NovelToon NovelToon
Pengantin Raja Iblis

Pengantin Raja Iblis

Status: tamat
Genre:Mata Batin / Penyeberangan Dunia Lain / Iblis / Cinta Beda Dunia / Fantasi Isekai / Chicklit / Tamat
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Vio, seorang penulis novel amatiran yang terlena dalam dunianya, melupakan kehidupan nyata dan asmara setelah beberapa kali merasakan sakitnya patah hati. Saat menyadari usianya akan memasuki kepala tiga, ia, atas desakan kedua orangtuanya di paksa untuk segera menemukan pasangan hidup. Keanehan muncul ketika ia bertemu Ayusa, pria yang tampak sempurna, tanpa menyadari bahwa Ayusa bukan manusia. Ajaibnya lagi, setelah mengenal sosok Ayusa, Vio menjadi peka dan bisa merasakan kehadiran mahkluk dari alam lain, membuatnya percaya bahwa di dunia dan alam semesta beserta isinya ini tidak hanya di diami oleh manusia ataupun mahkluk hidup yang ada di bumi secara kasat mata. Ia percaya kehidupan itu menyebar secara luas dengan tingkat dan dimensi yang mereka huni masing-masing.

...
Kisah ini menggabungkan unsur Fantasi, Horor, dan slice of life.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bucin?

Di tempat yang berbeda...

Pada saat itu, Vio berhasil menembus dinding portal dimensi ruang-waktu yang menghubungkan antara dunia manusia dan dunia para makhluk gaib dari kalangan Elyrian.

Terkejut mendapati pemandangan kacau di negeri Elyrian saat ini: cahaya seakan redup, bunga-bunga layu, dan daun berguguran, serta infrastruktur hancur tak berbentuk dalam sekejap.

"Apa yang terjadi?" Vio mengedarkan pandangannya ke segala arah dan penjuru yang tampak porak-poranda, ia mencari keberadaan Ayusa.

"Dimana dia?" Berlari, ia melihat Raja Iblis itu sedang mengamuk di atas gedung pencakar langit.

"Aaarrhhh..." teriakan sang Iblis sungguh memekakan telinga, sampai-sampai Vio harus melindungi indra pendengarannya agar tak sakit.

"Suamiku, aku di sini!" teriak Vio suaranya memecah sepi, seakan gelombang itu sampai ke telinga Ayusa, membuat semua mata para iblis mengarah pada gadis itu.

Ayusa dengan kedua mata membelalak tajam dan merah mengarah padanya, dengan suara geraman yang menggelegar.

Secepat kilat, tubuhnya berada di dekat Vio. Gadis itu merengkuhnya erat, namun tak lama ia merasakan hawa panas dari tubuh Ayusa, membuatnya terperanjat dan menjerit.

Refleks, Vio menceburkan diri ke dalam air untuk meredakan hawa panas dari tubuh sang Iblis.

Dengan tubuh yang basah kuyup, ia muncul dari permukaan air, napasnya terengah-engah seraya mengusap wajah yang terkena air.

"Kamu lancang sekali!" Ayusa menyorot tajam ke arah Vio, gadis itu terisak merasa sangat bersalah telah pergi tanpa seizinnya.

Ia segera menjelaskan kepada Ayusa. "Jadi, aku mohon maafkanlah aku, suamiku. Aku tak bermaksud pergi meninggalkanmu, aku hanya rindu pada keluargaku," rintihnya seusai menjelaskan. Ayusa tampak tak peduli, ia tetap memposisikan Vio bersalah.

"Kalau kamu berani seperti ini lagi, maka aku akan mengurungmu!" ancam Ayusa. Vio mengangguk patuh. "Baiklah, aku akan menuruti semua kata-katamu, suamiku," ucapnya.

Ayusa mengulurkan tangannya, membantu Vio keluar dari dalam kolam air jernih itu. Vio menerima uluran tangan suaminya, keluar dari dalam permukaan air, dan kembali memeluk Ayusa. Kali ini suhu tubuh Ayusa sudah kembali ke suhu normal setelah amarahnya mereda.

