Alone Claney hidup dalam kesendirian seperti namanya. Ibu suri yang terpikat padanya pun menjodohkan Alone dengan putra mahkota, calon pewaris tahta. Tak seperti cerita Cinderella yang bahagia bertemu pangeran, nestapa justru menghampirinya ketika mengetahui sifat pangeran yang akan menikahinya ternyata kejam dan kasar.
Karena suatu kejadian, seseorang datang menggantikan posisi pangeran sebagai putra mahkota sekaligus suaminya. Berbeda dengan pangeran yang asli, pria ini sungguh lembut dan penuh rasa keadilan yang tinggi. Sayangnya, pria itu hanyalah sesosok yang menyelusup masuk ke dalam istana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Putri Kerajaan Spanyol
Mengingat ia sempat meminta pelayan untuk meletakkan bunga Camelia itu pojok jendela ruang utama, Barbara lantas terheran karena pangeran malah memindahkannya ke kamar pribadi.
"Bunga ini bukannya sebelumnya ada di luar?" tanya Barbara dengan tatapan curiga.
Bright menoleh sebentar ke arah Barbara, kemudian berkata dengan nada santai, "Ah, aku suka bunga Kamelia. Meletakkannya di dalam ruang kamar akan meningkatkan kualitas udara. Aroma dari bunga ini juga bisa menciptakan suasana nyaman yang membantu menenangkan pikiran."
Kerutan samar muncul di antara kening Barbara. Sejak kapan pangeran yang dikenalinya itu menyukai bunga? Lebih dari itu, sejak kapan pula pangeran sangat memahami tentang bunga ini?
Menoleh kembali ke arah Bright, Barbara menyingkirkan kecurigaannya sejenak saat pria itu tampak menggemaskan dengan rambut yang teracak-acak. Ia pun tersenyum manis sambil kembali mendekati Bright yang masih sibuk membersihkan daun-daun kering yang menempel di badannya.
"Jadi kapan kau mau melepas pakaianmu yang kotor itu? Perlukah aku membantumu membersihkan diri?" tuturnya sambil mendaratkan jari-jari lentiknya bergerak ke belakang punggung pria itu dengan pelan.
Bright menggeleng sembari menyerah dengan cepat. "Sebaiknya kau cepat kembali ke tempatmu dan beristirahat."
Demi Tuhan, setiap Barbara mendekatinya, selalu menjadi momen yang paling membuatnya merinding. Serasa seperti dihampiri malaikat pencabut nyawa.
Tatapan Barbara mendadak berubah. "Kenapa aku merasa kau mengusirku secara halus?"
"Mana mungkin!" tampik Bright dengan tenang.
"Entah mengapa akhir-akhir ini aku merasa pangeran bukan seperti dirimu yang biasanya."
"Benarkah?"
"Hum. Kau tidak semanja yang biasanya." Barbara mengangguk dengan wajah memberengut.
Bright tertawa ringkih. "Sebenarnya, berada di kota terpencil selama sebulan penuh, membuatku terbiasa hidup mandiri dan melakukan apa pun dengan sendiri. Mungkin inilah tujuan nenek melemparku ke sana."
Barbara mengerjap pelan sambil mencoba memaksakan senyum. Benarkah begitu?
Ternyata di hari-hari berikutnya, Bright pun tetap enggan dibantu pelayan saat hendak memakai maupun melepas busana. Meski memakai alasan sudah terbiasa mandiri sejak berada di Amberstone, tetap saja ada hal-hal yang memicu kecurigaan Barbara.
Berjalan melewati kamar pangeran, langkah Barbara terhenti tepat di depan Theo, Ciro dan Sam yang sedang berjaga di depan pintu. Karena tahu mereka mendampingi pangeran di Amberstone selama sebulan penuh, Barbara lantas mencoba menggali informasi pada ketiga orang itu.
"Kalian, kan, selama ini selalu mendampingi pangeran. Bahkan ditugaskan menjaga pangeran selama berada di Amberstone. Apa ada sesuatu yang telah terjadi padanya selama berada di sana?"
Theo, Ciro dan Sam saling melirik sejenak, kemudian kompak menatap Barbara.
"Kenapa Anda menanyakan itu pada kami?" tanya Theo mencoba berhati-hati.
"Aku hanya sedikit khawatir. Aku merasa ada yang berubah dengan pangeran setelah dia pulang dari sana," jawab Barbara dengan wajah yang tertunduk diikuti mata yang layu.
"Aku juga merasakannya!" sahut Ciro.
"Sungguh?" Mata Barbara membulat cerah diikuti ekspresi senang karena merasa ada yang berpikiran serupa dengannya.
"Ya, aku merasa pangeran sekarang lebih bugar dan bersemangat," ucap Ciro.
"Ah, benar juga! Pangeran juga terlihat lebih ceria dan tidak mudah emosi dari biasanya. Mungkin karena sebentar lagi dia akan menikah." Sam ikut menimpali.
