Terlahir Kembali : Pembalasan Sang Putri Jenderal

Shen Xinyi terdiam sejenak, ia kemudian menatap ke arah Akira dan berpikir. Sebenarnya dirinya juga tidak paham bagaimana bisa ia mempunyai rasa simpati seperti ini kepada Akira? Padahal mereka baru saja bertemu.

"Sejujurnya aku tidak tahu, namun sepertinya aku merasa ada kesamaan di antara kita berdua. Makanya aku seperti ini, dan untuk Su-Ji aku tidak tahu apa yang ia pikirkan." Shen Xinyi kemudian melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk di meja belajarnya.

Akira terdiam sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kamar dan berdiri di samping Su-Ji, ia kemudian memberanikan diri untuk membuka mulutnya dan memulai percakapan. Begitu mendengar namanya dipanggil dengan cepat Su-Ji menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya ia saat melihat Akira berdiri di sampingnya.

"Eh? Sejak kapan kamu ada di sini?!" ucap Cheon Su-Ji panik, ia lekas menutupi kertas yang digunakan untuk menulis puisi menggunakan tangannya. Namun, ada satu kertas yang lepas dari pegangannya dan jatuh ke lantai.

Dengan cepat ia hendak mengambil kembali kertas itu namun sayangnya, Su-Ji kalah cepat dengan Akira. Kertas itu kini sudah berada di tangan Akira, seketika jantung Su-Ji berdebar kencang. Ia takut jika Akira semakin membencinya karena puisi yang ia tulis sangat jelek.

"Pfft!"

"Eh? Kau tertawa?" Cheon Su-Ji menjadi sangat heran karena tiba-tiba saja Akira tertawa setelah melihat puisi yang ditulis oleh dirinya.

"Hahah! Iya aku tertawa karena puisi yang kamu tulis ini sangat payah!" mendengar hal ini membuat wajah Cheon Su-Ji langsung sedih, ia sudah menduga bahwa Akira akan merespon seperti ini.

"Maaf, aku memang payah dalam membuat puisi."

"Jangan seperti itu, aku tidak apa-apa kok. Aku justru sangat berterima kasih karena kalian telah peduli kepadaku, maaf karena tadi aku tiba-tiba pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Namun ku harap, kalian tidak ada yang menanyakan masa laluku. Jika sudah waktunya aku pasti akan menceritakannya secara sukarela kepada kalian." ucap Akira sambil tersenyum dan menarik Shen Xinyi untuk mendekat ke arahnya dan Cheon Su-Ji lalu memeluknya. Kini mereka bertiga saling berbagi pelukan yang hangat, kesalahpahaman yang sebelumnya ada kini sudah hilang dan mereka bertiga kembali ceria seperti sebelumnya.

"Ah.. Aku punya sesuatu untuk kalian berdua!" sambung Akira sambil mengecek ke dalam cincin penyimpanannya dan mengeluarkan dua buah telur yang bewarna emas dan merah menyala. Lalu ia memberikan telur yang bewarna emas kepada Shen Xinyi dan yang merah menyala kepada Cheon Su-Ji.

"Ini sebenarnya telur apa?" tanya Shen Xinyi dah Cheon Su-Ji secara bersamaan, mereka sangat kebingungan dengan apa yang diberikan oleh Akira.

"Itu adalah telur dari hewan suci! Kalian harus merawatnya dengan energi spirit, karena hanya dengan cara itulah telur tersebut dapat menetas. Dan ini adalah hadiah untuk kalian berdua!" jelas Akira dengan penuh semangat.

Shen Xinyi dan Cheon Su-Ji langsung tersenyum bahagia, dengan cepat Shen Xinyi mengeluarkan gelang giok naga yang ia dapatkan sebagai hadiah dari Kaisar dan memberikannya kepada Cheon Su-Ji. Sedangkan Cheon Su-Ji memberikan token Api Teratai kepada Shen Xinyi dan Akira.

"Dengan token ini kalian bisa keluar masuk ke dalam lembah teratai yang berada di Dinasti Cheon." jelas Cheon Su-Ji.

