[Original Karya saya]
[Bukan novel terjemahan]
Ini adalah hasil inspirasi saya sendiri, jadi 'Dilarang Keras' mengcopy paste cerita ini!!!
Engkau kira mudah bikin cerita!!?-_-''
~
~
~
Zhu Xiao Nian adalah seorang agen mata-mata pemerintah dengan code name Aris. Dia melakukan banyak misi berbahaya yang membuatnya mendapatkan gelar agen wanita nomor satu.
Namun dia mati hanya gara-gara perselingkuhan pacarnya yang br*ngsek dan adiknya yang j*lang.
Takdir berkata lain dan membuatnya hidup kembali dengan penuh dendam.
Tapi tunggu, dia... Kenapa dia lahir kembali menjadi sampah yang menjadi aib mansion jendral besar?
Satu kata untuk tubuh barunya,Sempurna. Wajahnya cantik, tubuhnya seindah peri, tanpa bisa melakukan apa-apa.
Benar-benar boneka yang sempurna.
Pemilik tubuh ini adalah An Xie Tian, nona besar di mansion Jendral besar.
Terkenal dengan sikap yang cukup buruk dan juga dandanannya yang benar-benar menor.
Lalu dimana An Xie Tian yang itu sekarang? Hanya ada An Xie Tian yang memberikan neraka pada orang-orang yang merendahkan nya.
...
.
.
Like, coment dan follow!!!😉
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Typo bertebaran 😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.32: Undangan putri mahkota
'Tok tok.'
An Xie Tian mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya.
"Hm?siapa malam-malam begini?"
An Xie Tian membuka jendela kamarnya dan terlihatlah sepasang manik mata berwarna hijau keabu-abuan.
(Klo kalian susah ngebayangin warnanya, kalian tinggal liat matanya Hrithik Roshan🤭)
"Oh,kamu lagi?" Ujar An Xie Tian sambil mengernyitkan dahinya.
"Mau apa kamu kesini?" Tanya An Xie Tian.
"Tentu saja aku kesini untuk menemui temanku." Ujar Qi Chuankang.
"Siapa temanmu?" Ujar An Xie Tian sambil memiringkan kepalanya.
"Ho? Bukannya kita sudah berteman yah?" Ujar Kang sambil terkekeh.
"Hm,aku tidak ingat punya teman seperti kamu?" Ujar An Xie Tian.
"Auw, hatiku sakit kau tau? Bisa-bisanya kamu tidak mengakui aku." Ujar Kang sambil memegangi dadanya.
"Hah, tidak usah berlebihan." Ujar An Xie Tian sambil memutar matanya.
"Ap-apa? Aku berlebihan?" Ujar Qi Chuankang terkejut.
Bisa-bisanya wanita ini memanggilnya berlebihan? Dia adalah kaisar kau tau. Berlebihan adalah sifat dasarnya.
"Lagipula mengapa kamu selalu datang saat malam?" Ujar An Xie Tian sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Memangnya kamu mau semua orang tau tentang hubungan kita? Aku ini tampan dan terkenal kau tau." Ujar Qi Chuankang bangga.
"Heh, hubungan apa yang kita miliki?" Ujar An Xie Tian.
"Lagipula mengapa kamu selalu sok dekat denganku? Aku hanya menolongmu sekali, itu saja." Ujar An Xie Tian.
"Haih nona, kau ini jual mahal. Akui saja kalau aku ini memang tampan,tak perlu malu mengakuinya." Ujar Qi Chuankang.
"Cih, pembual." Ujar An Xie Tian mencibir.
"Tenanglah, aku cuma bercanda. Hahaha..." Ujar Qi Chuankang sambil terkekeh geli.
"Lalu hentikan candaan mu yang membosankan dan tak masuk akal itu." Ujar An Xie Tian.
"Ya ya. Ngomong-ngomong nona, apakah kamu masih ingat giok putih yang aku berikan padamu?" Tanya Qi Chuankang.
"Ya, kenapa? Kau ingin mengambilnya kembali?" Tanya An Xie Tian.
"Apa? Tentu saja tidak. Sebenarnya hiasan giok itu adalah token merak putih." Ujar Qi Chuankang.
"Token merak putih?" Tanya An Xie Tian.
'rasanya aku pernah dengar?'
