Miss you All!
Kenapa harus Miss You All?? All?? apa itu artinya aku dan Biru?! kenapa bukan Miss You, Biru! Kenapa ingin melihat wajah ku, Senyuman- nya, Kata Miss You nya! Arrrggghhhh pikiranku kacau dibuatnya!
❤❤❤❤❤❤❤
Maapkeun emak karena upnya belum bisa panjang-panjang eaakkk,, sama kek Mbak Senja,, pikiran Mak Author juga lagi dibikin kacau nih
Makanya kasih emak suport biar tetep semangat nulis nya dong 😘😘😘😘😘😘😘😘
Setuju banget mak, mencintai orang yg Sama dg waktu yg lama dan harus setiap hari tanpa lelah Dan bosan.
Mantap mak pesannya. Angkàt topi untukmu.
Alamak.......mantap banget kata²nya Thor.
"I know... Tapi, jika suatu saat kamu merasa ingin memulai kembali berpetualang, aku ingin kamu tahu, ada aku dan Biru yang siap menemanimu untuk kembali berpetualang, mencari seperti apa rupa kebahagiaan dan membangun tempat untuk kata Pulang,"
Bukan kata dan rayuan gombal tapi juatru kata² oenuh makna ini yg bikin hati aq juga ikut meleyot Bang Awan.