NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Kapten

Jerat Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara / Duda / Cintapertama
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Jhonatan Wijaya, seorang Kapten TNI yang dikenal kaku dan dingin, menyimpan rahasia tentang cinta pandangan pertamanya. Sembilan tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara Akmil dan langsung jatuh cinta, namun kehilangan jejaknya. Pencariannya selama bertahun-tahun sia-sia, dan ia pasrah.

Hidup Jhonatan kembali bergejolak saat ia bertemu kembali dengan gadis itu di rumah sahabatnya, Alvino Alfarisi, di sebuah batalyon di Jakarta. Gadis itu adalah Aresa, sepupu Alvino, seorang ahli telemetri dengan bayaran puluhan miliar yang kini ingin membangun bisnis kafe. Aresa, yang sama sekali tidak mengenal Jhonatan, terkejut dengan tatapan intensnya dan berusaha menghindar.

Jhonatan, yang telah menemukan takdirnya, tidak menyerah. Ia menggunakan dalih bisnis kafe untuk mendekati Aresa. Ketegangan memuncak saat mereka bertemu kembali. Aresa yang profesional dan dingin, berhadapan dengan Jhonatan yang tenang namun penuh dominasi. Dan kisah mereka berlanjut secara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Di dalam sebuah kamar yang dijaga ketat oleh beberapa pria berbadan tegap, Sella mondar-mandir dengan gelisah. Ia telah ditahan di sana sejak beberapa hari lalu, namun masih bisa mengakses internet tanpa ada yang melacak keberadaannya.

Senyum puas muncul di bibirnya saat membaca artikel terbaru tentang Jhonatan dan Aresa.

“Akhirnya hancur juga reputasi mereka,” gumamnya puas.

Namun, senyum itu segera lenyap ketika ia membuka akun Instagram-nya. Foto-foto yang sebelumnya ia sebarkan kini sudah tak relevan lagi. Yang justru menjadi viral adalah foto-foto mesra Jhonatan dan Aresa di kampung — ada saat mereka berdua di gerobak martabak, di taman, hingga momen Jhonatan mengelus kepala Aresa.

Teks di bawah salah satu foto itu menusuk seperti belati:

“Seorang pelakor teriak pelakor ke pasangan yang sesungguhnya.”

Sella melempar ponselnya ke dinding. Ia berteriak, amarah membakar seluruh tubuhnya.

Rencana yang ia susun dengan rapi kini hancur lebur hanya dalam hitungan menit.

Jhonatan tidak hanya membalas — ia menyerang balik, dengan brutal.

“Jhonatan... Aresa... Kalian akan menyesal!” teriak Sella penuh dendam. “Kalian tidak tahu siapa yang kalian lawan!”

Ia mengamuk, melempar semua barang di kamar itu, sementara para penjaga di luar hanya saling pandang tanpa berani menahan.

****

Sementara itu, setelah Aresa berpamitan dengan keluarganya, Jhonatan mulai melajukan mobilnya. Ia menyetir, sementara Aresa duduk di samping, tenang menatap jalan yang membentang.

Setelah serangkaian kejadian di kampung, mereka kini kembali ke hiruk-pikuk Jakarta, membawa beban sandiwara dan tugas masing-masing.

“Kamu yakin, Res? Kembali ke Spanyol secepat ini?” tanya Jhonatan, memecah keheningan.

“Sangat yakin, Kapten,” jawab Aresa sambil tersenyum tipis. “Saya butuh kembali ke zona nyaman saya — di mana masalahnya cuma soal coding dan kecepatan motor, bukan gosip atau tuduhan. Lagipula, Liam sudah tidak ada. Saya bisa fokus kerja.”

Jhonatan mengangguk pelan. Ia membiarkan obrolan mengalir santai. Sesekali mereka membahas konsep kafe yang ia dan Alvino survei, atau bercanda soal “Ayam Geprek pedas” yang hampir membuatnya menyesal.

Beberapa jam kemudian, ketika mobil melaju di jalan tol yang lengang, ponsel Jhonatan bergetar. Sebuah notifikasi pesan masuk dari Arian. Ia menyalakan mode voice command pribadinya.

“Baca pesan dari Arian,” perintah Jhonatan tenang.

Suara robotik terdengar pelan di dalam mobil, hanya bisa didengar olehnya. Aresa saat itu sudah tertidur lelap di kursi sebelah.

Laporan dari Arian:

“Jo, ini dia yang lo minta. Orang-orang suruhan gue udah bergerak. Foto-foto lo dan Aresa udah gue publikasikan. Narasinya gue buat paling menonjol: ‘Seorang pelakor teriak pelakor ke pasangan sesungguhnya.’

Sella pasti marah besar. Keluarganya juga mulai sadar soal keberadaan dia yang tiba-tiba hilang. Mereka udah hubungi pengacara, dan minta klarifikasi publik segera.

Situasi terkendali, tapi tekanan publik bakal berbalik ke Sella. Cepat kembali.”

Jhonatan hanya terdiam. Sebuah senyum muncul di wajahnya — tipis, tapi sarat arti.

Tekadnya jelas: ia ingin menghancurkan Sella sepenuhnya.

****

Di kantornya, Arian mengawasi pergerakan di media sosial dengan senyum puas. Dialah dalang di balik semua unggahan itu.

“Sesuai permintaan lo, Jo... Gue bikin dia kalang kabut,” gumamnya sambil mengetuk layar komputer. “Sella pikir dia bisa menang, tapi dia nggak tahu seberapa jauh lo bisa melangkah.”

Arian menatap kembali layar monitor — di sana terpampang foto-foto Jhonatan dan Aresa. Ada rasa tak rela yang pelan-pelan muncul di dadanya.