"Ya, token itu hanya dibuat 4 buah saja di benua timur ini, ada token merak putih, merak merah, merak hijau, dan merak kuning. Dengan token ini, kamu berhak memimpin pasukan merak putih milik kekaisaran Tianxing yang berjumlah 300 orang terlatih." Ujar Qi Chuankang.
"Token ini sangat langka, token ini hanya kaisar yang bisa memberikannya." Ujarnya lagi.
"Lalu jika token ini begitu penting, mengapa kamu memberikannya padaku?" Tanya An Xie Tian.
"Tidak apa, aku sudah memiliki token merak hijau. Lagipula aku memberikannya sebagai tanda terimakasih karena sudah menyelamatkan aku." Ujar Qi Chuankang.
An Xie Tian hanya ber-'oh' singkat mendengarnya.
"Ngomong-ngomong, sebenarnya kamu ini siapa? Aku tidak bisa melihat aura pelatihan mu, kamu juga memiliki barang penting seperti token ini di sakumu. Tentunya kamu bukan orang biasa iya kan?" Tanya An Xie Tian.
"Oh, i-itu..,uhm..., Yah kau tau, aku ini adalah..., Ah! Aku adalah kepala pasukan kekaisaran Tianxing, aku adalah salah satu orang kepercayaan kaisar." Ujar Qi Chuankang berbohong.
"Kau tidak bohong kan?" Ujar An Xie Tian sambil memicingkan matanya curiga.
"Ap-apa? Ti-tidak, tentu saja tidak." Ujar Kang.
'Mengapa aku berbohong ya? Itu langsung keluar dari mulutku begitu saja.' Batin Kang dalam hati.
"Hm, baiklah. Lalu apa yang dilakukan kepala pasukan kekaisaran Tianxing disini dan bukannya menjaga kaisar? Kau bolos kerja ya?" Ujar An Xie Tian menyimpulkan semaunya.
"Sembarangan! Aku sedang ambil cuti!" Ujar Kang.
"Oh, begitu." Ujar An Xie Tian santai.
"Ngomong-ngomong, kakiku sakit terus-terusan berdiri diantara hawa malam yang dingin ini, apakah kamu tidak akan mengundang aku masuk?" Tanya Qi Chuankang.
"Hm?" An Xie Tian memperhatikan wajah Qi Chuankang yang sepertinya meminta.
"Kumohon?" Ujarnya lagi.
"Tidak." Ujar An Xie Tian dan langsung menutup jendela kamarnya.
"Ap-apa? Bagaimana bisa kamu sekejam ini? Paling tidak tawarkan aku sepiring kue dan teh, dasar tidak sopan." Ujar Kang marah-marah dari luar jendela.
An Xie Tian kembali membuka jendela kamarnya.
"Oh, kamu berubah pikiran?" Ujar Qi Chuankang bersemangat.
An Xie Tian menatapnya kemudian menyerahkan sebuah nampan berisi sepiring kue dan teh.
"Tidak." Ujarnya lalu kembali menutup jendelanya.
"A? Ap-apa? Dia benar-benar memberikan aku sepiring kue dan secangkir teh? Benar-benar wanita kejam." Ujar Qi Chuankang dari luar.
"Tinggalkan nampan,piring, dan cangkirnya diluar. Besok akan diambil, jadi jangan berpikir untuk membawanya kabur." Ujar An Xie Tian dari dalam.
"Haah..." Qi Chuankang menghela nafas dan memakan kue kacang yang ada dipiring lalu meminum tehnya.
Dari dalam An Xie Tian terkekeh geli.
Dia lalu mematikan lilin di kamarnya dan pergi tidur.
~skip~
An Xie Tian bangun di pagi hari saat matahari masih belum terlalu terlihat, sehingga diluar masih agak gelap.
An Xie Tian membuka pintu kamarnya dan keluar, dia menghirup udara pagi dari teras.
"Haah, benar-benar segar pagi ini." Ujar An Xie Tian sambil menghela nafas.
An Xie Tian lalu mengambil pedangnya dan berlatih pedang di taman belakang miliknya.
An Xie Tian mengayunkan pedangnya ke arah bambu-bambu yang sudah ia susun dari awal. Bambu-bambu itu langsung terbelah saat pedangnya menebas bambu.
An Xie Tian berlatih hingga sekitar waktu sarapan.
XiaoMei datang dari pintu untuk mencari nonanya.
"Nona?" Panggil XiaoMei pada tuannya.
An Xie Tian sedang mengelap keringatnya saat melihat XiaoMei datang.
