NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Karena kondisi Leon, ia harus jauh dengan Erlin. Namun, bagi Leon, Erlin bagaikan nyawanya. Ia ingin kembali mendekati Erlin.

Balik ke Yola.

Yola berpikir, apakah dirinya harus pulang ke rumah bersama Leon, atau tinggal di kantor saja agar tidak ada yang mengganggu dirinya.

Setelah berpikir panjang, Yola memutuskan untuk ke kantor saja. Ia membeli baju di pusat perbelanjaan sebelum ke kantor, lalu membeli makan. Setelah sampai di kantor, Yola merasa ruangannya benar-benar seperti rumah sendiri.

Selain memiliki tempat rahasia, Yola juga punya kamar dan kasur yang bisa dijadikannya rumah kedua. Untuk apa selama ini ia mencari rumah dengan menghabiskan banyak uang, jika di kantor ia bisa bekerja, main laptop, bahkan menonton? Semua bisa ia lakukan asal ada internet. Yola pun tidak perlu pusing memikirkan kesenangannya.

Namun, di sisi lain, Yola juga kasihan pada Leon. Haruskah ia memberi kabar kepada Leon? Tapi, di sisi lain, Yola juga malas dengan sikap Leon yang selalu mengganggunya.

Apa yang harus Yola lakukan agar tidak membuat Leon semakin risih dengannya? Terkadang Yola bingung harus bagaimana bersikap kepada suaminya. Ia ingin Leon kembali normal, tapi sepertinya sulit. Yola tahu, ketika Leon sudah bersikap seperti itu, dirinya akan tetap sama dan monoton, sehingga membuatnya semakin tidak nyaman.

Sesampainya di rumah, Yola merasa rumah sepi. Ada apa ya? Apa Leon tidak ada di rumah? Yola justru merasa senang saat tidak ada Leon.

Ketika sedang mengambil minum di dapur, tiba-tiba ada yang mendekap Yola dari belakang dengan erat. Yola merasa terbebani.

“Sayang, kamu sudah pulang? Kok nggak minta aku jemput?”

“Ya, hari ini aku sibuk. Kamu sudah makan?”

“Sudah. Oh ya sayang, besok kita jalan, ayo! Ada tempat yang mau aku datangi bareng kamu. Mau nggak sayang?”

“Kemana?”

Leon menunjukkan handphonenya. Ternyata itu tempat perkemahan. Entah kenapa, Yola merasa malas sekali jika harus berkemah dengan Leon.

“Boleh. Mau berapa hari?”

“Tidak usah lama-lama, sayang. Tiga hari cukup kok.”

Yola merasa itu terlalu lama. Bagaimana dengan perusahaannya bila ia harus pergi tiga hari?

“Kayaknya aku nggak bisa kalau selama itu. Aku minta maaf ya, sayang. Aku mau mandi dulu, terus ke kamar. Malam, sayang.”

Yola pergi ke kamar. Setengah jalan dari tangga, Leon memanggilnya dengan kencang.

“Sayang, tidur bareng aja. Ayo! Aku nggak pernah tidur sama kamu selama kita menikah. Kamu mau kan?”

Bukannya senang, Yola justru merasa aneh. Ia langsung pergi meninggalkan Leon begitu saja tanpa menjawab.

Di kamar Yola.

Yola bahkan sampai menggembok kamarnya agar tidak dimasuki Leon. Ia merasa, apa ini kesalahan karena pulang ke rumah? Seharusnya tadi ia tidak pulang saat Leon tidak bekerja. Sepertinya ia malah sedang membangunkan singa yang sedang tidak ada kerjaan dan terus mengganggunya.

Yola merasa tertekan dengan sikap Leon, tapi ia juga tidak bisa menolaknya begitu saja. Bagi Yola, Leon masih suami sahnya.

“Ih, apa aku aneh ya? Jijik sama suami sendiri. Padahal dulu aku menyayanginya. Kenapa sekarang malah jijik? Ada apa sebenarnya? Tapi aku yakin dia nggak selingkuh di belakangku. Semoga penilaianku salah.”

Yola mencoba istirahat. Saat merasa haus, ia keluar dari kamarnya tengah malam. Tiba-tiba ia mendengar suara Leon berbicara. Yola mendekat, semakin dekat, hingga pintu terbuka. Leon melihat ke arahnya dengan tampang biasa saja, sedangkan Yola panik.

“Sayang, ada apa?”

“Kamu ngapain kok belum tidur?”