"Aku mohon, janganlah pergi tanpa seizinku, karena aku amat sangat mencintaimu, istriku," ucap Ayusa dengan penuh kejujuran. Vio tersenyum lebar, seakan berhasil menaklukan hatinya.

"Cie, rupa-rupanya ada yang mulai bucin, nih," canda Vio dengan nada jenaka, membuat kening Ayusa mengkerut.

"Apa itu, bucin?" tanya sang Iblis. Vio terkekeh geli menatap wajah suaminya yang terlihat kebingungan dengan istilah tersebut.

"Bucin itu artinya: Budak Cinta, sayangku," jawab Vio seraya mencubit gemas kedua pipi suaminya. Ayusa hanya manggut tanpa ekspresi.

"Budak Cinta?"

Vio bersusah payah menahan tawanya melihat ekspresi bingung Ayusa.

"He'em, kamu itu mulai bucin padaku, sayang," kata Vio sambil melingkarkan lengan di tubuh suami tampannya, Ayusa terus mengulang kalimat 'Bucin' berkali-kali seakan menjadi ucapan yang terasa unik di telinganya.

"Aku bucin padamu," ucap Ayusa. Vio tertawa gemas.

"Stop!" kata Vio seraya menyambar tepi bibir Ayusa dengan bibirnya, hingga keduanya saling berpagut mesra.

"Sayang, bagaimana menangani kekacauan ini?" gadis itu menunjuk suasana dan keadaan sekitar yang memprihatinkan. Ayusa terlihat tenang, seakan tak terjadi apa-apa.

Setelah itu, ia berteriak memerintah. "Kepada seluruh penduduk Elyrian, aku minta perbaiki semua kekacauan ini!"

Seluruh iblis menunduk patuh padanya. Mereka segera bekerja bersama-sama untuk memperbaiki keadaan dunia Elyrian yang kacau balau.

***

Di dunia manusia...

Hans berangkat ke pabrik bersama dengan Sintia, terjadi candaan dan obrolan ringan saat di perjalanan.

"Yang, aku turun di sini saja!" Sintia menggoyangkan lengan Hans yang saat itu tengah fokus menyetir. lelaki itu menoleh sejenak pada Sintia.

"Sudah, kita akan sampai di pabrik bersama-sama!" ujarnya dengan tegas. Sintia berakting.

"Gak enak kalau sampai dilihat yang lain kalau kita jalan bersama." wanita itu merengek manja. Hans tersenyum samar ke arahnya.

"Loh, kenapa? Kamu takut kalau kedekatan kita sampai diketahui oleh Yanuar? Jadi, kamu ingin menjaga hatinya, begitu?" sindir Hans. Sintia tersenyum sinis, senang dengan kecemburuan Hans.

"Bukan begitu sayang, nanti kalau ada yang melaporkan kepada istrimu kan, bisa gawat." Sintia bergelayut manja seraya memeluk lengan Hans, dan meletakkan kepala di bahunya.

"Soal itu, kamu tak usah pikirkan, itu biar menjadi urusanku," kata Hans tanpa memikirkan perasaan Reina yang jelas akan terluka jika mengetahui hubungan gelap dirinya bersama Sintia.

Sampai akhirnya mereka tiba, Hans memarkir mobilnya di laman parkiran khusus.

Semua orang melihat Sintia keluar dari mobil Hans, ekspresi heran terlihat jelas dari wajah mereka.

"Loh, kok Pak Hans bisa bareng Sintia?" "Wah, pasti ada apa-apanya."

"Aneh banget, gimana ceritanya?"

"Hmm... Gosip hangat nih." Beberapa mulut tampak membicarakan kedekatan Sintia dan divisi kepala bagian mereka.

Setelah itu, Sintia dan Hans berjalan terpisah ke arah yang berbeda.

Wanita itu melangkah menuju ruang loker dengan rasa percaya diri, lantas semua rekan perempuan berkerumun dengan antusias.

"Sin, kok kamu bisa bareng Pak Hans?" tanya Nuri penasaran.

"Terus, kelihatannya dia ramah sama kamu, tadi," sambung Lia, merasa ada yang aneh.

Sintia menyikapi dengan santai ucapan rekan-rekannya tersebut.

