NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:23.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[32] Elian Menganggu

"Sudah tidak papa, Ya Mulia," ucap Vivienne mencoba menenangkan amarah Magnus.

Dada Magnus masih naik turun seolah masih sangat marah dengan ucapan putranya yang sangat kasar pada ibunya sendiri, meskipun Vivienne sudah meminta untuk tenang.

Sedangkan, Elian yang mendengar ucapan kasar yang di lontarkan ayahnya, kini menjadi sangat marah. Pasalnya meskipun ayahnya terlihat cuek dan dingin, Elian sangat di manjakan olehnya dan orang-orang di istana, dan sekarang dia merasa tidak di hargai.

"Jangan karena aku sering memanjakan mu, kamu jadi besar kepala," ujar Magnus.

Elian mengepalkan tangannya, menatap kearah Vivienne yang masih mengerutkan alisnya seperti orang yang sangat tersakiti di mata Elian, lalu menatap kearah ayahnya yang nampak merah padam.

"Hem…" dengus Elian berbalik arah dan berjalan terburu-buru meninggalkan tempat itu dengan langkah yang tegas mengisyaratkan kemarahan yang besar kini.

"Aku belum selesai bicara!" teriak Magnus, namun Elian tak memperdulikan nya.

"Ya Mulia, kita harus menghentikan nya," ucap Vivienne khawatir.

"Kamu tidak perlu khawatir dia mungkin akan ada di sekeliling istana ini, atau kembali ke tempatnya, dia tak sanggup untuk pergi jauh," jawab Magnus datar dan kembali ke kursi kerjanya.

"Hah… Anda serius, dia manusia bukan batu, lagi pula dia anak kita," cemas Vivienne melirik kearah pintu di mana Elian berlalu.

"Iya, aku terlalu memanjakan nya, lagi pula dia tak bisa pergi jauh karena penyakit pernapasan nya itu." gumam Magnus.

"Apa?! sakit?"

"Kamu lupa? apa mungkin memang benar kamu hilang ingatan? " gumam Magnus kembali menjatuhkan penanya.

"Kalau begitu aku akan mencarinya, kalau terjadi apa-apa bagaimana," ujar Vivienne berjalan cepat sampai mengangkat roknya sedikit.

"Permaisuri ku tung… Hah, sudah lah, mungkin memang benar dia berubah bukan omongan saja," teriak Magnus ingin menghentikan Vivienne, namun dia mengurung kan niatnya ketika Vivienne berjalan tanpa memperdulikan panggilan nya.

"Thomas, bawah kan beberapa dokumen yang baru saja tiba," perintah Magnus yang kini kembali berkutat pada pekerjaan nya.

*

*

Vivienne keluar dari pintu ruang kerja Magnus, dia menangkap Asher yang terlihat ketakutan dan gemetar di pelukkan Anna.

Vivienne mengelus surai putranya dengan lembut, "Sayang Asher ada apa?" tanya Vivienne. Asher menggelengkan kepalanya seperti tidak ingin menjawab pertanyaan ibunya.

Vivienne menyeringitkan jidatnya, "Anna, kenapa ini?"

"Ma-maaf Ya Mulia, Pangeran ketiga habis di marahi pengeran kedua," gugup Anna membungkukkan tubuhnya sedikit dengan tetap memeluk pengeran bungsu itu.

"Marah? kenapa marah?" tanya Vivienne makin bingung.

"Karena Asher terlalu dekat dengan Mama, kata kakak Mama jahat, penipu, tidak boleh dekat-dekat. Tapi Asher tidak mau jauh dari Mama," sahut Asher terlihat sedih.

"Baiklah, Mama akan mendatangi kakak dan bertanya langsung pada nya," ucap Vivienne mengelus surai Asher.

"Tidak, Ma, Asher takut di marahi lagi," jawab Asher takut.

"Baiklah kalau begitu putraku, Mama saja yang akan kesana, Anna bawa kembali Asher ke kamarnya, nanti susul aku," ujar Vivienne tersenyum dan mengelus surai putranya itu.

Anna yang melihat Vivienne pergi sendirian dengan semangat, ingin menghentikan nya. Namun, Vivienne terlihat berlalu begitu cepat hingga Anna mengurungkan niatnya.

Vivienne terlihat bingung di antara istana yang luas itu, dia harus pergi kemana dan bertanya pada siapa, Vivienne terlihat celingak-celinguk kebingungan.

Dia melihat seorang pelayan nampak membungkukkan tubuhnya sebelum pergi melintasinya, Vivienne kemudian berbalik dan menoleh pada pelayan itu.

"Hey… kamu tunggu dulu," panggil Vivienne.

Pelayan itu nampak gemetaran takut jika prilakunya salah pada permaisuri yang dulu terkenal kejam pada para pelayan, "I… Iya, Ya Mulia, Ada apa Anda memanggil saya?" tanya Pelayan gugup.

"Ah… kamu jangan ketakutan seperti itu, aku hanya ingin bertanya, apakah kamu melihat pengeran kedua," ujar Vivienne.

Pelayan itu nampak menimang-nimang, tubuh nya langsung merinding setelah sebelum nya melihat mata sinis pengeran kedua menatap kearah beberapa menit yang lalu, meskipun dia sudah membungkukkan tubuhnya, bahkan kepalanya. Namun, tetap saja pengeran kedua terlihat tidak ramah.

"I… iya, Ya Mulia, saya melihat pengeran kedua baru saja lewat sini menuju paviliun putra mahkota, Ya Mulia," ujar pelayan itu kembali membungkukkan tubuhnya.

