Zayn J. Scott, seorang bos mafia yang berparas tampan dan berkharisma, namun memiliki temperamen yang tinggi. Trauma akan masa lalunya, kedua orang tuanya di bunuh tepat dihadapannya.
Dan kegagalan cinta pertamanya membuat dirinya menutup rapat pintu hatinya. Semakin dingin dan menjadi pria yang keji terhadap wanita. Meskipun ada seorang wanita cantik yang mendampingi dirinya.
"Kau hanya tawananku, jadi jangan berharap dengan pernikahan ini!" - Zayn -
"Menikah denganmu adalah kesialan untukku. Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakannya." - Angela -
Cerita ini merupakan kelanjutan dari Novel 'Elleana And The King Of Mafia'.. sangat disarankan membaca Novel tersebut terlebih dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranty Yoona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia istriku
Sementara di ujung sana, sejak tadi Angela memperhatikan mereka berdua. Ia dapat mendengar percakapan Zayn dan wanita asing itu dengan jelas. Wanita yang sangat cantik dan anggun. Ada hubungan apa Zayn dengan wanita itu?
Kedua mata Angela menajam bersamaan dengan hatinya yang turut memanas. Apa Zayn memiliki wanita lain selain dirinya? Angela tersenyum getir, memang apa hubungan Zayn dengannya? Ia tidak berhak untuk cemburu, ia sendiri tidak tidak tau apa arti dirinya bagi Zayn. Pernikahan mereka hanya untuk kepentingan pria itu dan kedua orang tuanya terbebas dari hutang.
Angela menekan dadanya yang kian sesak. Mengingat status dirinya, ia memang bukanlah siapa-siapa. Dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca, ia tetap memperhatikan Zayn dan wanita cantik tersebut. Meskipun pemandangan itu seperti menusuk jantungnya, ia ingin melihat lebih lanjut, apa yang akan dilakukan oleh Zayn pada wanita itu.
"Kate, sebaiknya kau segera pergi dari sini selagi aku masih berbicara baik-baik denganmu!" Zayn semakin kesal karena Kate tetap bersikeras berada di mansion-nya.
Kate memang wanita yang pernah dekat dengannya namun hanya sekedar dekat. Kala itu Kate tengah terluka dan membutuhkan bantuan dirinya sehingga ia membantunya begitu saja. Kate memiliki tubuh yang indah dan wajah yang cantik, tak dipungkiri saat itu ia tertarik pada Kate. Namun tidak untuk saat ini, hanya melihat wajah wanita itu sudah membuatnya merasa jijik.
"Kau tidak bisa seperti ini padaku Zayn." Kedua mata Kate berkaca-kaca. Ia sangat sakit hati karena Zayn menolak kehadiran dirinya.
"Kenapa aku tidak bisa? Aku bisa melakukannya kepada siapapun. Termasuk padamu, Kate!" Zayn menjawab dengan menyunggingkan senyum sinis.
"Bukankah saat itu kau sudah melarikan diri dengan membawa uangku, jadi untuk apa kau mencari ku lagi? Karena kau tidak begitu penting, sehingga aku tidak membunuhmu saat itu!" katanya kembali. Zayn Mengingatkan pada Kate kejadian yang lalu, bagaimana wanita itu tiba-tiba menghilang setelah mengambil uang darinya.
Kate tertunduk. Perkataan Zayn benar, dirinya memang salah karena pergi begitu saja dengan membawa uang milik Zayn. Namun ia sudah menyadari kesalahannya dan ingin pria itu menerima permintaan maafnya.
"Usir wanita ini dari sini. Pastikan dia untuk tidak berada di mansion ku lagi!" perintah Zayn pada anak buahnya.
Zayn hendak berlalu meninggalkan Kate, namun Kate menahan tangannya. "Jangan salah paham. Saat itu aku terpaksa melakukannya."
Tatapan mata Kate yang penuh dengan cairan bening itu tak membuat Zayn merasa kasihan atau tersentuh. Zayn menghempaskan Kate dengan kasar hingga wanita itu jatuh tersungkur.
