Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah
"Kenapa sih kamu maunya makan di rumah, padahal aku pengin makan di restoran, habis itu nonton, terus shoping, kamu udah lama loh gak belanjain aku," ucap Vivian begitu duduk di depan meja makan.
"Lain kali yah, aku lagi banyak pikiran. Sekarang kamu makan yang ada saja, masakan Kamila juga enak."
"Apa kamu baru saja memujinya?" tanya Vivian yang merasa cemburu.
Pertanyaan itu membuat Defandra seketika terdiam menyadari apa yang baru saja Ia ucapkan.
"Benarkah aku memujinya?" batin Defandra.
Defandra jadi teringat saat sarapan dihari pertama saat Ia menjadi suami Kamila. Ia begitu menikmati sarapannya dan Kamila bertanya apakah makanan itu enak, lalu dengan cepat Defandra menjawab jelas makanan itu enak karena Bibi yang masak, tapi ternyata, Bibi memberitahu jika Kamila lah yang masak. Sejak saat itu dengan berbagai alasan, Defandra meminta Kamila yang memasak untuknya, termasuk juga hari ini.
"Apa kamu buta!?" teriakan Vivian mengagetkan lamunan Defandra.
"Maafkan saya Nona," ucap Kamila, mencoba membersihkan gaun yang basah terkena tumpahan air putih saat Kamila meletakkan hidangan penutup. Namun dengan kasar Vivian menghempas tangan Kamila.
"Kamila!" Defandra yang melihat Kamila nyaris terjatuh, bergegas bangkit dan berlari menangkap tubuhnya.
"Defandra!" teriak Vivian kesal.
"Kenapa kamu menolongnya, lihat apa yang sudah dia lakukan, dia sudah membuat gaunku kotor!"
"Hanya gaun saja kan?" tanya Defandra, terlihat menahan kekesalannya.
"Kamu bilang hanya gaun, hanya gaun katamu, ini gaun yang kamu belikan tiga hari lalu dan sekarang dia telah merusaknya." semakin emosi, Vivian menarik rambut Kamila hingga Kamila memekik kesakitan.
"Vivian! lepaskan tanganmu!" Defandra melepaskan jemari tangan Vivian yang masih mengenggam rambut Kamila lalu menghempasnya dengan kasar.
"A oughhh..." Vivian yang terhempas beberapa langkah ke belakang menatap Defandra dengan tatapan tak percaya.
"Defandra..."
Tanpa melihat Vivian, Defandra mengambil ponselnya. Setelah beberapa menit, Defandra kembali meletakkan ponselnya di meja lalu mendekati Vivian.
"Yang kamu permasalahkan gaunmu kan, sekarang periksa ponselmu. Itu sudah cukup untuk membeli tiga gaun yang sama." setelah mengatakan itu Defandra pergi meninggalkan Vivian dan juga Kamila.
Kini keduanya saling berhadapan dengan perasaannya masing-masing. Vivian dengan perasaan kesal sekaligus cemburu, sementara Kamila dengan perasaan yang penuh tanda tanya kenapa Defandra mau membelanya dan memarahi kekasihnya.
Kini Vivian dengan langkah kaki cepat mendekati kamila. Vivian menatap Kamila dengan kedua mata yang membulat sempurna seakan mata itu akan terlepas dari kelopaknya.
"Kamu bukan hanya merebut Defandra dariku, tapi kamu juga merebut perhatiannya sampai-sampai dia lebih membelamu dan bersikap kasar padaku!"
"Aku minta maaf Nona, aku tidak tahu jika Defandra sudah memiliki kekasih, tapi seharusnya kamu bisa mencegah Defandra menikahiku jika pada akhirnya kalian masih ingin bersama."
"Apa kamu sedang mengajariku!?" teriak Vivian semakin marah atas apa yang Kamila ucapkan.
"Maaf kan aku Nona." saut Kamila dengan tenang. Tapi sikap tenang Kamila membuat Vivian semaking berang dan memiliki ide untuk membuat Defandra berbalik membelanya.
Vivian melangkah mendekati meja makan, melihat-lihat benda apa yang sekiranya bisa mendukung ide jahatnya. Begitu melihat botol saos sambal, Vivian tersenyum jahat.
Sementara itu, Kamila yang melihat senyum jahat Vivian dengan membawa saos ditangannya hanya mengernyitkan keningnya tak tahu ide jahat apa yang akan Vivian lakukan dengan botol saos itu.
Tapi beberapa menit kemudian Vivian memberikan saos sambal itu ke genggaman tangan Kamila dan menyemprotkan ke arah wajahnya tanpa memberi kesempatan Kamila untuk menghindarinya.
"Aaaa.... perihhh... perihhh..." teriak Vivian mengibas-ibaskan tangan ke wajahnya.
Defandra yang mendengar itu langsung turun, berlari mendekati Vivian.
"Vivian..." Defandra menjadi khawatir saat melihat kedua mata Vivian memerah.
"Defandra, dia menyerangku," tangis Vivian membenamkan wajahnya di dada Defandra.
Defandra menoleh ke arah Kamila, melihat tangannya yang masih memegang botol saos.
Menyadari tatapan Defandra, Kamila langsung membuang botol saos itu dan memberi isyarat jika dirinya tidak melakukan apa yang coba Vivian tuduhkan padanya.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