NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Hukuman

Antara Cinta Dan Hukuman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Diam-Diam Cinta / TKP / Romansa
Popularitas:24.7k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Leon Harrington seorang hakim yang tegas dan adil, Namun, ia berselingkuh sehingga membuat tunangannya, Jade Valencia merasa kecewa dan pergi meninggalkan kota kelahirannya.

Setelah berpisah selama lima tahun, Mereka dipertemukan kembali. Namun, situasi mereka berbeda. Leon sebagai Hakim dan Jade sebagai pembunuh yang akan dijatuhkan hukuman mati oleh Leon sendiri.

Akankah hubungan mereka mengalami perubahan setelah pertemuan kembali? Keputusan apa yang akan dilakukan oleh Leon? Apakah ia akan membantu mantan tunangannya atau memilih lepas tangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Jade terkulai lemas, tubuhnya penuh luka dan darah mengering di sepanjang lengan dan kemejanya. Kedua tangannya tergantung dengan tali yang melilit erat di pergelangan, menggantung di langit-langit gudang tua yang remang. Nafasnya terengah, namun matanya tetap menyala dengan semangat perlawanan. Di bawah sana, seorang pria berdiri dengan senyum dingin penuh kemenangan.

“Kau sungguh menyedihkan,” ucap Jade dengan suara serak, menatap ke bawah, ke arah pria itu yang berdiri santai seperti sedang menyaksikan pertunjukan.

Pria itu melangkah lebih dekat, masih dengan wajah yang sangat mirip Leon. Senyumnya menyiratkan ejekan.

“Jade Valencia, aku sudah mengubah penampilanku. Bagaimana kau bisa menyadari bahwa aku bukan tunanganmu?” tanyanya dengan nada mengejek.

Jade tersenyum sinis, walau tubuhnya bergetar karena rasa sakit. “Dasar bodoh. Kau mengira hanya karena kulit wajahmu diubah, aku bisa dibodohi?”

Alis pria itu berkedut. “Sejak kapan?”

“Sejak pertemuan kita di kafe waktu itu,” jawab Jade mantap. “Leon adalah seorang hakim. Dia tidak akan pernah menemuiku secara pribadi, apalagi di tempat umum seperti itu.”

Pria itu tampak terkejut sejenak, namun ia menyembunyikan kegugupannya dengan tawaan singkat. “Hanya itu yang membuatmu yakin aku bukan dia?”

Jade menahan perih saat mencoba bergerak sedikit. “Bukan hanya itu saja. Leon tahu aku tidak suka keju. Tapi pagi itu kau memesan omelet keju untukku. Itu kesalahan fatal. Dan saat aku mengatakan pertemuan pertama kita terjadi di restoran, kau tidak membantah—padahal seharusnya di kafe.”

Pria itu mengangkat dagunya, mencoba menyembunyikan rasa frustrasi yang mulai merayap. “Masalah kecil seperti itu, mana mungkin tunanganmu mengingatnya?”

Jade tertawa pendek, getir. “Leon adalah hakim yang tegas dan sangat teliti. Dia mengingat setiap detail, sekecil apa pun. Kau terlalu ceroboh. Walau wajahmu mirip dengannya... Kau hanyalah boneka seseorang.”

Sorot mata pria itu langsung berubah menjadi gelap. Ia mengepalkan tangannya. “Boneka? Sudah di ujung tanduk, masih saja kau banyak bicara!”

Jade menatapnya dengan pandangan tajam, menantang. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa mengincarku? Apakah kau yang membunuh lima pelaku itu?”

Pria itu berjalan mendekat, langkahnya mantap, penuh aura ancaman. “Semua tebakanmu benar sekali. Tidak ada yang salah. Jade Valencia, kau memang cerdas... Tapi sayang, kecerdasanmu tidak akan menyelamatkanmu. Hari ini, kau akan mati. Tapi aku cukup berbaik hati untuk mempertemukanmu terlebih dahulu dengan Leon Harrington. Kau akan mati di hadapannya.”