"Ini sangat berharga, terima kasih." ucap Shen Xinyi senang, ini adalah hal yang sangat ia butuhkan saat ini. Karena hanya dengan berendam di air panas yang berada di lembah teratai dan mengonsumsi Sacred Lotus maka hambatan Qi-nya akan terbuka dan ia bisa menjadi ahli bela diri bahkan jika beruntung maka Shen Xinyi bisa menjadi seorang Kultivator.

"Hadiah yang sangat berharga, terima kasih." sambung Akira dengan senyuman di wajahnya.

Raut wajah bahagia terlukis dengan jelas di wajah Cheon Su-Ji, ia sangat senang karena teman-temannya bahagia seperti sekarang. Ia bertekad akan selalu menjaga senyuman teman-temannya apapun yang terjadi!

Ceklek

Pintu terbuka lebar dan masuklah tetua ketiga sambil membawa sebuah buku catatan, ia mulai menulis nama ketiga gadis itu di bukunya dan menyuruh mereka bertiga untuk pergi ke ruang makan karena sekarang sudah memasuki waktu makan malam. Dengan cepat ketiga gadis itu langsung pergi meninggalkan asrama mereka, sebelum meninggalkan asrama mereka bertiga memastikan bahwa semua barang yang mereka bawa berada di tempat yang aman.

Setelah kepergian ketiga gadis...

Tak berselang lama pintu asrama kembali terbuka, namun kini orang yng membuka pintu tersebut berusaha sebaik mungkin agar tidak menimbulkan suara dan terdeteksi oleh sihir keamanan. Begitu berhasil masuk ke dalam asrama dengan cepat penyusup tersebut berjalan ke arah ranjang Shen Xinyi dan menaruh sebuah buku yang berisi jurus terlarang di bawah ranjang Shen Xinyi.

"Hmph! Salah sendiri, siapa suruh kamu bersikap arogan seperti itu Shen Xinyi." seru orang tersebut sambil menyeringai dan pergi dari asrama tersebut.

Setelah 30 menit berlalu, ketiga gadis itu sudah kembali ke asrama mereka. Mereka bertiga kemudian bersiap-siap untuk tidur, namun sebelum tidur Shen Xinyi merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam kamar tersebut.

"Hei, kalian berdua apakah kalian merasakan ada sesuatu yang aneh? Rasanya kamar ini auranya menjadi gelap, padahal sebelumnya tidak seperti ini." tanya Shen Xinyi sambil memeriksa gelombang aura yang berada di kamar tersebut.

"Setelah di pikir-pikir apa yang dikatakan oleh Xinyi ada benarnya juga." jawab Akira sembari menyuruh beberapa spiritnya untuk memeriksa seluruh asrama.

"Kita semua harus mengeceknya, jangan sampai ada sesuatu yang masuk ke dalam asrama ini!" sambung Su-Ji sembari menggeledah ranjang mereka bertiga.

Srak

Betapa terkejutnya mereka bertiga saat menemukan sebuah buku yang berisi jurus terlarang dan diselimuti oleh aura hitam berada di bawah ranjang Shen Xinyi, Shen Xinyi mengepalkan tangannya erat. Ia benar-benar membenci orang yang melakukan hal kotor seperti ini.

"Sebenarnya siapa? Berani-beraninya dia melakukan hal kotor seperti ini untuk mengeluarkanku dari akademi!" emosi mulai menyelimuti pikiran Shen Xinyi, ia hampir saja tidak dapat berpikir jernih. Beruntungnya teman-temannya langsung menenangkan Shen Xinyi dan menyusun rencana jebakan untuk memancing pelaku yang sebenarnya untuk kembali ke TKP.

"Bagaimana ide yang aku berikan?" tanya Akira dengan jantung yang berdebar-debar, ia takut jika idenya tidak berguna dan malah ditertawakan oleh teman-temannya.

"Hm, ku rasa itu sudah bagus!" jawab Shen Xinyi sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku juga setuju!" sambung Cheon Su-Ji.

Setelah rencana disetujui, akhirnya Akira menyuruh spiritnya untuk menaruh kembali buku terlarang tersebut ke ruang rahasia. Tempat dimana buku itu seharusnya berada. Dan kini sudah saatnya bagi mereka untuk menjalankan rencana yang sebelumnya telah di rancang.