menceritakan gadis cantik yang berwajah baby face dengan jilbab yang selalu warna pastel dan nude yang menjadi sekretaris untuk melanjutkan hidup dan membantu perekonomian panti tempat dia tinggal dulu. yang terpaksa menikah dengan CEO duda tempat dia berkerja untuk menutupi kelakuan sang ceo yang selalu bergonta ganti pasangan dan yang paling penting untuk menjadi mami dari anaknya CEO yang berusia 3 tahun yang selalu ingin punya mami
dan menurut yang CEO cuman sang seketerasi yang cocok menjadi ibu sambung untuk putri dan pasang yang bisa menutupi kelakuannya
dan bagaimana pernikahan Kontrak ini apakah akan berakhir bahagia atau berakhir sampai kontrak di tentukan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetmatcha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Setelah keluar dari ruangan Agra, Nayla duduk termenung di meja kerjanya.
“Benarkah keputusan ini?” batinnya gelisah.
Hati kecilnya masih berat menerima syarat-syarat pernikahan kontrak itu. Menurutnya, kontrak yang dibuat Agra lebih banyak merugikan dirinya. Tapi... kalau ia menolak, dari mana lagi ia bisa mendapatkan pinjaman sebesar itu untuk menyelamatkan tanah panti dari sengketa sekaligus membayar ganti rugi? Ia tidak sanggup membayangkan wajah ibu panti yang bersedih.
Lamunannya buyar ketika sadar jam istirahat sudah tiba. Nayla bangkit menuju lobi, berniat bertemu dua sahabatnya. Baru beberapa langkah, ia berpapasan dengan Dion.
“Siang, Pak Dion,” sapa Nayla ramah.
“Siang, Nay. Tumben nggak bawa bekal hari ini?” tanya Dion heran, karena Nayla biasanya selalu menenteng tas bekalnya.
“Oh, iya, Pak. Hari ini saya mau makan siang di luar sama Mega sama Doni,” jawab Nayla tersenyum.
“Makan di mana?”
“Restoran Korea yang baru buka di depan, Pak. Katanya kokinya langsung dari Korea. Mau coba gimana rasanya makanan asli Korea.”
Dion mengangguk pelan. “Oke deh. Selamat makan siang, ya.”
“Iya, Pak. Bapak juga,” balas Nayla sebelum mereka berpisah.
Dion melangkah ke ruangan Agra, tapi dalam hati ia menyesal. Maaf, Nay... gara-gara aku, kamu terjebak dalam kontrak gila Agra. Aku kira dia cuma butuh sosok ibu untuk Nabila. Ternyata ada maksud lain. Tapi aku janji, Nay... aku akan selalu melindungimu, seperti adikku sendiri.
Di lobi, Nayla menemukan Doni dan Mega yang seperti biasa sedang berdebat.
“Eh, maaf ya, guys. Nunggu lama?” ucap Nayla sambil tersenyum.
“Ah, santai, Nay. Kita juga baru datang kok,” sahut Doni.
Mega langsung nyeletuk jail, “Baru datang apaan? Dari tadi tuh Doni PDKT sama Sekar, anak marketing. Uhuk ya you know lah, Nay.”
“Gila lu, Ga! Nggak ada tuh gue PDKT. Dia yang nyamperin gue pas lu ke kamar mandi!” bela Doni.
Nayla terkekeh mendengar ocehan mereka.
Mereka bertiga berjalan keluar lobi. Di tengah jalan, Doni tiba-tiba nyeletuk, “Eh ga, gue baru inget. Tadi Pak Sutomo titip salam... sama titip cinta buat lo.” Doni menyeringai jahil.
“Apaan sih, Don! Gak doyan gue sama yang tua. Bilang aja sama dia cari yang lain!” sahut Mega ketus.
“Tapi ga, dia mapan loh. Rumahnya aja di Pondok Indah. Hidup lo bisa enak, nggak perlu kerja lagi.” Doni menahan tawa.
“Gak ah! Sekaya apa pun, tetep aja dia udah tua. Geli!” Mega manyun jijik.
Mereka tidak sadar kalau Pak Sutomo berdiri tepat di belakang mereka.