"Oh, ya ampun, Terima kasih," jawab Vivienne bahagia.

Pelayan itu menutup matanya seolah ketakutan dengan kegembiraan Vivienne, dia pikir permaisuri akan menampar nya. Namun, Vivienne langsung pergi dengan berjalan cepat menuju paviliun putra mahkota.

Pelayan itu mengintip sedikit, dan melirik kearah Vivienne dengan masih menundukkan kepalanya. Tenyata Vivienne tidak berniat menyakitinya seperti yang difikirkan selama ini.

"Tenyata memang benar perkataan orang-orang, Ya Mulia memang sudah berubah." gumam pelayan itu.

*

*

Gambaran yang pertama Elian lihat dari tempat nya akan menginap saat ini. Hening, gelap, dan suram. Bahkan lampu pijar saja tidak hidupkan di ruangan itu, tak ada satupun pelayan terlihat disana. Hanya ada sir Cedric yang kaku dengan wajah tertekuk penuh beban hidup.

Dan terlihat kakaknya itu sedang mengerjakan tugas dari ayah mereka, duduk di bawah temaram nya lampu, namun kakaknya itu nampak sangat fokus pada pekerjaan nya.

"Kakak, aku akan tinggal disini," ujar Elian melipat kedua tangan dan melihat dengan seksama goresan tinta pena pada kertas yang kakaknya tulis.

"Hem…" jawab Orion singkat, karena dia ingin tetap fokus pada pekerjaan nya.

Elian mengerutkan jidatnya seolah tak suka dengan jawaban kakaknya yang dingin itu. Sebenarnya dia datang kesini juga karena tak ingin ibunya mencarinya. Karena dia yakin Kakaknya itu tidak suka dengan ibu mereka sehingga tidak akan mengizinkan Vivienne masuk ke Paviliunnya.

"Aku akan membongkar kebusukannya, " gumam Elian dalam hati sembari menganggukkan kepalanya.

"Iya kak! boleh?!" tanya Elian sekali lagi untuk memastikan keinginan nya di setujui.

"Iya! kau ini bebal ternyata," ujar Orion menoleh dengan sinis dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Elian nampak tersenyum kemudian menoleh pada sekitar yang masih temaram padahal matahari belum turun, Elian mendekati trai berwarna hitam pekat itu.

Karena dia sering mengalami sesak nafas, pelayan selalu membuka trai agar selalu mendapatkan udara segar dan cahaya matahari, dia tidak sensitif pada cahaya tapi menikmati setiap sinar alami itu, dia kebalikan dari Orion, kakaknya.

Elian langsung membuka trai itu dengan lebar-lebar, sedangkan sir Cedric terlihat ketakutan dan ingin segera menutup trai jendela itu, ketika Orion menoleh dengan menyeringitkan jidat, tersirat amarah yang memuncak.

Namun, ketika melihat yang melakukan itu adalah adiknya, dia kembali melakukan pekerjaannya kembali, 'Terserah dia, nanti kumat lagi penyakit nya,' mungkin itulah maksud fikiran Orion.

Sedangkan Elian nampak tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya sembari memegang pinggangnya.

"Ya Mulia, Anda jangan seperti itu, Ya Mulia Putra Mahkota tidak suka terlalu terang," ucap Sir Cedric sedikit ketakutan.

"Hush… diam kau Sir Cedric,"

1
Aisyah Suyuti
menarik
restu s a
lanjut thor...
restu s a
lanjut....❤
restu s a
good
restu s a
semangat thor.
ingat qmampir thor.
jangan setengah2 ya thor.
restu s a: Mantap.
Terimakasih
total 3 replies
@haerani-d
tambah lagi kak, masih kurang /Proud/
restu s a
mantap.vivi..
restu s a
kasihan asher.
Ririn Susanti
ayo up lagi semangat💪
RIZKY APSARI PUTRI: semoga nanti akan ada putri kembar lahir di Kerajaan ya author😍😍😍
total 1 replies
Alexandra
semangat Thor 💪🤭
Anonymous
Thorrrr
Rere Lumiere: iya kenapa?
total 1 replies
Alexandra
♥️
Alpukatiramishu
Up lagi dong kak
Rere Lumiere: sabar ya
total 1 replies
Retno Isma
ini kalo di dunia modern sang raja pemegang motto "kuras hartaku sayang,, saldoku hanya untukmu..." 😂😂
Rere Lumiere: Di tuh pura-pura dingin aja 🤣
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sptnya Buffetnya akan ramai kembali dgn bantuan Vivienne.
Rere Lumiere: semoga saja begitu
total 1 replies
Ita Xiaomi
Senangnya Asher dan Orion ikut Mama ke acara jamuan.
Ita Xiaomi
Mama temani Asher belajar utk sementara.
Ita Xiaomi
Sptnya nak numpang tdr😁
Lauren Florin Lesusien
maaf thur ini novel kerajaaan tapi permaisuri ga ada gunanya masa yg urus pekerjaan permaisuri dikasih sama kepala pelayan aneh bin ajaib
Rere Lumiere: Karena permaisuri di manipulasi sama kepala pelayan itu, dan kaisar bodoh amet sebab permaisuri punya masalah mental
total 1 replies
Ita Xiaomi
Jd curiga klo semua perintah yg merugikan bukan dari Permaisuri.
Rere Lumiere: Iya, memang bukan permaisuri nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!