"Ada apa XiaoMei?" Tanya An Xie Tian.
"Anda mendapatkan undangan." Ujar XiaoMei.
"Oh, undangan darimana? Dari siapa?" Tanya An Xie Tian.
"Ini dari istana nona, ini dari putri mahkota." Ujar XiaoMei.
"Putri mahkota? Apakah itu putri Xiao Ning An?" Tanya An Xie Tian.
"Ya nona, itu benar." Ujar XiaoMei.
"Ini suratnya." Ujar XiaoMei lalu menyerahkan surat di tangannya.
An Xie Tian lalu membuka isi suratnya.
Putri mahkota mengundangnya ke istana putra mahkota untuk minum teh bersama.
"Aku tidak ingat punya hubungan baik dengan putri mahkota sehingga dia punya alasan untuk mengundangku? Apakah dulu aku berteman dengannya?" Tanya An Xie Tian.
"Seingat saya tidak nona." Jawab XiaoMei.
"Hm, baiklah. Undangannya siang ini, aku akan pergi. Aku penasaran mengapa putri mahkota mengundangku?" Ujar An Xie Tian.
Dia lalu kembali kedalam paviliun miliknya dan pergi mandi.
...
Siangnya An Xie Tian bersiap untuk pergi ke istana putra mahkota atas undangan putri mahkota.
Dia mengenakan baju sutra berwarna merah muda dengan sepatu dan aksesoris yang berwarna senada.
XiaoMei menata rambut dan mendandani wajahnya.
An Xie Tian menggunakan bedak yang tidak terlalu tebal dan pewarna bibir berwarna peach yang lembut.
An Xie Tian menggunakan perona pipi tipis pada wajahnya dan mengoleskan pewarna merah muda pada bagian matanya.
(Ceritanya pake blush-on sama eye shadow 🤭)
Dandanan An Xie Tian hari ini tidak terlalu mewah dan juga tidak bisa dibilang sederhana.
Setelah selesai berdandan, An Xie Tian lalu keluar dari paviliun dan memasuki tandu yang sudah disiapkan.
Jarak rumahnya dari istana tidak terlalu jauh, jika menggunakan tandu hanya sekitar 15 menit saja.
...
Tandu berhenti lalu diturunkan didepan sebuah bangunan istana.
An Xie Tian keluar dari tandu, matanya disuguhkan dengan bangunan besar dengan taman yang indah.
Ini adalah kediaman putra mahkota dan putri mahkota.
Didepan seorang dayang sudah menanti kedatangan An Xie Tian.
"Silahkan nona, saya akan mengantarkan anda menemui putri mahkota." Ujar dayang itu.
"Pimpinan jalannya." Perintah An Xie Tian.
Mereka berjalan di jalan batu yang disamping kanannya terdapat kolam dan samping kirinya terdapat taman bunga yang indah.
An Xie Tian diantarkan ke taman belakang yang ada di paviliun itu.
Disana seorang wanita cantik yang masih terlihat muda sedang menunggu sambil duduk dibawah pohon pir.
"Oh, kamu sudah sampai." Ujar wanita itu menyadari kedatangan An Xie Tian.
"Saya memberi hormat pada Taizifei." Ujar An Xie Tian sambil membungkuk hormat.
(Taizifei: putri mahkota.)
"Lupakan formalitas, ayo duduklah disini." Ujar putri mahkota.
"Baik yang mulia." Ujar An Xie Tian lalu duduk disebelah putri mahkota.
Di meja sudah ada beberapa cemilan dan juga teh.
Dayang Putri mahkota menuangkan teh kedalam cangkir mereka.
"Silahkan diminum nona An." Ujar putri mahkota.
"Baik yang mulia." Ujar An Xie Tian, sebelum dia meminumnya An Xie Tian terlebih dahulu menghirup aroma tehnya.
'tidak ada racun, ini aman.'
"Ada apa nona An?" Tanya putri mahkota.
"Ah, tidak. Saya hanya suka mencium aroma teh ini, aromanya sangat lembut dan harum." Ujar An Xie Tian.
"Oh, baguslah kalau kau suka. Aku membuatnya sendiri, teh ini terbuat dari bunga Lilac. Apakah kamu suka bunga Lilac nona An?" Ujar putri mahkota.
"Ah, saya kurang tau tentang bunga. Jadi saya kurang pengetahuan tentang itu." Ujar An Xie Tian sopan.
"Ah, begitu. Ngomong-ngomong, aku melihat tarianmu di istana saat ulang tahun permaisuri Wang. Tarianmu sangat indah, kamu sangat berbakat." Ujar putri mahkota.
"Niang-niang terlalu memuji saya,tarian saya biasa saja." Ujar An Xie Tian sambil tertawa kecil.
"Ayolah, jangan merendah. Tarianmu sungguh sangat indah, aku menyukainya." Ujar putri mahkota sambil memegangi kedua tangan An Xie Tian.
"Ah, niang-niang terlalu memuji, saya sangat berterimakasih." Ujar An Xie Tian dengan rendah hati.
"Baiklah nona An, saya akan langsung bicara pada intinya. Jadi, saya ingin memiliki hubungan yang lebih jauh dengan anda. Saya ingin kita bisa bersikap layaknya saudari, maukah kamu memanggilku kakak perempuan mu?" Tanya putri mahkota.
"Ah, apa? Anda ingin bersaudara dengan saya?" Ujar An Xie Tian.
"Iya benar. Aku sangat suka akan kepribadianmu, kamu juga sangat berbakat. Aku menyukainya. Aku bisa memberikanmu apa saja selama aku mampu, termasuk posisi selir utama putra mahkota." Ujar putri mahkota berterus terang.
"Ap-apa? Posisi selir utama?" Ujar An Xie Tian terkejut.
Sungguh, posisi selir utama sama sekali bukan posisi yang rendah. Apalagi ini adalah posisi selir utama putra mahkota, ada banyak nona bangsawan lain yang mengincar posisi ini. Dan putri mahkota ingin memberikan posisi ini padanya? Kenapa?
"Nona An, apakah kamu mengenal Huang Taizi?" Tanya putri mahkota.
"Sa-saya tidak mengenal beliau, saya hanya pernah melihatnya sekali saat di pesta ulang tahun permaisuri Wang." Ujar An Xie Tian.
"Sepertinya bukan lagi sebuah rahasia bahwa pernikahanku dan Taizi adalah pernikahan politik. Ayahku menikahkan aku dan Taizi agar dia bisa mendapatkan kekuasaan politik yang lebih besar di pemerintahan. Selain itu, dia juga ingin aku menjadi permaisuri masa depan." Ujar putri mahkota sambil tersenyum kecil.
"Sungguh, pernikahan kami tidak dilandasi cinta. Walaupun begitu, Taizi memperlakukan aku dengan sangat baik sebagai istri sahnya. Meskipun dia memiliki beberapa selir lainnya, mereka hanya menikah untuk kepentingan politik. Taizi hanya mengunjungi mereka sesekali sebagai formalitas. " Sambung putri mahkota lagi.
"Niang-niang?" Ujar An Xie Tian bingung.
"Menjadi wanita satu-satunya di hatinya adalah suatu kebahagiaan, tapi melihatnya bahagia adalah kebahagiaan yang lebih besar lagi." Ujar putri mahkota.
Putri mahkota lalu menggenggam tangan An Xie Tian dengan erat dan menatap wajahnya seraya berkata.
"Dia terlihat sangat bahagia saat menceritakan tentangmu, baru kali ini aku melihatnya sebahagia itu.
Jadi nona An, maukah kamu menjadi saudariku dan memberikan kebahagiaan pada pangeran?" Tanya putri mahkota.
Pernyataan putri mahkota membuat An Xie Tian terkejut.
Bagaimana bisa seorang wanita bisa menawarkan suaminya pada wanita lain hanya untuk kebahagiaan suaminya?
Seberapa besar hati wanita ini sehingga bisa menerima itu semua?
Dan seberapa brengsek putra mahkota itu sehingga menelantarkan istrinya yang cantik dan pengertian hanya untuk wanita lain?
Dan wanita lain itu adalah 'dia'.
"Niang-niang, bagaimana anda bisa bertanya tentang hal itu? Bagaimana bisa saya berani menerima tawaran anda yang begitu berat itu?" Ujar An Xie Tian penuh emosi.
"Nona An, saya mencintai suami saya. Itu ada dalam perasaan dimana saya sanggup memberikan apapun padanya agar dia bahagia, walaupun itu melihat dia bahagia dengan wanita lain." Ujar putri mahkota.
An Xie Tian merasa sakit hati untuk putri mahkota.
Entah wanita ini terlalu mencintai berlebihan atau karena dia bodoh. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu.