“Hai Mega...” suara itu membuat mereka semua menoleh kaget. Sutomo tersenyum percaya diri. “Walau saya tua, tenaga saya masih kuat. Saya rajin gym loh. Kalau nggak percaya, bisa dibuktikan.”
Mega langsung panik. “E-eh nggak usah, Pak. Saya masih polos. Jangan dicoba-coba,” ucapnya terbata.
Pak Sutomo terkekeh. “Kalau udah dicoba, biasanya ketagihan.” Matanya melirik Mega, lalu ke Nayla. “Eh, ada Nayla juga. Tambah cantik aja.”
Lalu dengan enteng ia menambahkan, “Sayang ya, semalam saya nggak bisa bantu kamu, Nay. Tapi kalau kamu masih butuh uang, saya bisa bantu pribadi... asal kamu mau jadi istri saya.” Sutomo menyeringai karena dia dari dulu juga sudah suka sama nayla
Nayla tersenyum sopan, menolak halus. “Nggak usah, Pak. Calon suami saya sudah menyelesaikannya.”
“Wah... gagal dong saya nikah sama kamu,” jawab Sutomo cengengesan tapi dalam hati kecewa.
“Berarti memang bukan jodoh, Pak,” Nayla menegaskan dengan tenang.
Sutomo mengalihkan pandang ke Mega. “Mungkin jodoh saya sama Mega.”
Mega langsung pucat, hampir mau muntah mendengarnya. Tapi sebelum sempat menjawab, Sutomo sudah melanjutkan, “Gimana kalau besok kita makan siang bareng, Mega?”
Mega tersenyum kaku. “Ngg... nggak janji ya, Pak.”
“Besok saya jemput di ruangan kamu. Oke, kalau gitu saya duluan ya.!” ucap Sutomo sambil melangkah pergi.
Begitu sosoknya hilang, Mega langsung berteriak lirih, “Ya ampun, geli banget aku! Aki-aki gatel banget!”
Doni dan Nayla langsung ngakak.
“Cieee... Mega diapelin Babang Sutomo!” goda Doni sambil menirukan gaya ABG.
“Diam lu, Don! Bilangin tuh sama temen lu Sutomo jangan ganggu gue!
Lagian, masa dia berani naksir Nayla juga? Sanggup dia saingan sama Pak Agra? Nggak ngaca apa?” Mega ngomel dengan ekspresi kesal.
“Kalau cemburu bilang aja, Ga” Doni makin keras menggoda sampai mereka semua tertawa terbahak-bahak.
Mega menoleh ke Nayla, menurunkan suara. “Oh ya, Nay... tadi lu bilang ‘calon suami’. Jadi... lu udah terima syarat itu?”
Nayla menunduk sebentar. “Nanti gue ceritain,” jawabnya singkat.
mereka melanjutkan cerita lucu Akhirnya mereka sampai di restoran Korea, masih dengan sisa tawa di wajah masing-masing.
Di sisi lain, di ruangan Agra...
“Gra, senyum-senyum sendiri. Lagi mikirin sesuatu ya?” tanya Dion sambil nyelonong masuk.
“Mana ada gue senyum. Eh... Nayla masih ada di depan?” tanya Agra datar.
“Udah nggak. Dia pergi makan sama sahabatnya. Kenapa, rindu?” Dion sengaja menggoda.
Agra mendengus. Mana ada gue rindu maksud gue Kenapa nggak ngajak makan bareng kita aja?”
“Biarin dia puas sama sahabat-sahabatnya dulu, Gra. Nanti kalau udah jadi istri lo, dia susah kumpul lagi. Apalagi kalau lo beneran larang dia kerja.” Dion menatap serius.
“Gue yakin, hidup Nayla bakal terkekang sama lo. Gue tahu banget betapa posesifnya lo, apalagi Nayla itu cantik banget. Wajahnya baby face, badannya mungil orang-orang bisa nyangka dia anak sulung lo, Gra.” Dion menyeringai jail.
Agra langsung menyambar, “Gila lu! Gue nggak setua itu sampe Nayla dibilang anak gue!”
apakah Nayla akan menceritakan semua kontrak yang dibuat Agra dan bagaimana reaksi sahabat nayla