Adik kecil yang dulu selalu menempel padanya kini sudah dewasa, bahkan jadi sorotan publik. Ia tahu itu wajar, tapi tetap saja... sulit menerima kenyataan bahwa Aresa bukan lagi gadis kecilnya.

“Kalau saja lo nggak bawa-bawa Aresa, pasti nggak akan kayak gini, Jo,” gumamnya lirih. “Gue sekarang baik sama lo... demi reputasi adik gue.”

Tatapannya tajam, tapi suaranya bergetar menahan rasa tak rela.

****

Di sisi lain, Jessica tengah duduk santai di rumahnya ketika notifikasi ponsel berbunyi. Ia membuka pesan dari teman-temannya yang menyuruhnya segera melihat media sosial.

Begitu membuka, matanya langsung melebar.

Foto-foto Jhonatan dan Aresa memenuhi beranda.

Ia tak tahu-menahu tentang sandiwara ini. Yang ia tahu, Aresa sebelumnya dituduh berselingkuh dengan adiknya. Tapi melihat keintiman di foto-foto itu, Jessica merasakan sesuatu yang berbeda.

“Jadi, ini rencanamu, Jo?” gumam Jessica perlahan. “Kamu... benar-benar serius dengan wanita ini?”

Ia menatap layar ponselnya lama. Jessica tahu betul adiknya — pria itu sangat tertutup.

Bahkan dulu, saat menikah, Jhonatan tak pernah mempublikasikan kehidupan pribadinya. Tapi kali ini... wajahnya di foto terlihat lepas.

Tulus.

“Jhonatan, adikku...” bisik Jessica pelan. “Semoga kamu nggak terjerat masalah yang sama lagi.”

****

Sementara di perjalanan, Jhonatan sengaja tidak membangunkan Aresa. Ia membiarkan wanita itu tertidur nyenyak — setidaknya, untuk sementara waktu, biarlah Aresa menikmati ketenangan yang langka.

Ia hanya melirik sesekali, memastikan selimut kecil di pangkuan Aresa tak terjatuh.

Beberapa jam kemudian, Aresa terbangun.

“Sudah sampai mana, Kapten?” tanyanya, suaranya serak.

“Sudah di Jakarta,” jawab Jhonatan sambil melirik sekilas. “Kamu lapar? Kita berhenti dulu?”

Aresa menggeleng pelan. “Saya masih kenyang, Kapt. Tapi terima kasih,” ujarnya sopan.

Jhonatan mengangguk dan mengarahkan mobilnya keluar dari tol.

Mobil itu meluncur menuju sebuah kompleks perumahan mewah. Aresa mulai bingung — ini bukan arah ke rumah dinas Jhonatan, juga bukan ke apartemen Arian.

Mobil berhenti di depan rumah megah bergaya modern. Aresa menatap ke luar dengan kening berkerut.

“Kapten, kenapa kita ke sini? Ini rumah siapa?” tanyanya heran.

Jhonatan tersenyum tipis. “Rumah kakakku. Aku harus memberitahumu sesuatu yang penting. Lebih baik kita bicara di dalam,” ujarnya tenang.

Ia membukakan pintu untuk Aresa. Dari arah pintu rumah, seorang wanita cantik berpenampilan berkelas muncul menyambut mereka.

Aresa langsung mengenalinya — perempuan itu pernah ia temui di supermarket beberapa waktu lalu.

Jessica tersenyum hangat.

“Hai, Aresa. Akhirnya kalian sampai juga. Aku sudah menunggu,” ujarnya lembut.

Aresa menatap Jhonatan dengan bingung.

“Kapten, ini...”

“Kenalkan, Res,” potong Jhonatan sambil menatap Aresa dengan tatapan serius. “Ini kakakku, Jessica.”

Aresa memandang Jessica, lalu kembali menatap Jhonatan.

“Jadi... adik kakak yang duda itu...”

Jhonatan mengangguk perlahan.

“Ya. Itu aku, Res. Aku yang duda,” ujarnya jujur.

Aresa membeku. Pengakuan itu lebih mengejutkan daripada telepon Liam atau pedasnya Ayam Geprek di taman kota.

Sosok Kapten yang selama ini ia anggap sempurna, ternyata seorang duda — dan entah kenapa, dada Aresa terasa sesak karenanya.

1
Shin Himawari
untung mas Arian gercep lindungi data privasinya Aresa
Shin Himawari
ini mah strict brother 🤭
Wida_Ast Jcy
ingat ya joe jgn gegabah kamu🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
udah mau aja. rezeki jgn ditolak. pamali katanya
Rahma Rain
firasat Abang pasti jarang salah.
Rahma Rain
mulai dekat ya sama Jessika..
Rahma Rain
pasti Aresa kan Jess.
Rahma Rain
sella2.. lebih baik kamu nggak usah mengganggu Resa.
sunflow
terjamin tapi kelakuannya nol bu
sunflow
lah dikiranya nyamuk gitu? 🤭🤭
sunflow
untuk sementara saja res.
Nurika Hikmawati
jalannya takdir tidak pernah diduga
Nurika Hikmawati
udah cape di luar, jadi di rumah tinggal rebhan aja.
Nurika Hikmawati
keluarga tentara... gak aneh kalo nnt jodonya juga tentara
🌹Widianingsih,💐♥️
ahhh ...jalan satu kilometer mah enteng, !
🌹Widianingsih,💐♥️
Aresa benar-benar perempuan luar biasa, tegas penuh wibawa.
ahhh... sepertinya cocok dengan Jonathan yang keras kepala.
mama Al
coba Jessica yang bersuara
kalau dia punya pilihan
mama Al
hadeh harta tahta dan kasta
mama Al
pasti gara-gara sella
Drezzlle
mana pengertian lagi kak Jessica. aku suka 🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!