NovelToon NovelToon
TERGODA JANDA PIRANG

TERGODA JANDA PIRANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Teen Angst
Popularitas:40.9k
Nilai: 5
Nama Author: Napp

Asih Setiasih adalah Wanita yang memiliki paras cantik namun masih polos dan lugu, Diusia 20 tahun Ia menikah dengan seseorang Pria bernama Hardiansyah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Karena kepolosan Asih rumah tangganya harus kandas, karena ternyata suaminya tergoda oleh wanita lain yaitu janda gatal berambut pirang yang tak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Tetapi setelah bercerai dan menjadi Janda, pesona Asih malah makin menjadi dan bersinar, karena ia sering merawat dirinya dengan pergi ke salon, ia merubah penampilannya terutama di rambut indahnya itu dengan mengikuti gaya trend masa kini yaitu rambut pirang, ia memperbaiki segala apa yang kurang dalam dirinya. Setiap pria yang bertemu dan memandang Asih pasti tergoda dan kelepek-kelepek akan kecantikan dan tubuhnya yang montok aduhai itu. Mau tau keseruan kisah cinta Asih seorang Janda berambut Pirang yang diperebutkan oleh banyak pria baik muda sampai yang tua, yuk baca ceritanya sampai selesai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asih Tak Mempan Di Santet

Sementara itu Euis benar-benar kesal, ia melangkahkan kakinya menuju kediamannya dengan mulut yang terus menggerutu.

"Kurang ajar! awas ya kamu Asih, aku akan membuatmu menyesal karena sudah berani menantang aku." ucapnya.

Menyadari akan kedatangan Euis, Teh Rini yang masih asik bersantai sambil menonton TV, segera ia mematikan televisinya. Ia meraih sapu serta kemoceng yang tergeletak di samping sofa, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

"Dasar wanita bodoh! tidak tahu diri! sok kecantikan! janda gatal!" Sumpah serapah terus keluar dari mulut Euis. Saking kesalnya, Euis bahkan tidak menyadari bahwa rumahnya masih berantakan. Padahal sudah cukup lama ia meninggalkan tempat itu.

Melihat reaksi Euis saat itu, membuat Teh Rini jadi penasaran. Ia bergegas menyusul Euis dan ingin tahu apa yang sudah terjadi pada majikannya itu.

"Teh Euis, bagaimana tadi? apakah Teteh sudah memberikan pelajaran untuk janda gatel itu?" tanya Teh Rini dengan terpongoh-pongoh mengikuti langkah Euis dari belakang.

Euis mendadak menghentikan langkahnya, ia berbalik dengan cepat kemudian menatap pelayannya itu dengan wajah kesal.

"Pelajaran apanya? ia bahkan punya seorang bodyguard tampan yang melindunginya!" geram Euis dengan mata membulat sempurna.

"Bodyguard?!" sahut Teh Rini mengerutkan kedua alisnya.

"Bukan Bodyguard sih, aku saja yang memanggilnya begitu. Soalnya lelaki itu persis seorang Bodyguard yang menjadi pelindung buat Asih, mana ganteng banget lagi, kurang asem!" umpat Euis sambil menyilangkan ke dua tangannya ke dada.

"Aku harus melakukan sesuatu, aku harus mengalahkan janda gatel itu. Jika tidak bisa secara langsung, aku akan mengerjainya secara halus. Akan ku buat wajahnya hancur, hingga semua orang jijik melihat terhadapnya. Kita lihat saja nanti!" gumam Euis dalam hati sambil menyeringai licik.

Euis berjalan menuju kamar meninggalkan Teh Rini yang masih kebingungan. Setibanya di tempat itu, Euis pun segera menghampiri lemari pakaian, lalu membuka sebuah brangkas mini yang terdapat di dalam lemari. Ia mengambil sejumlah uang dari brangkas tersebut yang rencananya akan ia gunakan untuk membayar jasa mbok Jum. Si dukun sakti mandraguna, kepercayaan Euis.

"Aku tidak peduli, walaupun uangku habis untuk membayar jasa mbok Jum. Yang penting hasilnya sangat memuaskan dan apa pun yang aku inginkan akan menjadi kenyataan dengan bantuan wanita paruh baya itu." gumam Euis sembari memasukkan sejumlah uang yang ada di brangkas tersebut ke dalam sebuah tas miliknya.

Setelah selesai memasukkan uang tersebut, Euis pun bersiap untuk pergi ke tempat praktek mbok Jum. Kebetulan hari itu ia memang sudah berjanji akan bertemu dengan wanita itu untuk mengganti air pelet yang sudah dibuang oleh Hardi beberapa waktu yang lalu.

Euis memesan sebuah taksi online untuk mengantarkannya ke tempat praktek mbok Jum dan tidak membutuhkan waktu yang lama, taksi online yang sudah ia pesan itu pun tiba di depan kediamannya.

"Teh Rini, aku pergi dulu. Jika tiba-tiba a Hardi pulang, tolong katakan padanya kalau aku pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi kandunganku. mengerti! dan jangan lupa untuk memberitahuku," ucap Euis sebelum ia memasuki taksi online tersebut.

"Baik Teh saya mengerti," jawab Teh Rini sembari menganggukkan kepalanya.

"Bagus!" Euis segera memasuki taksi online tersebut, lalu melaju memecah jalan raya menuju ke kediaman mbok Jum.

Beberapa saat kemudian...

taksi online yang membawa Euis tiba di kediaman mbok Jum. Setelah membayar jasa taksi online tersebut, Euis pun bergegas masuk ke dalam rumah antik milik wanita paruh baya itu.

"Mbok...Mbok Jum! aku sudah datang mbok. Euis memanggil wanita paruh baya itu dengan setengah berteriak.

Neng Euis, masuklah." Terdengar suara wanita paruh baya itu dari dalam sebuah ruangan khusus yang biasa digunakan olehnya ketika melakukan ritual-ritual.

Tanpa pikir panjang, Euis pun bergegas masuk ke dalam ruangan tersebut. Di mana wanita paruh baya itu sudah duduk di sana, menunggu kedatangannya.

"Mbok, aku ingin mbok melakukan sesuatu!" ucap Euis sembari mendaratkan bokongnya tepat di hadapan mbok Jum.

"Begitu banyak keinginanmu, neng Euis. Sekarang apa lagi yang kamu inginkan," jawab wanita paruh baya itu seraya Mbok Jum tersenyum tipis.

"Apa mbok masih menyimpan foto Asih? mantan istrinya a Hardi?" tanya Euis dengan wajah serius menatap wanita paruh baya itu.

Mbok Jum mengerenyitkan dahi. Wanita tua itu mencoba mengingat-ingat apakah dirinya masih menyimpan foto milik Asih yang dulu pernah dikasihkan oleh Euis kepadanya. Setelah memastikan bahwa foto yang di maksud oleh Euis tersebut masih ada, wanita paruh baya itu pun menganggukkan kepalanya.

"Ya, masih ada. Memangnya kenapa Neng Euis?" tanya mbok Jum

"Aku ingin Mbok Jum kasih santet sama wanita itu. Bikin wajahnya rusak, korengan atau apa pun itu yang membuat semua orang merasa jijik melihatnya. Soal bayaran, mbok tidak usah khawatir, aku sudah mempersiapkan semuanya mbok," ucap Euis dengan begitu serius.

Mbok Jum terkekeh pelan. Suara tawa wanita paruh baya itu terdengar misterius dan menakutkan di telinga orang-orang awam. Namun, tidak bagi Euis, baginya tidak ada yang menakutkan dari diri mbok Jum.

"Memangnya kamu ada masalah apalagi sama wanita itu neng Euis? Bukannya kamu sudah berhasil merebut suaminya?" tanya mbok Jum.

Euis mendengus kesal.

"Ya, itu memang benar mbok. Aku memang sudah berhasil merebut suaminya. Dia sempat pergi dari desa kami, tetapi itu hanya sementara. Kini dia kembali dan yang lebih menyebalkan, dia berubah menjadi wanita yang cantik, mbok. Dia buka warung kopi dan warungnya ramai sekali. Bahkan a Hardi pun ikutan nongkrong di sana," jelas Euis dengan begitu serius.

"Jujur aku takut Mbok! aku takut a Hardi kembali kepincut sama mantan istrinya itu. Aku tidak ingin a Hardi kembali kepadanya! a Hardi hanya milikku seorang!" Lanjut Euis dengan perasaan cemas.

Mbok Jum menganggukkan kepalanya pelan sembari tersenyum tipis. Sekarang ia mengerti kenapa Euis menginginkan kehancuran sosok wanita itu.

"Mbok, kumohon bantu aku mbok! Bantu aku menyingkirkan wanita itu. Kalau perlu, singkirkan dia dari dunia ini sekalian!" Lanjut Euis yang mencoba kembali membujuk wanita paruh baya itu.

"Baiklah, kalau itu maumu, tunggu sebentar," sahut wanita tua itu sembari meraih sebuah kotak antik. Ia membuka kotak tersebut, lalu meraih foto Asih yang sudah lama ia simpan.

Dahulu Euis menyerahkan foto itu bersama foto Hardi kepada mbok Jum. Ia meminta agar wanita paruh baya itu men'jampi-jampi Hardi. Setiap kali Hardi melihat Asih, kebenciannya semakin menjadi. Rasa cinta tulus yang diberikan oleh Hardi, menjadi sebuah kebencian hingga akhirnya lelaki itu merasa tidak betah ketika hidup bersama Asih.

Setelah mendapatkan foto tersebut, mbok Jum pun mulai membaca mantra andalannya. Di tangan sebelah kanannya tampak sedang menggenggam foto Asih, sementara di tangan kirinya terdapat sebuah jarum emas dengan ujung yang sangat runcing.

Setelah membacakan mantra-mantra tersebut, Mbok Jum pun mulai membuka mata. Ia mengangkat kedua tangan ke hadapannya kemudian mencoba menusukkan jarum emas itu ke foto Asih, tepatnya di bagian wajah.

Euis tampak begitu senang. Ia sangat yakin bahwa rencana jahatnya kali ini akan kembali berhasil. Namun belum sempat jarum itu menyentuh foto Asih, tiba-tiba tubuh wanita paruh baya itu terpelanting ke belakang dengan cukup keras. Tubuh rentanya menghantam tembok dan kini wanita paruh baya itu tampak meringis kesakitan.

1
Ulufi Dewi
Luar biasa
arniya
bagus kak
Mr E
Mulai nyesel deh
Sinta Wati
Gile bener...
Sinta Wati
wow...
NAP 21
siiip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!