"Oh soal itu. Hmm... Kebetulan tadi kami bertemu saat di jalan, lalu Pak Hans mengajak aku untuk berangkat bareng deh. Emang ada yang salah ya?" tanya Sintia dengan lagak angkuh sambil memutar kedua bola matanya, membuat orang-orang kesal.

"Ya aneh saja, dia itu kan orangnya keras dan gak bisa disentuh oleh siapapun, kecuali istrinya. Lagian dia itu irit bicara kalau bukan karena ada keperluan. Tapi, kok bisa-bisanya dia baik sama kamu?" Lia menggelengkan kepala, masih tak mengerti dengan fenomena aneh ini.

"Ya, aku sih gak tahu, tanya aja sama orangnya langsung. Lagian, masa orang nawarin berangkat bareng aku tolak, kan gak enak. Terlebih kan dia itu atasanku sendiri," terang Sintia, lantas mendorong tubuh orang-orang yang menghalanginya.

"Sana-sana! Minggir!"

"Ish, sombong banget sih, mentang-mentang dekat dengan Pak Hans, ketahuan istrinya baru tahu rasa loh!" ancam Nuri kesal atas perilaku sombong Sintia saat ini.

"Ya silahkan saja kamu adukan pada istrinya, yang ada juga kamu yang akan kena sasaran kemarahan Pak Hans." Sintia mengancam balik Nuri dengan lagak angkuh.

...

Di saat yang bersamaan, Reina mendatangi pabrik untuk menemui Hans. Ia melihat lelaki itu sedang berada di meja kerjanya, menulis laporan pengiriman barang. Hans tampak serius dengan selembar kertas dan bolpoin, sambil menghitung rol kain hasil produksi.

"Pah..." seru Reina dengan suara pelan. Hans mengangkat wajahnya sebagai respon terhadap kehadiran sang istri. Biasanya, ia senang jika Reina datang ke pabrik. Namun, kali ini menunjukan reaksi yang sangat berbeda.

"Kamu, untuk apa kamu datang kemari?" tanya Hans dengan bentakan, berdiri tegak menyoroti wajah Reina yang sedang tersenyum.

"Aku ingin melihat kamu sebentar. Tadi aku habis mengantar Intan ke sekolah. Ya, aku mampir dulu kemari. Kok, kamu kayak gak suka gitu," jawab Reina, melangkah mendekati Hans yang sedang berdiri mematung dengan tatapan benci padanya.

"Bilang saja kamu mau memata-matai aku, karena kamu curiga terus sama aku, ya, kan?" Hans tampak membuang muka dengan intonasi kasar. Reina menggeleng.

"Enggak! Aku gak ada pikiran begitu!" kilah nya berupaya merengkuh tubuh Hans, tetapi ia menghindar.

"Alah!" Ia berupaya menjauh dari Reina, wanita itu terus mengikuti langkahnya.

"Udah deh, mending kamu pulang saja, jangan bikin aku risih! Aku ini sedang sibuk mengurusi laporan. Sana, jangan ganggu aku!" usirnya dengan lantang, membuat Reina tak percaya mendapat perlakuan kasar dari suaminya.

"Kamu sekarang berani bentak aku? Kamu berubah, Hans!" Reina berbalik dan berjalan keluar.

Sintia melihatnya menangis, lantas ia berpura-pura tak melihat dan sengaja menabraknya.

"Eh, maaf, Bu," ucap Sintia. Reina terisak dan mengangguk.

"Tidak apa-apa," balasnya, kemudian berlalu begitu saja.

Situasi semakin tegang di antara Reina dan Hans. Reina merasa cemas melihat perubahan sikap suaminya yang semakin dingin.

Sintia melangkah menuju ke toilet. Setibanya, dengan hati yang berbunga-bunga, ia bercermin menatap pantulan dirinya sendiri.

Tiba-tiba, ia melihat wajahnya penuh luka dan terdapat koreng yang menyebar di seluruh permukaan kulit wajah itu, tampangnya terlihat amat sangat rusak dan mengerikan.

"Aaa...." ia berteriak histeris, menciptakan gelombang kepanikan di dalam toilet, dan orang-orang di sekitar segera bergerak mendekati sumber suara.

