Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Pengakuan Mengejutkan
Elena tidak bisa mempercayai apa yang baru saja dikatakan oleh kakaknya itu. Bagaimana mungkin wanita itu adalah kakak iparnya.
Elena menggelengkan kepalanya dengan cepat berulang kali.
"Tidak mungkin! ini tidak mungkin?" pekik Elena yang masih tidak percaya.
Sementara Bella juga sebenarnya cukup terkejut bagaimana bisa Ethan mengakuinya kalau dia adalah istrinya di depan Elena apalagi ketika ada banyak orang seperti ini.
Ethan masih dengan wajah tegasnya. Reaksi Elena yang terlihat tidak percaya padanya itu sebenarnya sudah dia duga. Dan dia tetap akan minta Elena minta maaf pada Bella. Karena pastinya Bella sampai marah seperti itu. Itu karena provokasii dari adiknya juga.
Dan itu benar, kalau Elena tidak keterlaluan. Sebenarnya Bella sama sekali tidak ingin berurusan dengannya.
"Minta maaf pada kakak iparmu, Elena!" perintah Ethan masih sama.
Elena masih tidak percaya, kakaknya memberi perintah seperti itu padanya. Dan tatapan kakaknya itu. Elena tidak pernah mendapatkan tatapan seperti itu sebelumnya. Kakaknya sangat menyayanginya. Dia tidak pernah mendapatkan tatapan galak seperti itu sebelumnya dari Ethan.
Dan bagi seseorang yang terbiasa akan keegoisannya dan terbiasa apapun yang dia inginkan dia dapatkan. Tatapan seperti itu membuat Elena cenderung merasa kalau kakaknya sudah berubah karena wanita yang ada di depannya itu. Jadi, alih-alih dia mendengarkan dan meminta maaf justru kebencian di dalam hati Elena semakin bertambah untuk Bella.
"Aku tidak akan minta maaf padanya. Tidak akan..."
Plakk
Untuk pertama kalinya, untuk pertama kali dalam hidup Elena. Ethan menamparr wajahnya.
Air mata Elena menetes begitu saja. Karena biasanya yang dia dapatkan dari kakaknya itu adalah kasih sayang dan segala sesuatu yang dia inginkan. Untuk pertama kalinya, kakaknya tidak ada di pihaknya dan itu untuk membela wanita lain. Sampai menamparnya seperti itu.
Air mata Elena benar-benar menetes tanpa dia komando. Seolah tubuhnya juga menunjukkan kalau dia memang sangat sedih dan sangat kecewa karena kakaknya membela orang lain daripada dirinya.
Sementara Bella yang melihat itu. Dia juga menjadi bingung. Bella sungguh tidak ingin Ethan sampai melakukan hal itu pada adiknya. Tapi dia tidak mungkin juga mengatakan apapun. Dalam situasi ini. Jika Bella bicara, meskipun itu hanya satu kata. Maka pasti akan membuat suasana semakin memanas antara kakak dan adik di depannya itu.
Maka, Bella yang tadinya sudah membuka mulutnya untuk menahan Ethan agar jangan sampai melakukan hal itu pada Elena. Kembali mundur dan menutup mulutnya rapat.
"Kakak menamparku? kakak menamparrku demi wanita ini?" Elena berteriak.
Semua orang yang berada di sekeliling tempat itu juga sangat kaget mereka peperangan melihat apa yang dilakukan oleh Ethan. Tapi, tidak semua orang merasa kalau yang dilakukan oleh pria itu salah. Beberapa orang yang memang mengetahui sifat dan tabiat dari Elena. Merasa kalau apa yang sudah Ethan lakukan kepada adiknya itu benar. Dan seharusnya hal itu Ethan lakukan sejak dulu. Supaya Elena tidak semakin menjadi-jadi dan sok berkuasa di perusahaan ini.
"Kakak mengajarimu!" jawab Ethan masih dengan tegas, "selama ini kakak selalu menuruti apapun yang kamu inginkan. Kakak pikir, apa yang aku lakukan itu benar tapi ternyata aku salah. Kamu menjadi seseorang yang tidak punya hati nurani. Kekuasaan, tidak bisa membuatmu semena-mena Elena. Ingat saat kita sudah dulu, apa kamu senang kalau ada yang mengatakan kamu anak rendahann? apa kamu bisa terima?" tanya Ethan.
Semua yang ada di tempat itu mengangguk setuju. Mereka bergunjing dengan cepat. Apa yang dikatakan oleh Ethan itu disetujui oleh mereka semua. Elena memang keterlaluan.
Mendengar gunjingan semua orang yang bahkan menyudutkannya. Dan melihat kakaknya yang jelas-jelas membela Bella daripada dirinya. Elena menghentakkan kakinya kesal.
"Aku benci kakak!" Elena segera berlari menjauh dari tempat itu. Bukan ke arah perusahaan, tapi ke arah jalan. Mungkin dia memilih untuk pulang, atau bahkan mengadu pada paman dan bibinya.
Lukas yang baru datang, segera meminta semua orang untuk bubar dan kembali bekerja.
Bella yang melihat Elena pergi, doa sebelumnya mengatakan sebuah kalimat yang pastinya akan membuat Ethan sedih. Merasa kemarahannya pada Ethan sedikit mereda. Mungkin karena dia merasa kasihan pada Ethan. Pasti tidak mudah baginya berdebat dengan adiknya dan berakhir seperti itu.
"Bella, bisa kita..."
"Aku akan pulang ke rumah ayah. Masalahmu dengan adikmu, sebaiknya kamu selesaikan. Bukankah dia satu-satunya keluargamu..."
Ethan meraih tangan Bella. Membuat Bella menjeda ucapannya.
"Kamu juga keluargaku. Kamu istriku, kamu juga keluargaku"
Bella terdiam, tapi dia kembali menarik tangannya. Setelah pengumuman yang disampaikan oleh Ethan ini. Dia bahkan harus menjelaskan pada ayahnya kenapa semua ini bisa terjadi.
Bella tidak bicara, dia hanya berbalik dan tetap pergi meninggalkan Ethan.
Lukas segera mendekati bosnya yang masih tampak bingung itu.
"Tuan, para pemegang saham dan beberapa klien menghubungi kita. Katanya apa benar tuan Ethan Meyer sudah menikah. Bagaimana ini tuan, berita ini mau di take down atau..."
"Adakan konferensi pers. Aku tidak mau ayah mertuaku salah paham dan marah pada Bella. Aku juga harus menegaskan pada semua orang. Bella adalah milikku!"
Lukas tampak terkejut. Tapi dia cukup antusias dengan apa yang ingin dilakukan oleh tuannya itu.
Bella pulang ke rumahnya. Dan benar saja, Panji sudah ada di depan pintu saat Bella berjalan menuju ke arah teras.
"Ayah"
"Masih tahu memanggilku ayah? bahkan kamu sudah menikah aku pria tua ini tidak tahu? apa kamu masih menganggapku ayah?" tanya Panji yang dari raut wajahnya.
Jelas sekali pria paruh baya itu merasa sedih. Dan sebenarnya itu wajar, putrinya satu-satunya sudah menikah. Tapi dia bahkan tidak tahu. Keinginan terbesar seorang ayah adalah menyerahkan tangan putranya pada seorang pria yang dia percaya bisa menggantikan posisi menjaga, melindungi dan mencintai sepenuh hati sang putri. Namun momen itu hilang begitu saja. Panji sungguh merasa sedih dan sangat kecewa.
***
Bersambung...
trims kak sehat sukses terus dlm berkaryanya🙏💐
happy ending😍