Jodoh Untuk Azzam

     Sudah seminggu ini nyatanya Azzam belum bisa jujur pada Shanum karena dia sibuk terus.

    Bahkan hari ini dia harus ke luar kota lagi dia tidak bisa mengirim Romi karena harus dia sendiri yang datang.

    Sedangkan Romi masih tetap di ganggu Keisya.

   "Ayo dong kak kita makan siang dulu"Rengek Keisya saat berada di dalam ruang Romi.

   "Nanti kei aku masih sibuk kamu pulang saja dulu"Tolak Romi.

   "Nggak mau aku harus lihat kak Romi makan baru aku akan pulang".

   Daripada Romi di ganggu Keisya lebih baik dia mengalah untuk makanan yang di bawa Keisya.

    "Gimana kak enak nggak makanannya?"Tanya Keisya saat Romi sudah makan.

   "Kamu beli makanan ini dari mana?".

    "Ini tuh bukan beli kak tapi masakan ini buatan aku sendiri"Jawab Keisya dan membuat Romi sampai tersedak.

   "Serius ini masakanmu?"Tanya Romi sedikit tak percaya karena makanan ini lumayan enak.

   "Serius kak nih lihat tanganku sampai terkena minyak panas"Jawab Keisya sambil memperlihatkan tangannya yang melepuh.

   Romi sampai tersenyum sedikit bahkan tidak di sadari Keisya ada rasa senang dan kasihan melihat Keisya seperti itu untuknya.

   Sebenarnya ada rasa tertarik yang dirasakan Romi pada Keisya tapi dia tidak mau mengakuinya dan kalau bisa rasa itu jangan terus tumbuh.

   Menurut Romi perbedaan mereka sangat jauh Keisya anak orang kaya sedangkan dia hanya seorang anak karyawan biasa.

   "Kok malah melamun sih kak kasih komentar dong tentang masakanku"Protes Keisya.

   "Masakanmu biasa saja aku sudah selesai makan jadi kamu bisa pulang"Jawab Romi dusta.

   Dengan wajah cemberut Keisya membersihkan bekas makanan itu dan pamit pulang.

   Keisya tidak langsung pulang melainkan menjemput Tiara yang ada di kampus.

    Di kampus karena tidak lihat jalan dia tertabrak seseorang ternyata itu adalah Zahra.

   "Maaf ya kak aku nggak sengaja"Pinta Keisya.

   "Nggak apa-apa kok".

  "Aku Keisya nama kakak siapa?"Tanya Keisya.

  "Aku Zahra,kamu anak kampus sini?".

  "Nggak kak aku baru mau jadi mahasiswa sini nanti kalau aku sudah lulus,aku mau mencari mamaku kebetulan dia dosen disini"Jelas Keisya.

  "Ya udah kalau gitu aku pergi dulu aku mau pulang"Pamit Zahra.

  "Iya kak"Kata Keisya.

  "Aku kok kayak pernah dengar nama Zahra tapi di mana ya"Pikir Keisya saat Zahra sudah tidak ada.

   Keisya masih mengingat di mana dia pernah mendengar nama Zahra tanpa terasa dia sampai di ruang Tiara,mamanya.

Malamnya saat Zahra ada di dalam kamar dia terus memandangi hpnya berharap ada panggilan masuk dari Azzam selama pergi ke luar kota Azzam belum pernah memberi kabar.

Lelah menunggu Zahra sampai ketiduran sedangkan Azzam disana masih mengerjakan kerjaannya jangankan pegang hp makan saja dia tidak sempat.

Dia ingin cepat selesai dan pulang agar bisa bertemu dengan Zahra.

Di kamar yang berbeda Keisya sedang belajar tapi dia malah melamun sampai Riski masuk saja dia tidak mendengarnya.

"Kenapa dengan anak papa bukanya belajar malah melamun?"Tanya Riski sambil duduk di tepi ranjang Keisya.

"Ih papa ngagetin aja"Keluh Keisya"Ketuk pintu dulu kan bisa".

"Kamu saja yang nggak dengar tangan papa sampai pegal ketuk pintu kamarmu"Protes Riski.

"Mikirin apa?"Tanya Riski"Sini".

Keisya menyusul Riski yang sudah terlentang di atas kasur dan langsung memeluknya.

Riski usap rambut Keisya dengan sayang itulah kebiasaan Keisya saat hatinya tidak baik-baik saja.

"Dulu papa bertemu mama di mana dan gimana cerita kisah papa dan mama?"Tanya Keisya masih memeluk Riski.

"dulu papa kerja sama om Rendra dan bertemu mama mu yang menjadi pengasuh Azzam dan Azzura".

"Itu sih Keisya tahu pa,gimana perjalanan cinta mama dan papa".

"Sangat panjang dari masalah mantan-mantan papa yang mengganggu sampai papa belain ke kampung mama untuk mencegah agar mama tidak di nikahkan sama orang lain".

"Dulu mama juga mau di nikahkan sama orang lain pa?"Tanya Keisya kaget.

"Bukan sih cuma papa yang salah paham ternyata yang menikah kakaknya mamamu".

"Rumit juga ya pa".

"Setiap orang ada kisahnya masing-masing kei tinggal kita yang mau buat kisah itu seperti apa pesan papa boleh suka sama seseorang selama orang itu belum jadi milik orang lain kalau sudah jadi milik orang lain kita harus ikhlas merelakan nya".

"Iya pa,aku pengen tidur sama papa"Pinta Keisya sambil menenggelamkan kepalanya di ketiak Riski.

"Entar mamamu yang nggak bisa tidur".

"Bukanya papa yang nggak bisa tidur kalau nggak di peluk mama".

"Iya sih"kata Riski"Sudah tidur papa temenin kamu sampai tidur".

Beberapa menit kemudian Keisya sudah tidur Riski bangkit dan membenarkan selimut Keisya.

Sebelum pergi Riski menyempatkan mencium jidat Keisya dengan sayang setelah itu baru mematikan lampu dan keluar.

Ternyata Tiara sudah berada di sana menunggu Riski keluar.

"Aku takut Keisya mendapat karma ku yank".

"Selama ini aku tahu kamu sudah menjaganya sangat baik"Kata Tiara sambil menggandeng tangan Riski menuju kamarnya.