"Maafkan saya putri, bukannya saya tidak menghormati anda, tapi saya harus menolaknya karena saya menghormati anda.
Bagaimana anda bisa bertanya hal itu kepada saya sebagai sesama wanita?" Ujar An Xie Tian.
"Maafkan saya yang mulia, tapi saya menolaknya. Lagipula saya adalah orang yang tidak sanggup berbagi pria dengan wanita lain, hati saya tidak seteguh anda." Ujar An Xie Tian lagi.
"Tunggu nona An, bisakah kamu memberikan waktu lagi? Mungkin saja anda berubah pikiran. Posisi selir utama menanti anda di kediaman putra mahkota." Ujar putri mahkota sambil memegangi tangan An Xie Tian.
"Maafkan saya Yang Mulia, kalau begitu saya permisi. Saya harus pergi." Ujar An Xie Tian lalu memberi salam dan pergi.
Putri mahkota menatap kepergian An Xie Tian dengan sedih.
"Bagaimana aku menceritakan hal ini kepada Taizi, kalau wanita yang dicintainya menolak untuk menikahinya? Nona An sungguh seorang wanita yang baik, aku juga merasa sayang jika dia menjadi seorang selir.
Semoga saja dia mendapatkan kebahagiannya sendiri." Ujar putri mahkota lalu menghela nafas.
Sekarang dia harus mencari kata-kata yang bagus agar tidak membuat suaminya sedih karena ditolak.
...
An Xie Tian berjalan keluar dari kediaman putra mahkota.
An Xie Tian melihat ke sekeliling dan tidak menemukan tandunya.
Bagaimanapun juga dia keluar lebih awal dari yang diperkirakan, mungkin karena itu tukang tandunya belum datang.
"Bagus, sekarang aku harus menunggu." Ujar An Xie Tian dengan nada bosan.
Tak disangka seseorang datang menghampirinya.
Itu adalah pangeran ketiga, Dong Fang Yu.
"Apa ada yang bisa Ben Wang bantu?" Tanyanya.
"Ah! Ya, tidak ada Wangye." Ujar An Xie Tian terkejut.
"Oh, lalu apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Dong Fang Yu.
"Saya kesini atas undangan dari putri mahkota. Sepertinya saya keluar lebih cepat dari yang diperkirakan, sehingga tandu saya belum datang Yang Mulia." Ujar An Xie Tian dengan sopan.
Bagai manapun juga dia sedang ada di istana, dia harus menjaga etika dan kesopanan seorang nona bangsawan.
"Oh, jadi kamu sedang menunggu tandu?" Tanya Dong Fang Yu.
"Benar Wangye." Ujar An Xie Tian.
"Hm, apakah kamu tidak keberatan jika Ben Wang mengantarmu pulang?" Tanya Dong Fang Yu.
'Yah, lelaki ini sangat sopan. Tidak ada salahnya menerima tawarannya, dia juga orang yang baik. Tapi sebagai lelaki dia itu terlalu dingin.' Batin An Xie Tian dalam hati.
"Baiklah Wangye." Ujar An Xie Tian menerima tawaran Dong Fang Yu.
...
'Tuk tuk, gujlak, tuk tuk, gujlak, tuk tuk'
Bunyi kuda yang sedang berjalan dan sesekali mendapatkan jalan yang tidak rata.
Suasana didalam kereta sangat sunyi.
Hanya terdengar sepatu kuda dan roda kereta yang berderit saat bergerak.
"Ehem, boleh Ben Wang tau apa yang dibicarakan Taizifei kepadamu?" Tanya Dong Fang Yu.
"Beliau hanya membicarakan beberapa hal, dan..." Perkataannya terhenti saat teringat tawaran putri mahkota padanya.
"Hm, Dan?" Tanya Dong Fang Yu bingung.
Mengapa dia berhenti?
"Dan, hanya beberapa hal tentang urusan wanita, itu saja." Ujar An Xie Tian sambil tersenyum.
Dong Fang Yu hanya mengangguk mengerti.
Dia memang tidak tau tentang apa yang dibicarakan putri mahkota kepada An Xie Tian, tapi dia mendapatkan firasat aneh tentang hal itu.
An Xie Tian menghadapi suasana canggung ini dengan tetap diam.
Tapi dia merasa aneh, bukankah mereka sudah berjalan cukup lama? Mengapa belum sampai juga? Sedangkan jarak istana dan kediaman Marquis Utara tidak terlalu jauh.