"Sepertinya kau yang salah paham. Memangnya dulu kita ada hubungan apa? Aku hanya membantu seorang wanita yang kesulitan dan terluka," ucapnya datar. Zayn tidak berniat membantu Kate untuk berdiri.
Kate beranjak berdiri tanpa dibantu siapapun, ia sangat terluka dengan perlakuan Zayn padanya. Bukankah saat itu Zayn cukup tertarik dengannya? Lalu kenapa ia semakin sulit menaklukkan pria di hadapannya itu. Ia memang sudah mengetahui jika Zayn bukan pria yang mudah di dekati, tapi tidak pernah menduganya jika akan sesulit ini.
Kedua mata Kate menyelinap memperhatikan sekitar dan tidak sengaja melihat seorang wanita cantik tengah berdiri di ujung sana, memperhatikan dirinya dengan Zayn. Keningnya berkerut dalam. Siapa wanita itu? Kenapa berada di mansion Zayn? batinnya.
Kate menjadi paham. Mungkin Zayn sudah memiliki wanita lain sehingga tidak membutuhkan dirinya. "Siapa wanita itu, Zayn? Apa karena dia, kau mengusirku?"
Kedua alis Zayn saling menaut. Apa maksud dari perkataan Kate? Kemudian ia pun mengikuti arah pandang Kate. Zayn tersenyum melihat Angela yang tengah menjadi penonton di ujung sana.
Angela terkesiap karena Zayn dan wanita tersebut melihat ke arahnya. Dengan segera, ia berbalik badan dan hendak pergi dari sana sebelum Zayn berbuat sesuatu padanya.
"SAYANG?" teriak Zayn. Seketika menghentikan langkah Angela.
Sayang? Siapa yang dia panggil?
Angela tidak mempedulikannya. Mungkin Zayn memanggil wanita itu. Angela tersenyum kecut. "Sayang sayang. Apa dia pikir aku akan cemburu." Angela menggerutu kesal seraya melanjutkan langkahnya kembali.
Merasa panggilannya diabaikan, Zayn melangkah panjang mendekati Angela. Sontak membuat Angela terkejut karena tangan kekar Zayn tiba-tiba merangkulnya.
"Apa telingamu tuli? Sejak tadi aku memanggilmu!" ujar Zayn kesal, menarik Angela bersamanya. Angela menyeret langkahnya dengan terpaksa. Ia akan dihadapkan dengan situasi apa.
Angela dapat melihat kekesalan di wajah wanita cantik itu. Sudah dipastikan jika wanita itu tidak menyukai keberadaan dirinya.
"Aku sudah menikah dan dia istriku. Jadi kau tidak perlu datang kemari untuk mengganggu kami." Tangan Zayn melingkar di pinggul Angela. Memperkenalkan istrinya pada Kate, berharap wanita itu segera pergi. Ia sungguh muak berhadapan dengan wanita seperti Kate.
Kate menatap sinis. Ada keraguan di dalam hatinya. Mana mungkin seorang Zayn berkomitmen dengan pernikahan. Bukankah dari informasi yang ia dapatkan, Zayn tidak pernah jatuh cinta selain pada cinta pertamanya itu. Apa wanita di hadapannya adalah cinta pertama Zayn?
"Kau pasti berbohong hanya untuk mengusirku, bukan? Aku tidak percaya dengan trikmu!" tutur Kate menatap Zayn. Kemudian beralih menatap Angela dengan tatapan tidak suka. Jelas-jelas dirinya lebih cantik dan seksi dari pada wanita yang disebut sebagai istrinya itu.
"Untuk apa aku membohongi mu. Lagi pula, terserah kau mau percaya atau tidak. Itu tidak penting!" ucap Zayn dengan santai.
Zayn semakin mengeratkan rangkulannya dan memberikan ciuman lembut di puncak kepala Angela. Angela tercengang dengan sikap Zayn. Ia pikir wanita itu adalah wanitanya, sia-sia saja ia sempat cemburu.