Jade menggertakkan giginya. “Siapa namamu? Untuk apa kau melakukan semua ini? Aku bahkan tidak mengenalmu!”

Pria itu menatap lurus ke mata Jade, lalu menjawab pelan namun tajam, “Namaku Damien Lennox. Aku berasal dari luar negeri. Demi seseorang... wajahku berubah. Dan ternyata, ini yang kudapatkan.”

Seketika itu, sesuatu menyatu dalam pikiran Jade. Matanya membelalak sedikit.

“Jane Valencia? Betulkah? Dia yang kau cintai?” tanyanya dengan nada tajam.

Damien menegang. “Jade Valencia... kenapa kau bisa tahu semua hal ini? Aku bahkan belum pernah menyebutkannya.”

Jade tersenyum lemah, tetapi pandangannya penuh keyakinan. “Karena pria yang dicintai Jane adalah Leon. Dan kau... kau melakukan operasi wajah demi mendapatkan cinta yang bukan untukmu.”

Hening menyelimuti ruangan sejenak, hanya suara nafas Damien yang mulai memburu, dan nafas lemah Jade yang terus berjuang.

"Jane harus tewas begitu saja, bahkan pelakunya masih bebas. Leon adalah hakim yang tidak berguna. Kalau bukan karena korupsi, mana mungkin dia membebaskan pelakunya," ketus Damien.

Jade menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang menjalar dari pergelangan tangannya yang terikat erat dan tubuhnya yang tergantung lemah. Meski tubuhnya penuh luka, tatapan matanya tetap tajam.

"Hakim yang memvonis bebas bukan Leon," ucap Jade dengan suara berat tapi tegas. "Dan kau sengaja muncul membunuh mereka setelah aku menyakiti mereka di malam itu. Supaya aku yang dijadikan tersangka dan menerima hukuman. Sementara kau bersembunyi di balik wajah palsumu. Tapi siapa sangka, kasus ini tidak semudah yang kau bayangkan. Leon mencium keanehan dan aku mengajukan banding. Sekarang kau akan jadi incaran Leon."

"Jade Valencia, saat aku melihat wajahmu, aku sangat membencimu," gumam Damien, "Karena wajah ini dulu digunakan oleh kakakmu demi pria sialan itu—Leon."

Jade menghela napas, darah menetes perlahan dari sudut bibirnya. Namun matanya menatap penuh kepedihan dan keteguhan.

"Jane Valencia tidak layak menjadi kakakku," gumamnya lirih. "Aku menyesal karena menyerang lima korban itu. Seharusnya aku membiarkan mereka saja. Aku hanya ingin melindungi seseorang yang bahkan tak layak dilindungi."

"Tak tahu balas budi," Damien mencibir, tawanya sinis. "Tapi semua itu sudah tidak penting. Saat Leon Harrington tiba, saat itu juga adalah detik-detik kematianmu."

***

Di sisi lain, mesin mobil meraung keras saat Leon menginjak pedal gas dalam-dalam, matanya fokus menatap jalanan malam yang kosong. Angin malam menampar wajahnya, tapi pikirannya hanya pada satu hal—menyelamatkan Jade.

"Damien Lennox," gumamnya dengan rahang mengeras, "aku tidak akan membiarkanmu lolos. Jade, tunggu aku."

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Leon segera menekan tombol jawab di setir mobil.

"Halo!" sahutnya cepat.

"Hakim Harrington," suara asing terdengar, penuh ejekan dan kemenangan. "Wanita kesayanganmu ada padaku. Bagaimana kalau kau datang menjemputnya?"

Leon menggenggam setir kuat-kuat.

"Aku hanya ingin kau datang seorang diri. Kalau anak buahku melihatmu datang bersama polisi... maka kau hanya akan menemukan jasad tunanganmu," lanjut Damien, lalu sambungan terputus.

Gigi Leon terkatup rapat, dadanya naik turun karena amarah yang menyesakkan.

