Ayushita Dewi, gadis berusia dua puluh dua tahun tapi memiliki tubuh yang cukup oversize. 109kg dengan tinggi badan 168cm. Kehidupannya awalnya cuek saja dengan kondisi tubuhnya yang besar itu, tapi dengan pertemuan kliennya membuat jas lengkap bernama Dewangga Aldiansyah yang cerewet itu membuat Ayushita jengah dan memutuskan untuk diet.
"Cewek kok oversize."
"Jangan usik kehidupanku yang nyaman ini, mau oversize atau ngga, bodo amat!"
Tak di sangka perselisihan masalah tubuh Ayushita itu membuat Dewa lebih dekat dan akrab dengan gadis itu. Apalagi dia melihat perselingkuhan tunangan Dewangga tunangannya membuat Ayushita dan laki-laki itu semakin dekat dan menimbulkan benih-benih cinta.
Apakah mereka akan berlanjut dengan cinta? Atau selamanya akan jadi Tom and Jerry?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Jatuh
Ayushita masuk ke dalam butik, Dewa mengikuti dari belakang. Karyawan yang lain juga datang satu persatu, ada yang heran dan aneh kenapa Dewa datang pagi-pagi ke butik.
"Dinda, itu pak Dewa datang pagi-pagi. Ada apa?" tanya Rani yang baru datang dan melihat Dewa masuk ke dalam ruangan Ayushita.
"Biasalah, lagi PDKT," jawab Dinda.
"Maksud kamu? Pak Dewa suka sama mbak Ayu?" tanya Rani lagi.
"Ish, kamu kan tahu pak Dewa sering datang kesini tujuannya untuk apa?"
"Iya sih, tapi kelihatannya mbak Ayu cuek deh."
"Belum aja, nanti juga kesengsem sendiri. Lha aku pernah lihat mbak Ayu malah salah tingkah lihat pak Dewa menatapnya juga," ucap Dinda.
"Jadi, mereka tuh sebenarnya bagaimana?"
"Lihat saja nanti drama selanjutnya. Pak Dewa sepertinya beneran suka deh sama mbak Ayu."
Kedua pegawai Ayushita itu terus membicarakan bosnya, sementara Ayushita dan Dewa berada di dalam ruangan sambil makan bubur berdua. Dewa cukup senang Ayushita mau makan berdua dengannya dalam ruangan kantornya.
"Bubur ini aku beli di pinggir jalan, banyak yang membeli dan kelihatannya enak. Ternyata memang enak buburnya," kata Dewa.
"Hmm, enak buburnya." jawab Ayushita masih mengunyah kerupuknya.
Dewa memperhatikan gadis di depannya, penampilannya sih biasa saja. Hanya memakai baju overall kesukaannya berpadu dengan kaos putih dan rambut di ikat sembarang. sepertinya Ayushita tidak memperhatikan penampilan wajahnya, meski begitu kulit putih mulus pipinya selalu membuat Dewa gemas.
Ayushita menoleh pada Dewa yang sejak tadi memperhatikannya, sedikit aneh dan canggung ketika dia menyadari tatapan aneh laki-laki di depannya.
"Ehem! Sudah selesai," ucap Ayushita merapikan bungkus makanannya.
Dewa menarik napas panjang lalu tersenyum kecil, entah kenapa dia jadi melamun.
"Kamu tidak ada waktu untuk bersantai?" tanya Dewa.
"Waktuku di habiskan untuk kerja, agar bisa membayar hutang pada anda," ucap Ayushita.
"Hei, bukankah aku tidak meminjamkan modal? kenapa harus di sebut hutang?"
"Sama saja kan?"
"Beda lah, aku menanam modal untuk mencari keuntungan di butik ini. Dulu kesepakatannya seperti itu, kenapa kamu bilang hutang?"
Ayushita diam saja, dia melangkah menuju tempat sampah dan membuang sampah di tangannya.
"Ya, aku tahu. Tapi tetap saja aku punya hutang sama anda," ucap Ayushita.
"Hutang yang mana?"
