"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 16
Sejak tadi Nazura merasa tidak tenang karena Roger belum juga sampai ke apartemen padahal jam sudah menunjuk pukul sebelas malam. Tidak biasanya suaminya pulang sampai selarut itu. Beberapa kali Nazura mencoba untuk menghubungi sang suami, tetapi nomor ponselnya tidak bisa dihubungi sama sekali. Makin menambah kegelisahan hati wanita tersebut.
Ingin sekali Nazura menghubungi sahabatnya untuk sekadar bercerita dan mengurangi kegelisahan yang ada. Namun, ia tidak mau mengganggu sahabatnya. Khawatir kalau ternyata Devi sudah tidur.
Pada akhirnya, yang bisa dilakukan Nazura sekarang ada berguling ke sana-sini di atas ranjang hingga tanpa sadar, ia ketiduran. Tubuhnya yang sudah lelah karena bekerja membuat wanita itu tanpa sadar terlelap dan melupakan sejenak tentang suaminya.
Jam lima pagi, Nazura tersentak saat bangun dari tidur. Ia bergegas duduk dan memindai seluruh kamar. Berharap suaminya sudah pulang. Akan tetapi, ia sama sekali tidak melihat keberadaan suaminya. Dengan gegas Nazura turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi, barangkali suaminya ada di sana. Namun, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Membuat Nazura hanya bisa mengembuskan napas kasar.
"Kenapa Tuan Roger belum juga pulang," gumam Nazura.
Hatinya benar-benar tidak tenang.
Ia pun segera ke dapur dan menyiapkan sarapan seperti biasa meskipun tidak ada Roger. Dalam hati kecilnya berharap semoga Roger segera pulang agar hatinya tidak terus menerus gelisah seperti ini.
Setelah hampir satu jam berkutat di dapur, Nazura pun selesai menyiapkan beberapa masakan di atas meja. Kemudian, ia membersihkan diri terlebih dahulu lalu bersiap untuk berangkat kerja.
Ketika Nazura sudah siap dan baru keluar kamar, ia dikejutkan dengan keberadaan Roger yang sedang duduk tenang di meja makan. Lelaki itu sudah bersiap untuk sarapan. Dengan langkah lebar Nazura pun segera mendekati lelaki tersebut.
"Anda sudah pulang, Tuan?" tanya Nazura lembut.
"Ya. Aku mau sarapan." Roger terkesan begitu cuek. Membuat Nazura merasa heran apalagi ketika menyadari raut wajah lelaki itu yang seperti tidak suka. "Kenapa kamu justru melamun? Apa kamu tidak dengar?"
Suara Roger yang meninggi membuat Nazura tersentak. Dengan tergagap ia segera mengambilkan nasi untuk suaminya. Lalu duduk bersebelahan dan mereka pun sarapan bersama tanpa ada yang berbicara sama sekali.
"Kamu berangkat sendiri. Mulai hari ini aku tidak akan bisa mengantar karena di kantor aku sedang sangat sibuk," kata Roger.
"Tidak apa, Tuan. Oh iya, bolehkah saya tahu semalam Anda pergi ke mana? Tidak biasanya Anda tidak pulang." Nazura berusaha mencari tahu, tetapi yang ia dapatkan justru tatapan tajam dari suaminya.
"Jangan bertanya hal yang tidak penting seperti ini. Aku mau pulang atau tidak, itu terserah dan bukanlah urusanmu. Tugasmu hanya membuatkan aku sarapan dan makan malam. Sudah itu saja." Roger berbicara ketus. Membuat Nazura menutup rapat bibirnya saat itu juga.
Entah hal apa yang membuat Roger tiba-tiba bersikap cuek seperti itu. Padahal kemarin Roger masih bersikap biasa saja kepadanya. Nazura pun hanya mengangguk dan membiarkan suaminya pergi meninggalkannya.
Tidak ingin terlalu larut dengan pikiran yang begitu mengusik, Nazura pun memilih segera berangkat menggunakan angkutan umum. Hal itu pun sontak membuat Devi terheran karena biasanya sahabatnya akan diantar menggunakan mobil mewah.
Bahkan, Devi makin merasa heran dengan sahabatnya yang terlihat tidak bersemangat sama sekali. Ia tampak lesu dan bahkan tidak ada sedikit pun senyum yang terlihat darinya. Namun, setiap kali Devi bertanya, Nazura hanya menjawab tidak ada apa-apa dan ia baik-baik saja. Nazura tidak menyadari jika hal itulah yang membuat Devi makin menaruh curiga kepadanya.
"Jangan sembunyikan apa pun dariku, Na. Kalau memang kamu sedang ada masalah, katakanlah sejujurnya. Meskipun aku tidak bisa membantu menyelesaikan masalahmu nantinya, setidaknya aku membuat hatimu merasa lebih lega," ujar Devi. Menatap kasihan ke arah sahabatnya.
"Aku pasti akan menceritakannya, tapi tidak untuk saat ini, Dev. Nanti, ketika hatiku sudah tenang dan sudah siap untuk berkeluh kesah, aku pasti akan menceritakan kepadamu," balas Nazura.
Devi hanya mengiyakan dan berusaha mengerti sahabatnya. Ia pun tidak ingin memaksa jika memang Nazura belum ingin bercerita saat ini. Dua wanita itu pun kembali bekerja dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Apalagi hari ini toko sangat sibuk membuat Nazura sedikit melupakan sikap Roger yang mendadak cuek dan tidak peduli kepadanya.
suka nih peran cewe begini