"Damien Lennox," gumamnya tajam, "kalau kau berani menyentuhnya, aku tidak akan ragu mengambil nyawamu... meski harus melanggar hukum negara."

***

Di gudang tua yang lembab dan gelap, Damien tertawa puas, seolah ia telah memenangkan pertarungan. Tapi Jade hanya melihatnya dengan jijik.

"Damien Lennox, sia-sia kau melakukan semua ini," kata Jade lemah namun penuh ejekan. "Aku bukan lagi wanita kesayangannya."

Sorot mata pria itu berubah tajam, nyaris gila. "Jade Valencia, selama kau di luar negeri, Leon Harrington hanya fokus bekerja. Tidak dekat dengan wanita mana pun. Tidak pernah bersenang-senang. Aku sampai curiga... apakah dia pria normal? Apa dia tidak butuh wanita? Jane telah berkorban demi dia. Tapi pada akhirnya, Jane tidak mendapat apa pun."

Jade tertawa kecil, meski suaranya serak dan penuh luka. "Kau sangat menyedihkan, Damien. Jane bahkan tak pernah memperhatikanmu. Kau hanya bayang-bayang. Bahkan setelah semua pengorbananmu, dia tetap memilih Leon."

Ucapan itu seperti cambuk bagi Damien. Rahangnya mengeras, matanya berkilat penuh amarah.

"Oleh karena itu... Leon juga harus mati!" bentaknya. Ia mengeluarkan pistol dari balik jaketnya, mengarahkannya ke tubuh Jade. "Setelah aku menyiksamu di depannya... aku akan membunuhnya perlahan."

Jade menatap lurus ke mata Damien, tanpa gentar.

"Lebih baik dia membunuhku sekarang, dari pada mengunakan aku mengancam Leon," batin Jade.

"Walau pun kami mati di tanganmu, kau tetap kalah dengan Leon dalam segala hal, Buktinya Jane hanya mencintainya dan kau hanya boneka," kata Jade dengan sengaja.

Damien yang kesal langsung menembak ke arah Jade, Dor!

Tembakan tersebut tepat mengenai Molly, terlihat tetesan darah berjatuhan ke lantai dingin itu.

Jade merasakan timah panas yang menembus bagian perut kirinya.

1
Hanizar Nana
handeeeee semakin seru dan bikin penasaran
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Aisyah Christine
siapa lagi yang menyerupai leon ini.. kan leon baru bilang jangan percaya siapa pun meski dirinya sendiri
Myra Myra
siapa sbnrnya yg nak bunuh jade...Leo @ Damian...mcm teka teki thor
Susilowati Jais
lah ni maksudnya ap sih alurnya makin membingungkan🤦‍♀️
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Hanizar Nana
semangat Thor novel nya bagus aku jadi penasaran banget.klu bisa tiap hari lah Thor terbit nya 🙏 makasih
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Aisyah Christine
up thorr deg²an... jangan ada yg terbunuh diantara jade dgn leon
wiemay
bohongi hati
Aisyah Christine
kalau jane terdengar ucapan leon pasti sedih banget. apa pun itu.. ucapan leon hanya menutupi perasaannya yang sebenar
Pikachu: 🤣🤣🤣🤣🤣
Aisyah Christine: wkwkk iya kak salah typngn nama😅
total 3 replies
Isnanun
kenapa tidak saling mengungkapkan perasan kalian
wiemay
Leon sengaja itu
Aisyah Christine
leon pura² lupa itu. dia kan hakim pasti dia lagi liat body language jade. Pasti leon tau klu jade masih mencintainya
Myra Myra
kasihan dgn jade...
Isnanun
oooo Jade😭😭
Aisyah Christine
cinta yg tragis..
Myra Myra
kasihan jade...bila semua terbongkar kamu mula Ae hidup baru jade...pergi jauh dari org2 yg kamu kenal dan mulakan hidup tempat yg baru...
wiemay
pahlawan nya jade
Aisyah Christine
keren banget ceritanya.. teruskan thor sampe end
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!