“Ya, aku lagi riset. Makanya belum tidur. Kenapa emangnya, sayang?”

“Ya, nggak apa-apa sih. Cuma nanya aja. Maaf ya kalau aku banyak nanya.”

Saat Yola ingin pergi, Leon menahannya. Ia berharap Yola tidak pergi dari hadapannya.

“Yola, tidur di sini saja. Aku mau kamu temanin aku, please. Kamu mau kan?”

“Maaf, aku nggak bisa. Besok ada rapat. Nanti aja ya, kapan-kapan. Maaf.”

“Emang kalau tidur sama aku itu ganggu ya? Jadi kamu nggak bisa tidur kalau ada aku?”

Yola hanya menatap Leon dengan senyum tanpa berkata apapun. Entah kenapa, sikap Yola itu justru membuat Leon kesal dan semakin penasaran.

Yola masuk ke kamar, menarik napas panjang. Ia merasa benar-benar tidak bisa tinggal bersama Leon. Apa ia harus gugat cerai saja?

Yola kasihan pada Leon. Baginya, Leon pria baik. Ia tidak mau Leon salah dalam menyayangi wanita lain. Besok pagi adalah waktu yang tepat untuk Yola berbicara agar semuanya cepat selesai.

Namun, meski mencoba tidur, Yola tidak bisa memejamkan mata. Ia bingung bagaimana harus bicara dengan Leon, karena dirinya belum siap.

Jam tujuh pagi, Yola bangun dan langsung mandi. Leon belum bangun. Saat ia mencoba masuk kamar Leon, pintunya terkunci.

“Besok saja aku bicara, biar pikiranku lebih rileks,” pikir Yola.

Akhirnya ia tidak mau bicara pagi itu, mungkin nanti sore. Tapi ia malas untuk pulang ke rumah. Jadi, apa yang harus ia lakukan?

Yola pergi begitu saja, tidak menunggu Leon keluar dari kamar. Ia berpikir mungkin Leon masih tidur. Namun, saat naik mobil, Yola melihat jendela kamar Leon sudah terang. Ia bingung bagaimana harus bicara agar Leon tidak tersinggung.

Sisi Yoto.

Yoto di kantornya hanya bisa mengerutkan dahi. Ia heran kenapa kerjaannya jadi menumpuk. Padahal baru beberapa hari menemani Yola jalan, kenapa sekarang pekerjaannya setumpuk begini?

Tangannya sampai mati rasa karena kebanyakan menandatangani dokumen. Sepertinya ia butuh “asupan” dari Yola.

“Aku rindu dengan wanitaku. Apa kabar dirinya sekarang? Kenapa ya rasanya susah banget, sakit sekali, mencintai orang yang sudah dimiliki orang lain.”

Tok tok tok.

Yoto melihat ke arah pintu, berharap yang masuk adalah wanita yang ada di pikirannya. Tapi ternyata sekretarisnya, membawa setumpuk pekerjaan lagi.

“Kenapa kerjaan saya jadi banyak ya? Perasaan kemarin cuma tinggal dua hari deh, kok bisa segunung begini.”

“Bapak, dua hari? Sebenarnya dua pekan, bukan dua hari. Jadi bapak jangan salah paham ya.”

Yoto langsung menghela napas. Ia tak habis pikir, ternyata menemani Yola selama dua pekan terasa hanya dua hari baginya.

Tring!

Handphone Yoto berdering. Awalnya ia malas, tapi setelah mendengar ringtone khusus, wajahnya berubah cerah. Itu dari Yola.

Pesan dari Yola:

“Yoto, hari ini kamu sibuk nggak? Apa kita bisa ketemu sebentar? Ada yang mau aku bahas sama kamu. Penting untuk aku sih, bukan penting untuk kamu. Tapi kalau kamu sibuk nggak apa-apa, lain kali aja.”

Yoto merasa senang saat Yola berkata demikian. Apa yang harus Yoto lakukan agar terlihat jual mahal kepada Yola, supaya Yola selalu membutuhkannya setiap saat?

1
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
halo kak aku mampir lagi 👋
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
Halo kak aku mampir lagi👋
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
Yola malu2 di puji gtu🤭
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
Halo kak aku mampir lagi 🤗
kalea rizuky
bkin cerai lah mual liat laki. menjijikkan kayak leon
ScarletWrittes: makasih ka sudah mampir 😁😁 ditunggu cerita selanjutnya ya ka 🥰😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!