Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Mulai
Dinda dan Chana tertawa terbahak saat melihat balasan chat grup dari Haya. dua gadis itu senang karena bos mereka tidak kaku lagi. Alfan dan Bara juga merasa senang sekaligus iri. tapi Alfan di satu sisi mendukung Hanan bersama Almira karena kepribadian mereka namun ia juga suka jika Hafiz mode bucin begini.
"Bos kalau mode jatuh cinta ternyata bisa lucu juga ya." ucap Chana yang sesekali masih terkekeh.
"kamu mau nggak Chan saya beliin buket segede itu juga?" Bara malah mencoba menggoda.
Dinda menatap Bara dengan tatapan jijik. "nggak usah godain Chana ya." sinisnya.
"kenapa? suka-suka saya dong." balas Bara santai.
"Bar belajar kode cewek lah." Alfan kali ini menimpali.
"nggak ya Fan, saya nggak suka kali sama Bara." sergah Dinda buru-buru.
"lah siapa yang bilang kamu suka Bara." balas Alfan cepat.
"waiters." seorang gadis yang duduk di meja dua tiba-tiba memanggil pelayan. Chana bergegas. "jangan pada gitu ah yuk kerja." ucapnya lalu pergi ke tiga perempuan itu.
"kamu yakin rencana ini bakal berhasil?" Jena masih cukup ragu.
"soal celaka mencelakai itu Namifa udah ahli jena." Sarah membalas santai.
"mau pesan apa?" tanya Chana seraya menyodorkan daftar menu. ia sedikit membulat kan mata saat melihat ada foto Almira yang terletak di atas meja para gadis itu.
"nasi goreng seafood nya satu, mie ayam plus telur puyuh, kalau kamu jen mau di samain sama aku dan sarah?" tanya Namifa.
"aku nasi ayam goreng saja." ucap Jena.
Chana cekatan menulis menu pesanan itu namun hatinya merasa sedikit tidak enak dengan para perempuan ini.
"ooh oke, sama nasi ayam gorengnya ya mbak."
"minumnya air putih saja atau jus?" tanya Chana lagi.
"aku mau jus mangga." ujar Sarah.
"jus mangga, jus buah naga. dan jus jeruk mbak." tambah Namifa.
"Baik, di tunggu lima menit ya kak." jawab Chana lalu berbalik meninggalkan meja makan itu.
"jadi preman-preman itu sudah saya sewa tugas kalian adalah memancing Almira untuk ikut kita ke gedung kosong belakang kampus." lanjut Namifa lagi.
Chana yang memang belum jauh jaraknya dari meja itu mendadak takut. fiks mereka berniat buruk terhdap
Almira. Hafiz harus tahu kabar ini. ia kemudian bergegas ke pantri.
"Sarah tugas kamu setelah Almira bebas dari sekapan itu adalah menabraknya buat tabrakan itu seolah-olah bukan unsur ke sengajaan." jelas Namifa serius.
"kamu Jena pura-pura menolong. intinya rencana kita ini harus tidak bisa terendus oleh polisi."
Sarah mengangguk menyanggupi sementara Jena diam. "great idea fa kamu soal beginian emang juara." puji Sarah.
"fun fact Sarah dan Jena. di sebelah kita lebih tepatnya di meja nomor delapan itukan ada empat pria. mereka lah yang akan menculik Almira." jujur Namifa membuat kedua perempuan itu menoleh.
"ngeri banget perawakannya." ucap Jena takut.
"itu para bodyguard ayah aku." ucap Namifa bangga.
"silahkan kakak pesanannya." Chana sedikit melirik pria-pria yang ada di meja delapan. Sepertinya Bara harus mengambil gambar mereka untuk di kirim kan pada Hafiz.
"oh iya makasih." ucap mereka bertiga. Chana juga ikut tersenyum namun dalam hati ia merutuki perempuan-perempuan ini.
Setelah ia menyajikan makanan, Chana langsung kembali. setidaknya ia akan menceritakan hal ini pada Dinda dan yang lain dulu. Haya lebih-lebih.
"kalian tunggu disini. aku akan kesana menyerahkan foto Almira." ucap Namifa lalu berdiri menuju meja delapan.
"Halo semua." sapanya tanpa ragu.
"oh halo nona Namifa." ucap empat pria itu.
Namifa tersenyum miring menyerahkan foto Almira pada mereka. "ini target yang akan kalian culik. lakukan semuanya dengan baik jangan sampai gagal. soal bayarannya saya sudah transfer di rekening kalian masing-masing." jelas gadis berwajah sedikit oriental itu.
"Baik non terimakasih."
Namifa mengangguk lalu kembali ke mejanya semula.
...----------------...
"gawat-gawat." ucap Chana setelah masuk dalam dapur sambil memeluk nampan.
Bara dan Alfan yang sedang asyik memotong sayuran menoleh. sama halnya dengan Dinda yang kini sedang menghitung penghasilan resto didepan laptop.
"ada apa?" tanya Bara bersamaan dengan Alfan.
"kalian tahu, yang baru saja aku antarkan pesanan tadi. mereka punya niat jahat sama Almira." ucap Chana sedikit tercekat.
"Ha?" reaksi ketiga temannya membuat Chana mengangguk kuat.
"makanya aku bilang gawat. mereka berencana mau menculik Almira dan mencelakainya." jelas Chana.
"lebih menakutkan nya lagi pria-pria yang duduk di meja delapan itu adalah orang-orang suruhan yang akan menculik Almira." tambah Chana lagi.
"kamu yang benar dong Chana jangan bikin kita takut." sergah Dinda.
"ini beneran Din, aku ngeliat dengan mata kepalaku langsung ada secarik foto Almira yang ada di atas meja mereka tadi." jelas Chana.
"kapan aksi mereka?" tanya Alfan.
"soal kapannya itu aku belum tahu pasti yang jelas sekarang juga kita harus bertindak." jelas Chana.
"Bara periksa ruang cctv lalu capture pelanggan di meja nomor tiga dan delapan." ujar Dinda.
"Aku akan mengabari mereka." tambahnya lagi.
"Chana kamu tolong foto data plat mobil empat perempuan itu saat mereka sudah mulai meninggalkan resto ini." jelas Dinda.
"Alfan tolong handle pesanan dulu. insya allah ini tidak akan makan waktu lama."
"siap." ketiganya menjawab dengan sigap lalu mulai menjalankan rencana mereka.
Dinda mulai mengetik pesan dalam grup.
...Hams Fams....
^^^Dinda : maaf menyampaikan kabar kurang mengenakkan ini kak @Haya, @Hanan and @Hafiz. ada yang berencana menyakiti Almira.^^^
Send.
Pesan itu terkirim bersamaan dengan pesan gambar yang dikirim oleh Bara. Dinda mengklik gambar dengan mode perbesar, ia agak ngeri melihat wajah-wajah pria suruhan itu. terlalu menyeramkan batinnya.
Haya : Apa? siapa yang berani mencelakai adik saya?
Hafiz : ini tidak bisa dibiarkan!
Hanan : kirimkan wajah-wajah pelaku yang berniat mencelakai nya.
^^^Dinda : @Haya ada mereka tiga orang perempuan seumuran Almira. @Hafiz. kami sedang menindak lanjutinya. @Hanan. Siap.^^^
^^^Dinda : Foto.^^^
Haya : siapa yang memusuhi Almira? aneh.
Hafiz : mereka sekarang masih ada di resto? itu sepertinya background resto.
Hanan : on the way.
Haya : otw
Hafiz : tolong tahan mereka dengan tawarkan berbagai diskon sampai kami tiba.
^^^Dinda : Maff, untuk empat pria tadi mereka sudah meninggalkan resto sekitar lima menit yang lalu.^^^
Hafiz : tiga perempuan sebayanya bagaimana?
^^^Dinda: mereka masih disini dan Chana sedang berpura-pura memantau.^^^
Hafiz : oke. tahan mereka.
^^^Dinda: baik bos.^^^
Dinda langsung memanggil Chana dengan sedikit berbisik. gadis yang sedang berlagak membersihkan meja nomor satu itu mendekat.
"kata kak Hafiz kita harus menahan mereka bertiga jadi sekarang tolong ambil beberapa kupon diskon ini tawarkan ke mereka dengan cara semenarik mungkin." ujar Dinda.
"baik." Chana langsung mengambil dua kupon diskonan harga lalu menuju ke meja Namifa dan yang lain.
"makanan di resto ini ternyata punya rasa yang enak." puji Sarah.
"ayam gorengnya jusy." Jena menambahkan.
"setidaknya kalian masih bisa makan dengan tenang tapi ingat rencana kita tidak boleh gagal." jawab Namifa seraya memakan nasi goreng seafood nya.
"permisi kakak-kakak cantik berhubung kalian pelanggan yang ke seratus hari ini, resto kami menawarkan dua kupon diskon jika ingin menjadi member tetap pelanggan." sapa Chana setenang mungkin.
"wah diskon mau dong mau." Jena menyambut dengan antusias namun ditatap sinis oleh Namifa dan Sarah.
"terimakasih tapi kami masih mampu bayar meski tanpa diskon." Namifa ikut menimpali.
"Jena stop terlihat seperti anak orang miskin ya." Sarah malah mengingatkan Jena.
Chana sudah misuh-misuh, sebenarnya ia juga tidak mau berurusan dengan gadis-gadis sombong ini tapi demi tugas negara. kebahagiaan Hafiz bos mereka harus ia perjuangkan maka ia lebih memendam rasa dih nya.
"oh tidak masalah kok kak, banyak pelanggan kami yang juga punya status penting di beberapa perusahaan tapi tetap memilih menjadi member tetap untuk dapat diskon disini. lumayan gede loh kak." bujuk Chana lagi.
"oh ya? tapi maaf kami tidak berminat." tolak Sarah mentah-mentah.
Jena sebenarnya ingin tapi ia harus menjaga gengsi.
"cepatlah datang bos. aku muak dengan tiga gadis ini" batin Chana.
"atau mungkin kalian ingin hadiah yang lain? bos kami sangat suka memberi hadiah." ucap Chana asal.
"tidak."
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih