NovelToon NovelToon
Khilaf Semalam

Khilaf Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Mencintaimu bagai menggenggam kaktus yang penuh duri. Berusaha bertahan. Namun harus siap terluka dan rela tersakiti. Bahkan mungkin bisa mati rasa. - Nadhira Farzana -


Hasrat tak kuasa dicegah. Nafsu mengalahkan logika dan membuat lupa. Kesucian yang semestinya dijaga, ternoda di malam itu.

Sela-put marwah terkoyak dan meninggalkan noktah merah.

Dira terlupa. Ia terlena dalam indahnya asmaraloka. Menyatukan ra-ga tanpa ikatan suci yang dihalalkan bersama Dariel--pria yang dianggapnya sebagai sahabat.

Ritual semalam yang dirasa mimpi, ternyata benar-benar terjadi dan membuat Dira harus rela menelan kenyataan pahit yang tak pernah terbayangkan selama ini. Mengandung benih yang tak diinginkan hadir di dalam rahim dan memilih keputusan yang teramat berat.

'Bertahan atau ... pergi dan menghilang karena faham yang tak sejalan.'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32 Rindu

Happy reading

"Ra, makan yang banyak! Biar dedek bayi nggak kekurangan gizi."

Ucapan Humaira memecah suasana hening yang tercipta. Mengalihkan atensi semua orang yang semula tertuju pada isi di dalam piring.

"Iya, Ra. Makan yang banyak. Bukan hanya untuk janin di dalam rahim-mu, tapi untuk kesehatan bundanya," tutur Khanza--menimpali ucapan putrinya.

Dira hanya menerbitkan seutas senyum dan mengangguk pelan--menanggapi perkataan Humaira dan Khanza.

Rasa yang saat ini berkecamuk di dalam dada membuatnya enggan mengeluarkan suara dan membuat selera makannya hilang.

Namun demi menghormati tuan rumah, Dira tetap memasukkan nasi dan lauk ke dalam mulutnya, meski terasa hambar.

Suasana kembali hening. Hanya terdengar suara denting sendok dan garpu yang menari di atas piring.

Setelah menandaskan sarapan pagi, Dira dan keluarga Humaira berkumpul di taman. Mereka duduk lesehan beralaskan tikar yang terbuat dari daun pandan sambil berbincang santai dan diselingi candaan.

Kirana dan Abimana menceritakan kisah cinta mereka yang tumbuh karena niatan untuk saling membalut luka dan terbiasa bersama.

Tiada pernah terlintas di dalam pikiran mereka, jika hubungan persahabatan yang terjalin lama akan berubah menjadi hubungan yang sangat manis sampai detik ini dan semoga sampai kelak di penghujung usia. Bahkan kelak, sampai di negeri akhirat.

Sehidup, se-surga. Itulah yang dipinta oleh Kirana dan Abimana pada Zat Yang Maha Kasih.

Rangga dan Khanza seolah tak mau kalah. Sepasang suami istri yang tak lagi muda itu lantas menimpali kisah cinta Abimana dan Kirana dengan menceritakan kisah cinta mereka. Bermula dari rasa benci, hingga menjadi rasa cinta yang luar biasa.

Pepatah Jawa mengatakan, 'Sengit ning ndulit'.

Awalnya benci. Namun kemudian menjadi cinta.

"Dulu, Tante Khanza benci banget sama Om Rangga. Tapi lama-kelamaan kebencian itu sirna, tergerus oleh kesungguhan dan ketulusan cinta Om Rangga. Alhamdulillah, Om Rangga mampu meyakinkan Tante ... bahwa dialah pria terbaik, yang bisa menjaga setia dan patut dicinta," ucap Khanza sambil melirik pria yang duduk di samping-nya.

Rangkaian kata yang keluar dari bibir Khanza membuat hati Rangga meleleh.

Terbayang olehnya ketika berjuang mendapatkan hati wanita yang dicinta. Butuh waktu yang cukup lama dan kesabaran yang luar biasa.

Segala upaya dilakukannya, tanpa mengenal kata lelah dan menyerah. Hasilnya pun Alhamdulillah.

Mereka hidup bersama dalam naungan cinta yang indah dan dianugerahi tiga buah hati--Humaira, Azam, dan Rama.

"Ucapan Mommy dalem banget, sukses bikin hati Papi meleleh seperti es krim," ujarnya diiringi tawa. Kemudian ia melabuhkan kecupan dalam di kening Khanza.

Tanpa merasa sungkan atau malu, Rangga dan Khanza memamerkan kemesraan di hadapan semua orang yang berada di sana.

Khanza mengalungkan tangannya di lengan Rangga dan menyandarkan kepala di bahu pria yang sangat dicintainya itu. Sementara Rangga, berkali-kali melabuhkan kecupan di pucuk kepala Khanza.

Meski tak lagi muda, Rangga dan Khanza masih terlihat sweet. Begitu juga Abimana dan Kirana. Mereka pasangan yang serasi dan sukses membuat iri.