"Untuk apa masih disini. Apa kau ingin melihat kami bercinta? Sebaiknya kau segera pergi dari sini!" Tanpa menoleh ke arah Kate, Zayn menangkupkan kedua pipi Angela dan menanamkan ciuman di bibir istrinya itu.
"Hmmph....." Kedua mata Angela membelalak kaget saat tiba-tiba Zayn mencium dirinya. Desakan lembut dari bibir Zayn memaksanya untuk membuka mulut dan mengikuti permainan bibirnya. Angela tidak tau harus berbuat apa, bahkan ia tidak sempat menarik napasnya karena Zayn begitu kuat melummat bibirnya. Terlebih lagi mereka berciuman di hadapan Kate. Mau tidak mau, Angela membuka mulutnya dan mengikuti permainan bibir Zayn.
Zayn tersenyum disela mereka berciuman. Istrinya itu sudah lebih banyak menurut padanya.
Sementara Kate mematung ditempat, menatap kesal pada kedua pasangan yang berciuman itu. Kedua matanya memanas. Sungguh Zayn sialan, berani berciuman dengan istrinya di hadapannya.
"Aku belum menyerah. Aku akan datang lagi!" Kate yang kesal pun hanya dapat menghentakkan kaki dan pergi dari sana. Ia sempat menoleh sejenak saat mencapai pintu. Dilihatnya mereka masih berciuman.
Angela menepuk bahu Zayn dan berhasil mendorong tubuh Zayn dengan sekuat tenaga. Napas mereka terengah-engah dan saling merebut menghirup udara. Sapuan dari lidah Zayn membuat bibir Angela terlihat basah.
"Kau sudah semakin pintar berciuman." Zayn mengusap bibir Angela.
Angela menyembulkan rona merah. Kenapa Zayn semakin suka mencium dirinya. Ia tidak berani menatap wajah Zayn. Ia malu memperlihatkan wajahnya saat ini.
"Kenapa kau mengambil kesempatan dariku!" Akhirnya Angela memberanikan diri mengangkat wajahnya.
"Kenapa? Bukankah kau menyukainya juga?" Zayn menggoda Angela. Ia dapat melihat wajah Angela yang memerah. Hal itu membuatnya menjadi gemas.
"Diam. Jangan banyak bicara lagi!" Mencebikkan bibirnya kesal, Angela berlalu meninggalkan Zayn.
Zayn tergelak. Angela adalah wanita yang benar-benar pemalu. Melihatnya saja semakin ingin menggoda wanita itu.
Tanpa disadari oleh Zayn. Roy dan Jeff sejak tadi menjadi penonton di salah satu sudut ruangan. Di tangan Jeff terdapat apel yang sudah ia dimakan. Kedua pria itu menyandarkan punggungnya pada dinding.
"Kenapa mereka cepat sekali berciumannya?" Jeff menjadi kecewa karena tontonan menarik itu sudah selesai.
"Karena wanita itu sudah pergi!" sahut Roy santai.
"Aku berani bertaruh, Kate akan datang kembali menggoda master!" ucap Jeff. Setiap wanita yang ia temui pasti akan melakukan hal itu. Tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang diinginkan.
Roy mengedikkan bahu tak peduli. "Cepat masuk. Zayn akan menendang bokong kita kalau ketahuan melihat mereka!" ujar Roy hendak melangkah masuk ke dalam ruangannya.
"Biar saja. Aku ingin menggoda master. Sejak kapan master menjadi suka berciuman. Tadi pagi aku sudah melihat mereka berciuman."
Mendengar Jeff yang begitu cerewet. Roy menutup mulut Jeff dengan telapak tangannya, dan menariknya masuk ke dalam ruangannya sebelum Zayn memergoki mereka.
***
Keesokan paginya. Zayn baru saja selesai mandi dengan handuk kecil yang masih mengalungi lehernya. Salah satu tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah, tangannya yang lain memegang ponsel. Ia baru saja menerima panggilan dari Rolando, Daddy mertuanya untuk datang ke perusahaan. Karena akan ada rapat pemegang saham, tentu saja Angela harus hadir karena biar bagaimanapun wanita itu masih menjabat sebagai direktur dan pemilik sebagian saham Perusahaan Wilson. Sebelumnya ia sudah memerintahkan Molly untuk memberitahukan kabar itu pada Angela.