"Ada apa, Sin?" tanya salah seorang rekan kerjanya dengan wajah penuh kekhawatiran.

Sintia, masih gemetar dan tak berani menatap cermin itu lagi, berjongkok dengan keadaan lemas.

"Coba tenangkan dirimu, Sintia. Apa yang terjadi?" bantu rekan kerjanya mencoba menenangkan Sintia yang tampak terpukul.

"I-itu tadi... wajahku, aku lihat sendiri... luka dan koreng... aku gak tahu bagaimana ini bisa terjadi!" ucap Sintia dengan nada panik.

Rekan kerjanya mendekatkan diri dan melihat cermin. Namun, yang terlihat adalah wajah normal Sintia. Tidak ada tanda luka atau koreng seperti yang dilihatnya sebelumnya.

"Sin, mungkin itu hanya ilusi atau mimpimu. Lihat, sekarang wajahmu normal kok," terang Nina mencoba memberikan penjelasan.

Sintia membuka kedua matanya dengan ragu dan perlahan-lahan menatap cermin. Benar saja, wajahnya normal kembali. Ia terhenyak dan mencoba mencerna kejadian yang tadi membuatnya histeris. Apakah ini hanya imajinasi atau ada sesuatu yang lebih dalam terjadi?

...

Bersambung...

1
Aditya HP/bunda lia
Nah lho tamat ..... 😢😢
gak terasa makasih thor suka ceritanya 😘
Aditya HP/bunda lia: sekarang lanjut baca my daddy my first love
total 3 replies
Aditya HP/bunda lia
waah,. .. alamat gak laku tuh kontrakan mas Adam
Kim Jong Unch
iya, jadi boss nya itu susah meninggal pdhl tinggal kulit dan tulang, gosipnya ya gtu.
Aditya HP/bunda lia
oh, ... ternyata berdasar kisah nyata yah emang ada yang kayak gitu juga thor
Aditya HP/bunda lia
Si penyembah iblis akhirnya menjadi tumbal pesugihannya sendiri 😂😂 kasiaaaan .....
Aditya HP/bunda lia
Iya emang si Jordan belum kasih tumbal lagi kan?
Kim Jong Unch: Belum, karena gagal.
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
Vioooooo ..... udah setengah iblis
Aditya HP/bunda lia
Akhirnya Vio jadi setan juga ....
Aditya HP/bunda lia
kalo dibilang kasian ya kasian si Hans soalnya dia korban pelet orangtuanya si hans sama Reina juga acuh udah tau hans ada dalam pengaruh pelet gak coba di obati cari ustad gitu ..... kalo si sintia sukurin ajah karma buat dia karena main2 dukun
Aditya HP/bunda lia
wah ... kamu alamat nginap di hotel prodeo hans ....
Aditya HP/bunda lia
jangan sampe si hans minta bantuan ayusa biat dapetin reina tapi aku harap vio nolongin reina
Aditya HP/bunda lia
pelan tapi pasti kehancuran menghampiri 😅😅
Aditya HP/bunda lia
Wah, ... ini mah bisa2 si Hans kalap si sintia mati di tangan si hans dan akhirnya masuk jeruji besi
Aditya HP/bunda lia
mantaaaaap ... 👍👍👍
kamu hancur hans Reina otw bahagia banget bakal dapet suami soleh mapan ganteng apalagi coba ...
Aditya HP/bunda lia
mampus kalian kamu sintia dan hans siap2 kena karma atau kalian akan masuk penjara
Aditya HP/bunda lia
vio jadi iblis yah ..... 😱
Aditya HP/bunda lia
kalian tuh salah target .... 😂😂😜
Aditya HP/bunda lia
Alhamdulillah .... kamu salah pilih tumbal jordan gak semua karyawan kamu kayak si sandy Rudi tuh ahli ibadah ...
Aditya HP/bunda lia
mampus kau abdi setan 😡
Aditya HP/bunda lia
Ayo pak bu pasti kalian tau kan kalo anakmu kena pelet ayo buat susuknya keluar boar ancur tuh mukanya si sintia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!