Tiba-tiba kereta berguncang hebat dan para kuda memekik ketakutan.
Dari luar terdengar suara kusir yang ketakutan lalu darah memercik dari jendela kusir.
"Ap-apa yang terjadi?" Tanya An Xie Tian.
"Tunggulah didalam." Ujar Dong Fang Yu.
Entah bagaimana caranya mereka sampai disebuah hutan yang letaknya tidak diketahui.
Dong Fang Yu lalu keluar dari kereta.
Terdapat 10 orang yang mengelilingi kereta.
'Apakah mereka bandit?' Batin An Xie Tian dalam hati.
"Mau apa kalian? Jika kalian ingin uang, Ben Wang bisa memberikannya untuk kalian asalkan membiarkan kami pergi." Ujar Dong Fang Yu.
Mereka saling berpandangan.
"Kami sudah mendapatkan uang dari tuan kami untuk kepalamu, kami hanya perlu membawa mayat mu kepadanya." Ujar salah satu dari mereka.
'Oh, apa mereka pembunuh bayaran? Mengapa setiap bersama pria ini dia selalu berurusan dengan pembunuh bayaran?' Batin An Xie Tian sambil menghela nafas berat.
Mereka mulai menyerang Dong Fang Yu.
Dong Fang Yu mengeluarkan pedangnya dan menangkis serangan mereka.
Dari belakang kereta mengeluarkan asap, An Xie Tian terkejut dan langsung keluar dari kereta kuda.
'Sialan, mereka membakar keretanya.'
"Lihat, ada seseorang lagi!" Ujar salah satu dari mereka sambil menunjuk An Xie Tian.
"Sial!"
Dong Fang Yu melihat kearah An Xie Tian, dengan gerakan cepat dia berlari kearah An Xie Tian dan menariknya dari sana.
Mereka berlari diantara pepohonan tinggi.
Dari arah belakang mereka mengejar.
Dong Fang Yu dan An Xie Tian terus berlari sampai akhirnya mereka sampai diujung sebuah tebing jurang yang cukup tinggi.
Mereka telah mengepung ujung tebing, memojokkan mereka diujung sehingga mereka tidak punya arah lain untuk berlari.
"Sudahlah Yang Mulia, serahkan saja dirimu, maka kami akan melepaskan gadis itu." Ujar salah satu dari mereka.
Tentu saja mereka tidak berpikir seperti itu, mereka akan menghancurkan segala bukti dan membunuh saksi mata sehingga kematian Dong Fang Yu terlihat natural dan murni karena kecelakaan kereta.
Dong Fang Yu mendorong An Xie Tian kebelakang nya.
"Kalian kira Ben Wang akan percaya dengan kata-kata kalian?" Ujar Dong Fang Yu sambil mengacungkan pedangnya kearah mereka.
Tak disangka ternyata tanah yang dipijak An Xie Tian cukup tipis sehingga tanah itu ambruk dan membuat An Xie Tian terjatuh.
Dong Fang Yu yang melihat hal itu lalu dengan cepat menarik tangan An Xie Tian, namun dia juga ikut tertarik kebawah, akhirnya mereka berdua jatuh ke jurang.
Dong Fang Yu dengan sigap memeluk tubuh An Xie Tian dan membalikkan tubuhnya untuk menopang tubuh An Xie Tian dari bawah.
An Xie Tian berteriak kencang saat mereka terjun bebas dari atas tebing.
'Sial, apa aku akan mati lagi? Tidak! Aku belum selesai membalaskan dendam pemilik tubuh ini dan juga dendam ku!' Batin An Xie Tian dalam hati sambil berteriak ria.
Dari atas tebing kelompok pembunuh bayaran itu memperhatikan tubuh mereka yang jatuh dari atas hingga akhirnya tidak kelihatan lagi.
"Cari mereka, jika mati bawa mayatnya kembali, dan jika masih hidup segera bunuh." Ujar pemimpin mereka.
.
.
.
**Hai hai guys! Apa kabar beb? Sehat kan?
Semoga sehat selalu ya^^
Gimana nih!? An Xie Tian dan Dong Fang Yu jatuh ke jurang! Akankah mereka selamat?><
saksikan terus kelanjutan ceritanya disini!
Jangan lupa klik like, komen dan follow juga yaa.
Bye-bye 👋 and see you di chapter selanjutnya**^^
.
.
.
sedikit saran ya thor agar kedepannya lebih bagus👍