Dira tak berani berharap, kelak kisah cintanya akan terangkai indah seperti kisah cinta mereka dan berakhir bahagia.

Ia pasrah dan berserah menjalani suratan takdir yang sudah dikehendaki Illahi.

"Ra, nanti siang kami akan berangkat ke kota untuk menemui ayah dan bundamu. Oma berharap, mereka bisa memahami keadaan-mu dan berkenan memaafkan kekhilafan yang pernah kamu perbuat bersama Dariel," tutur Kirana--mengalihkan obrolan yang semula terkesan santai, menjadi obrolan serius.

"Mengenai Dariel, Oma juga akan membicarakannya dengan mereka. Semoga kedua orang tuamu bisa mengambil keputusan yang bijak dan terbaik untuk kalian berdua," imbuhnya.

Dira menunduk dalam dan terdiam. Bibirnya serasa kelu untuk menanggapi ucapan Kirana.

Ia merasa tidak enak hati pada Kirana dan keluarganya yang terlampau baik. Selain itu, ia juga merasa teramat malu karena telah merepotkan mereka.

"Ra, kenapa kamu diam saja hmm?" Kirana kembali memperdengarkan suaranya yang lembut, sehingga memaksa Dira untuk mengangkat kepalanya yang semula tertunduk.

"Oma, jujur ... saya merasa tidak enak hati pada Oma Kirana beserta keluarga. Saya juga merasa teramat malu karena kedatangan saya di desa ini malah merepotkan kalian. Seharusnya, saya bisa menyelesaikan permasalahan hidup saya sendiri tanpa melibatkan Oma sekeluarga," ucap Dira berterus terang.

Kirana menerbitkan senyum dan melabuhkan usapan lembut di bahu Dira. "Ra, kami tidak merasa direpotkan. Justru, kami malah merasa senang karena bisa membantu-mu."

"Bagi kami, Dokter Nadhira Farzana bukanlah orang lain. Melainkan bagian dari keluarga kami. Apa yang kami lakukan untukmu, tulus dan tanpa pamrih. Ikhlas lahir batin, tanpa menginginkan secuil pun balasan," tuturnya yang membuat hati Dira tersentuh.

Perkataan Kirana bagai tetesan embun yang menyejukkan. Laksana oase di tengah padang gersang. Mencipta rasa haru yang memenuhi ruang kalbu. Menghadirkan rasa damai di dalam jiwa yang resah.

"Oma ... terima kasih." Dira tak kuasa menahan kristal bening yang kini menetes dari kedua sudut netra dan membiarkan wajahnya basah.

"Sama-sama, Nduk. Yang terpenting saat ini ... kamu harus menjaga kesehatan. Sabar dan ridho pada kehendak Allah. Karena seorang hamba yang sabar dan ridho akan mendapat balasan yang luar biasa berupa ampunan, rahmat, dan petunjuk dari Allah. Selain itu, Allah juga menjanjikan pahala yang besar dan tanpa batas, serta cinta dan pertolongan dari-Nya."

"Oma --" Suara Dira tercekat seiring kristal bening yang menetes semakin deras.

Kirana mengangkat kedua tangannya yang semula mejuntai untuk merengkuh tubuh Dira dan membawanya ke dalam pelukan, membuat Dira merasa nyaman dan teramat disayang.

Pelukan Kirana terasa hangat dan menghadirkan rasa rindu.

Rindu pada orang-orang terkasih yang biasa memeluknya dengan penuh cinta. Mereka ... Ayah, Bunda, dan Mbok Milah.

Ingin segera berlari pulang dan memeluk mereka. Namun rasa takut masih mendominasi dan menahannya untuk kembali.

🌹🌹🌹

Bersambung

1
Machan
minta disleding ni dokter
Machan
betul itu. makanya kita serahkan semua hanya pada-Nya
Machan
berarti perasaan Dira emang sama ma Dariel, cuma.... yaudah lah terserah othor aja
Machan
Dariel, apa pikiran kita sama🤔🤔
Machan
aku diajak dong makan mie Jawa, udah lama gak makan itu🥲
Nofi Kahza
Karya cantik dengan alur yang menarik. Pemilihan kata dalam menyampaikan cerita juga mudah dipahami. Semangat terus ya Thor🥰😘
Ayuwidia: makasih, akak
total 1 replies
Reni Anjarwani
gagal
Reni Anjarwani
doubel up thor
Machan
nah, mending ma Dariel aja udah biar aman.
Machan
dirawat dokter baik kek Dira mah langsung sembuh pasien
Machan
simbok keceplosan😀
Machan
udah takdir dari sang othor, Dira. terima aja/Grin/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Machan
aku juga bakal bingung harus jawab apa
Reni Anjarwani
lanjut thor dubel up thor
Najwa Aini
Ingat sama pembacaku yg komen paling gak suka dengan bab kesalahpahaman. ternyata membaca kisah tentang salah paham memang semenjengkelkan itu.
Baru paham gue rasanya.
Ayuwidia: Aku harus ketawa kaya' nya /Sob/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
akhirnya dira dan dariel bersatu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!