"Emm, anda mau membantuku sejauh ini. Aku tidak tahu modus apa anda melakukan itu, sejak anda membuat jas untuk tunangan sampai sejauh ini. Menurutku itu berhutang," ucap Ayushita membuat Dewa mengerutkan dahinya bingung.
"Hmm, itu hutang budi, bukan hutang secara nominal. Kupikir, memang kamu harus membayarnya," ucap Dewa dengan senyum kecil.
"Ya makanya, aku tidak menyia-nyiakan waktuku untuk bersantai."
"Bagaimana kalau kamu harus membayarnya cepat?"
"Maksud anda?" tanya Ayushita.
Dewa diam lalu mendekati gadis itu, wajah berbinar dan menunjukkan rasa di hatinya pada Ayu.
"Kamu bisa menemaniku bersantai," ucap Dewa.
Dahi Ayushita berkerut, "Apa maksudnya?"
"Berkencan denganku."
"Kencan?"
"Ya, nanti malam. Bagaimana?"
Ayushita diam, bingung kenapa Dewa mengajaknya berkencan.
"Kenapa anda mengajak saya berkencan?"
"Yaa, karena saya ingin."
"Bukan, kenapa anda mengajak saya berkencan? Anda tahu saya?"
"Tahu, tapi tunggu. Kenapa kamu masih bersikap formal padaku? Kita sudah lama kenal dan sudah dekat seperti ini, masih saja bersikap formal padaku," ucap Dewa.
"Anda itu kan pemegang saham di butik saya, jadi saya harus menghormati anda."
"Bukan berarti harus bersikap formal. Bahkan kamu tadi makan bujur biasa saja, kenapa sekarang jadi begitu?"
"Maafkan saya, tapi ..."
Dewa lebih dekat, Dewa berdiri di depan Ayushita yang hanya berjarak dua puluh Senti. Pandangannya lurus pada wajah gadis bertubuh besar itu, Ayushita kaget dan gugup. Kenapa Dewa jadi semakin agresif, meski hanya seperti itu.
"Aku." ucap Dewa, lagi-lagi Ayushita bingung.
"Aku."
"Maksud anda apa?"
"Katakan saja aku. Kalau masih bilang saya, langkahku lebih dekat lagi." ucap Dewa.
Ayushita mundur beberapa langkah, tapi Dewa maju dua langkah masih menatap wajah gadis itu. Ayushita menggeleng, dia kembali mundur dan Dewa lagi-lagi maju. Sampai beberapa kali mereka lakukan dan langkah Ayushita terhenti di tembok, Dewa tersenyum miring. Wajahnya turun tepat di depan wajah Ayushita.
"Katakan aku." ucap Dewa.
"Pak Dewa anda ..."
"Aku menyukaimu Ayushita Dewi."
Ucapan Dewa itu membuat tubuh Ayushita hampir melorot ke bawah, tapi tangan Dewa langsung sigap menangkapnya. Keduanya kini seakan berpelukan, tubuh Dewa menempel pada tubuh besar Ayushita. Beberapa detik keduanya saling diam tapi kemudian Ayushita mendorong kuat tubuh Dewa hingga laki-laki itu juga hampir jatuh.
"Haish, kamu kuat juga ya tenaganya. Aku hampir jatuh," ucap Dewa setelah menguasai keseimbangan tubuhnya.
"Ck, anda kenapa pagi ini? Apa kurang sarapan buburnya?" tanya Ayushita sedikit galak.
"Kamu susah ya di dekati, seperti singa saja. Gajah saja mudah untuk di rayu," ucap Dewa berbalik melangkah meninggalkan Ayushita.
"Apa anda bilang?"
"Gajah."
Sedikit kalap Ayushita mendengar ucapan Dewa itu, sampai gadis itu maju dan hendak menarik tangannya untuk merapat ucapannya. Sialnya kakinya tersandung dan jatuh tepat mengenai punggung Dewa, keduanya pun terjatuh saling bertumpukan. Ayushita di atas dan Dewa di bawah.
"Aaargh!"
_
_
*****
Cari masalah..