Zayn meletakkan dengan asal ponselnya ke atas ranjang. Ia masuk ke dalam walk in closet, memilih pakaian yang akan dikenakan saat ini. Tangannya memilih jas biru dongker, karena menghadiri rapat tentu saja ia harus berpakaian rapi.
Dengan segera, ia membalutkan jas tersebut ke tubuhnya. Penampilannya semakin tampan saat sudah mengenakan jas. Meraih salah satu jam tangan yang berjajar rapi di tempatnya.
Zayn menatap pantulan dirinya di cermin. Ia sudah selesai dan keluar dari walk in closet, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas ranjang. Sebelum kemudian keluar kamar setelah menutup pintu kamarnya.
Menuruni tangga, Zayn berpapasan dengan Roy. "Apa kau akan berangkat bersama dengan istrimu?" tanya Roy sesaat.
"Tidak. Dia akan diantar oleh supir. Ada hal yang harus aku urus lebih dulu sebelum ke Perusahaan Wilson."
"Kate lagi?" Roy mendelik kesal.
"Wanita itu perlu diberikan pelajaran. Dia tidak akan berhenti mengganggu," seru Zayn.
"Ya, terserah kau saja. Jangan sampai kau tergoda olehnya!" Roy memperingatkan. Biar bagaimana pun, Kate adalah wanita yang licik.
"Tenang saja. Aku tidak menyukai siluman."
"Hahaha baguslah kau masih sadar." Roy tergelak sembari menepuk bahu tegap Zayn. Inilah yang disukainya dari Zayn. Sudah lama Zayn tidak bersikap gila seperti ini. Pada dasarnya Zayn adalah pria yang humoris dan sedikit gila namun sangat berubah banyak karena rasa sakit pria itu.
"Aku pergi dulu. Katakan padanya untuk langsung datang ke perusahaan."
"Kenapa kau tidak berbicara langsung padanya saja?" tegur Roy.
Zayn tak menjawabnya, pria itu melenggang begitu saja keluar mansion, masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan mansion.
"Kalian pasangan yang aneh!" Roy menggelengkan kepalanya heran, seraya berjalan menuju dapur menghampiri Molly untuk menyampaikan pesannya pada Angela. Molly mengangguk paham dan melangkah pergi menuju kamar Angela.
Angela tengah bersiap-siap. Saat tadi pagi, Roy memberitahukan dirinya untuk ke Perusahaan, lantas ia pun segera membersihkan diri. Saat ini ia sudah berdandan sedemikian rapi dan sangat anggun dengan mengenakan pakaian formal.
Wanita itu memberikan sentuhan terakhir pada bibirnya dengan lipstik berwarna nude.
Tok
Tok
Tok
Ketukan tiga kali yang berasal dari pintu membuat Angela menyahuti dan mempersilahkan untuk masuk.
"Maaf Nona. Master berpesan, jika Nona akan diantar oleh supir."
"Baiklah." Angela menjawab tanpa menoleh ke arah Molly yang berdiri di ambang pintu. "Apa tuan mu sudah berangkat?" tanyanya kemudian.
"Sudah Nona."
Angela mengangguk. Dan Molly pamit undur diri. Menutup kembali pintu kamar dengan rapat.
"Baiklah, aku juga harus berangkat." Angela beranjak berdiri dari kursi rias. Ia mengambil tasnya yang berada di atas ranjang.
Keluar dari kamar dan menuruni tangga, Angela langsung keluar mansion. Di pelataran mansion sudah ada seorang supir yang menunggunya. Tanpa berlama-lama lagi, Angela segera masuk ke dalam mobil dan sang supir melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
Jarak dari mansion dengan perusahaannya tidak begitu jauh dan perlu menempuh setidaknya 40 menit. Mobil yang ditumpanginya sudah tiba di depan gedung Perusahaan Wilson.
"Jam berapa saya akan menjemput Nona?" tanya sang sopir menghentikan pergerakan tangan Angela yang hendak membuka handle pintu mobil.
"Aku belum tau Paman. Aku akan menghubungi paman jika sudah waktunya jam pulang kantor." Angela terbiasa memanggil supir tersebut dengan panggilan Paman. Dari wajahnya saja, Angela sudah dapat menebak jika usia mereka terpaut jauh sehingga ia memanggilnya paman.
"Baik Nona." Supir tersebut mengangguk paham.
Angela turun dari mobil dan berjalan masuk. Di depan pintu lobby sudah ada Tasya yang berdiri, menunggunya disana.
"Angeelllll!" Tasya menghambur kepelukan Angela, hingga mengudang perhatian para karyawan.
"Jangan memeluk ku. Lihatlah, mereka memperhatikan kita," ucap Angela. Para karyawan memang tengah menatap mereka seraya menebar senyuman.
Kedekatan Angela dengan Tasya memang sudah sesuatu yang umum di perusahaan. Para karyawan sudah mengetahui persahabatan mereka sehingga tidak heran dengan sikap Tasya yang begitu senang akan kehadiran Sang Direktur wanita setelah sekian lama tidak datang ke perusahaan.
"Apa yang lain sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Angela. Mereka berjalan menyusuri lobby hendak ke ruangan Direktur terlebih dahulu.
"Wah, lihatlah keluar. Pria itu datang lagi," ucap seorang karyawan wanita
"Benarkah. Kita harus melihatnya!" Karyawan yang lain menjawabnya.
Angela menghentikan langkahnya, merasakan sesuatu yang aneh. Kenapa beberapa karyawan berhamburan keluar?
Tasya menyenggol bahu Angela dengan bahunya. "Apa kau tau, pria tampan itu datang lagi ke perusahaan kita!"
"Pria tampan?" Kening Angela berkerut bingung. "Maksudmu investor kita?"
Tasya mengangguk mengiyakan. "Iya benar. Apa kau tidak ingin melihatnya?"
"Tidak." Angela menjawab malas. Untuk apa melihatnya. Ia sudah bertemu setiap hari di mansion.
Tidak peduli dan tetap melangkahkan kaki namun Tasya menarik kuat tangannya hingga tubuhnya mengikuti pergerakan Tasya yang berjalan cepat. "Kenapa menarik ku!" protes Angela kesal. Dia adalah seorang Direktur kenapa ikut-ikutan berada di antara kerumunan karyawan wanita.
Angela mengikuti arah pandang mereka. Dan benar dugaan dirinya. Pria yang dimaksud Tasya adalah Zayn. Pria itu baru saja turun dari mobil dan sudah menjadi pusat perhatian para karyawan wanita.
"Ck, dia tebar pesona pada karyawan ku!" cibirnya kesal dengan tatapan yang tak lepas dari Zayn.
Arah pandang Zayn pun mengarah pada Angela. Di balik kacamata mereka, pandangan mereka saling bertemu. Namun Angela lebih dulu membuang pandangannya, melenggang pergi menuju lift. Tasya menyadarinya, ia pun mempercepat langkahnya mengikuti atasan sekaligus sahabatnya itu.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Author belum bisa crazy up ya. Dikarenakan nulis butuh konsentrasi soalnya author nulis 2000 lebih kata dan itu banyak banget gangguannya. Kalau novel lain bisa up dua sekaligus karena nulis cuma 600-1000 kata. Kalau ada waktu author pasti double up kok. Pokoknya dukung terus Bang Zayn ya 🤗
terlalu menang sendiri.
/Sob//Sob/
Samuel ternyata kerennn ya... berkuasa tanpa harus lelah hahaha
keliatan dr visual nya jg.
tapi klo dr ceritanya hebat an Xavier dan Elle ya.....
lagian Elle trus ,, berasa paling cakep.
hehhe
masa kalah sih pesona Angel