"Sepertinya pangeran memang sudah tak sabar dengan pesta pernikahannya," imbuh Theo.
Ucapan ketiga pengawal itu sontak membuat Barbara geram. Bukannya mendapat jawaban tentang perubahan pangeran yang membuatnya curiga, ia malah mendengar hal-hal yang membuat hatinya memanas. Tanpa berkata apa pun, ia langsung pergi dari hadapan mereka. Sementara, ketiga pengawal itu hanya bisa menahan tawa melihat ekspresi kesal yang tercetak jelas di wajah Barbara.
Pernikahan yang tinggal menghitung hari, membuat istana semakin sibuk. Alone yang gugup mencoba menenangkan dirinya dengan pergi ke perpustakaan. Mendorong pintu perpustakaan, ia langsung disambut dengan rak-rak menjulang yang dipenuhi dengan buku-buku.
Alone mulai menyusuri lorong-lorong kecil sembari mencari bacaan yang menarik. Di tengah kesibukannya memilih-milih buku, tiba-tiba terdengar derap langkah yang samar menuju. Alone menajamkan pendengarannya saat suara kaki itu terdengar kian mendekat ke arahnya diikuti bayangan tubuh manusia yang seakan mengungkungnya dari belakang.
Berbalik cepat, wajah Alone yang sempat menegang lantas memudar kala seseorang yang menghampirinya itu adalah Bright.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Alone sambil memendarkan mata ke penjuru ruangan.
"Memangnya hanya kau dan Flynn saja yang boleh main ke sini," balasnya sambil bersandar di rak dengan kedua tangan bersedekap.
Alone lantas memutar bola matanya ke atas dengan malas. "Kenapa kau mengungkitnya lagi."
"Aku perlu menjaga kalian agar tidak berselingkuh di belakangku!" tandasnya yang kemudian meralat dengan cepat, "maksudku di belakang Julian!"
"Jadi kau ke sini ingin mengawasi kami?"
"Tidak juga. Aku ... cuma ingin mencari buku kesenian," kilah Bright sambil berpura-pura memilih-milih buku.
"Buku kesenian ada di rak sebelah." Alone menunjuk dengan dagunya.
Bright seperti tak memiliki alasan lagi untuk tetap berdiam di tempat. Ia pun melangkah hendak ke rak sebelah yang ditunjuk Alone. Namun, baru saja hendak beranjak, Alone mendadak bergumam.
"Tinggal lima hari lagi. Apakah pernikahan itu akan benar-benar berlangsung?"
Bright lantas menoleh ke arahnya. "Apa kau ragu?"
Alone membalas tatapan Bright dengan tak berdaya. "Aku hanya takut. Penyamaran ini akan memasuki level terberat."
"Kalau begitu, berdoalah selama lima hari ke depan Julian akan sadar agar yang kau nikahi itu memang dia, bukan aku," ucap Bright.
Di sisi lain, Flynn tengah bersiap menuju pelabuhan utama dalam rangka menyambut putri Spanyol yang telah berlayar di Veridia. Dari kejauhan, ia bisa melihat seorang putri yang memakai tudung, berjalan anggun menuju ke arahnya bersama barisan para dayang dan pengawal. Banyaknya para dayang dan pengawal yang mendampinginya, membuat Flynn dan pengawalnya terlongong-longong.
"Membawa begitu banyak dayang dan pengawal, apa mereka berniat memindahkan setengah penduduk negaranya ke sini?" Ucapan bernada cibiran keluar dari pengawal Flynn.
"Jaga ucapan kalian! Berapa pun jumlah mereka, kita tetap harus menghormati mereka" tegas Flynn. Meski sebenarnya tak menginginkan ini, tapi dia harus tetap patuh pada titah raja yang memintanya untuk menyambut dan melayani tuan putri dari negara Spanyol.
Dialah putri Adella, anak dari raja Spanyol yang berkuasa saat ini. Putri-putri dari kerajaan Spanyol terlahir hanya untuk sebuah pernikahan politik, demi ambisi sang raja yang ingin menyatukan seluruh kekuatan negara-negara eropa di bawah kekuasaannya.
Melihat keberadaan pangeran Flynn, lantas putri Adella pun bergumam. "Apa dia putra mahkota yang akan dijodohkan denganku?"
"Dari penampilannya, sepertinya iya, Putri," balas pelayannya.
"Kelihatannya perawakannya tidak sesangar dengan pemberitaan di luar sana," tebak sang putri sambil tersenyum miring.
Princess Adella
.
.
.
Like dan komeng
hemmmm......semoda si ondel ondel gak tertarik sama pangeran Bright
eh bgtu ya nona Adella, bener kata Flynn ayah mu terlalu matang memikirkan masa depan putri putri nya ya 😏 d jadikan korban untuk merebut kekuasaan negara lain dan seru nya korban sebagai ratu.. wah licik bener 😱