Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Beberapa menit kemudian, Revan kembali ke kamar Ayunda. Dia mengetuk pintu lagi, tapi lagi-lagi tidak ada sahutan dari dalam. Revan kemudian membuka pintu kamar itu dan ternyata Ayunda tidak ada di dalam.
Seketika Revan merasa curiga saat tidak melihat barang Ayunda di atas meja nakas. Revan kemudian membuka lemari dan mendapati lemari itu sudah kosong.
Revan melihat ponselnya ketika sebuah pesan masuk.
"Ayunda mau resign. Bagai mana?" pesan dari Yudi yang membuat Revan terkejut.
"Tahan dia jangan sampai pergi. Aku akan segera ke sana." balas Revan cepat.
Setelah apa yang terjadi, Revan tidak akan membiarkan Ayunda pergi. Revan pun bergegas pergi ke Velvet Hotel.
Sementara itu di Paradise Club, Raya mengepalkan tangannya karena merasa geram sekaligus marah setelah melihat rekaman CCTV tadi malam. Di sana terlihat jelas jika Ayunda di bawa pergi oleh Pak Revan sesaat sebelum orang suruhannya tiba.
"Dasar Ayunda sialan. Wanita jala*g!" maki Raya.
Raya tidak bisa menahan amarahnya ketika membayangkan jika tadi malam Ayunda pasti sudah menghabiskan malam bersama Pak Revan. Karena efek dari obat perangsang yang dia berikan pada Ayunda
"Ya, Ayunda pasti menggoda Pak Revan dan mereka pasti sudah bercinta." gumam Raya.
"Tidak, Tidak. Ayunda tidak boleh bersama pak Revan. Pak Revan hanya untuk ku. Hanya akan jadi milik ku." kata Raya lagi.
Karena terlalu terobsesi pada dosennya itu, Raya jadi kehilangan akal sehatnya. Raya melajukan mobilnya menuju ke Velvet Hotel. Sebentar lagi pukul dua siang. Waktunya Ayunda masuk kerja. Dia harus segera tiba di sana sebelum Ayunda tiba. Karena hari ini juga Raya akan menghabisi Ayunda yang dia anggap sebagai saingannya untuk mendapatkan Pak Revan.
*
Ayunda terkesiap ketika Revan masuk ke ruangan laundry. Meski belum masuk jam kerjanya, tapi Ayunda tetap membantu pekerjaan temannya yang sif pagi sambil menunggu keputusan manager hotel tentang pengunduran dirinya.
"Ayunda, kita harus bicara!" kata Revan dengan nada memerintah.
Dua orang teman Ayunda langsung melipir ke luar ketika mendengar ucapan bos mereka. Mungkin di sini hanya Ayunda yang tidak tahu jika Revan adalah bos besar mereka. Pemilik Velvet Hotel.
Ayunda hanya menunduk ketika Revan berjalan mendekat. Sungguh Ayunda sangat takut untuk melihat wajah dosennya itu.
"Mengapa kau membawa barang-barang mu?" tanya Revan yang setelah berdiri di hadapan Ayunda.
"Kau ingin pergi setelah apa yang terjadi?" tanya Revan lagi karena Ayunda tidak menjawab pertanyaannya.
Melihat Ayunda yang tetap diam dan menunduk, membuat Revan menarik sedikit kerah kemeja Ayunda sehingga menampakkan tanda merah di dada gadis itu. Revan masih ingat di mana dia membuat tanda kepemilikan tadi malam. Itu hanya salah satu dari beberapa tanda di dada Ayunda.
Ayunda yang merasa malu dan bersalah langsung menepis tangan Revan.
"Saya minta maaf, Pak. Ini semua kesalahan saya. Saya akan pergi dan tidak akan menganggu bapak lagi." kata Ayunda cepat sambil tetap menunduk, takut.
"Kau tidak bisa pergi, Ayunda." kata Revan yang tidak ingin Ayunda pergi.
"Tidak, pak. Bapak tidak perlu tangung jawab. Saya tidak akan menuntut apapun." balas Ayunda lagi.
"Apa maksud mu ?" tanya Revan tidak mengerti.
Revan yang sudah terlanjur menyentuh Ayunda tidak ingin gadis itu pergi. Meskipun tadi malam Revan tidak sampai mengambil keperawa**n Ayunda, tapi dia sudah mencumbui setiap inci tubuhnya.
Ya, meski gairah yang Revan rasakan sebesar gunung, tapi dia masih memiliki sedikit akal sehat. Dia tidak ingin jadi pria brengs*k yang memanfaatkan keadaan Ayunda yang sedang mabuk. Revan tidak ingin menghancurkan masa depan seorang gadis.
Tapi sepertinya Ayunda sudah salah paham. Mungkin Ayunda mengira telah terjadi sesuatu diantara mereka.
"Maaf, Pak. Saya harus pergi." kata Ayunda yang langsung pergi meninggalkan Revan.
"Ayunda tunggu!" Revan berusaha mengejar.
Namun Ayunda yang tidak mau berbicara apapun lagi dengan Revan langsung berlari ke luar hotel melalui pintu khusus karyawan. Ayunda terus berlari ke jalanan untuk menghindari Revan tanpa menyadari ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya.
"Ayunda, awas!"
\=\=\=\=\=
Jangan lupa like dan komentar ya biar Author semangat berhalu. Terima kasih 🥰
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya