Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Kebahagiaan Rossi
Darren pamit pada Pak Somat dan di perjalanan pulangnya, ia berpapasan dengan Justin di depan gapura. Ya, Justin mengantarkan Rossi pulang dan Justin pun membunyikan klaksonnya pada Darren, Darren mengangguk padanya.
Dan Darren menarik nafas dalam.
"Mungkin memang Justin jodoh kamu, Ross," gumam Darren dalam hati.
****
Satu jam kemudian..
Sekarang, Darren sedang di kafe, ia sedang menunggu seseorang dan orang itu adalah Justin.
Dan yang ditunggunya pun datang.
Sekarang, Justin duduk di depan Darren dan menanyakan keperluannya.
"Sejak kapan kalian jadian?" tanya Darren seraya menatap Justin.
"Baru saja."
"Kamu serius dengannya?"
"Kenapa, kamu meragukanku?" tanya Justin seraya menatap Darren.
"Aku takut dia terluka," jawab Darren seraya menyenderkan punggungnya ke kursi.
"Justru aku ingin mengobati lukanya dan luka itu dari kamu, Darren," ujar Justin, ia menggeleng.
"Kenapa, apa salahku? Apa yang telah ku perbuat? Asal bicara, kamu!" gerutu Darren.
"Masih belum sadar juga, coba kamu tegas dengan dirimu, kalau memang tidak memiliki rasa sama Rossi, beri dia kepastian, kalau kamu memang mencintai Jeje, nikahi dia!" geram Justin.
"Tanpa kamu suruh pun, aku akan nikahi Jeje!" jawab Darren dan keduanya saling menatap tajam.
"Aku tau, Rossi masih sering mengirimimu pesan, kan? Kenapa kamu abaikan?" tanya Justin.
"Bukan urusanmu!" jawab Darren seraya bangun dari duduk.
"Kemana? Kamu mau kabur, mau lari dari pembicaraan?" tanya Justin yang mencibirnya.
"Lalu, aku harus bagaimana?" tanya Darren.
"Sini, mana ponselmu?" tanya Justin dan Darren pun mengeluarkan ponselnya, Justin menyuruh Darren untuk membalas pesan Rossi dengan mengatakan untuk tidak perlu mengirim pesan lagi.
"Astaga," ucap Darren dan Darren tidak akan menurutinya karena dengan seperti itu Darren merasa akan semakin menyakitinya.
Lalu, Justin ikut bangun dari duduk. Ia menyeret Darren supaya ikut bersama dan sekarang, Justin membawa Darren ke sebuah kelab malam.
Di sana, Darren menemani Justin yang mabuk dan Darren pun menjadi sebal karena menurutinya.
Akhirnya, sekarang, mau tidak mau, Darren membawa Justin pulang ke rumahnya dan di sana, Justin terus meracau dengan menyebut satu persatu teman wanitanya.
Lalu, Justin menarik kerah kemeja Darren, ia menanyakan hubungannya dengan Jeje.
"Jeje gadis polos, jangan sampai dia terluka seperti Rossi!" kata Justin dan Darren menjawab kalau dirinya tidak akan menyakiti Jeje.
Sementara itu, Jeje yang sedang berbaring di kamarnya itu menatap layar ponselnya, ia menunggu Darren membalas pesannya.
"Tidak ada kabar, dia sudah sampai di rumah atau belum?" tanyanya dan Jeje yang sudah mengantuk pun memilih untuk tidur.
Keesokannya, Jeje bangun pagi karena mendengar suara keras salon dari samping rumahnya.
Jeje pun ikut bergabung dengan Rossi yang sedang aerobik bersama ibu-ibu muda lainnya.
Rossi pun menyambut Jeje, ia mengajaknya dan karena belum sarapan, Jeje tidak kuat untuk berlama-lama.
Akhirnya, Jeje pun memilih untuk duduk di tepi lapangan dan selesainya dengan olahraga tersebut, Rossi menghampirinya.
Jeje segera mengucapkan selamat pada Rossi dan Rossi bertanya selamat untuk apa.
"Kamu dan Mas Justin. Kalian jadian, kan?" tanya Jeje.
"Jangan bilang kalau Mas Justin kamu jadikan pelarian," lanjut Jeje.
"Kenapa, dia sendiri yang menawarkan jasanya, lagi pula, kamu akan untung dengan hubungan ini, aku tidak akan ada lagi diantara kalian, kan?" tanya Rossi dan Jeje pun membenarkan.
"Benar juga, aku hanya bisa mendoakan, semoga kalian langgeng," kata Jeje seraya bangun dari duduk.
Sementara Rossi, ia tidak tau harus mendoakan seperti apa pada hubungan Jeje dan Darren.
****
Lalu, Pak RT yang sedang memanaskan mesin motornya itu melihat Sarah dan Sarah yang terlihat membawa belanjaan itu mengangguk.
Dan Pak RT pun menyapa. "Dari mana, Buk Sarah?"
"Belanja sayur, Pak RT, Rossi ingin sayur katanya," jawab Sarah.
"Iya, masakan kamu selalu enak, pantas saja Rossi inginkan masakan ibunya," kata Pak Somat.
"Masa, sih. Kalau begitu, hanya Pak RT saja yang memuji masakan saya," kata Sarah dan pujian itu membuat Sarah kembali memiliki perasaan pada Pak Somat.
Karena di muka bumi ini tidak ada lagi yang memujinya selain Pak Somat.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak Somat," kata Sarah dan Sarah merasakan nyeri di dadanya.
"Astaga, aku bukan abg lagi, tidak seharusnya aku seperti ini, apalagi ada perasaan yang harus ku jaga," gumam Sarah dalam hati.
Lalu, Sarah yang sudah sampai di depan rumahnya itu melihat mobil lain dan mobil itu adalah milik Justin.
Sarah pun bertanya-tanya, "Ini mobil siapa?" tanyanya dan Sarah segera mendapatkan jawaban setelah Justin dan Rossi keluar dari rumah.
"Oh, Nak Justin. Sudah lama tidak melihat, apa kabar?" tanya Sarah dan Justin pun meraih tangan Sarah untuk ia cium punggung tangannya.
"Justin baik, Tante. Mungkin, mulai sekarang Tante akan sering melihat Justin," jawabnya dan Sarah mengiyakan, ia mengijinkan Justin untuk berkunjung ke rumahnya.
Lalu, Justin juga mengatakan kalau dirinya sekarang adalah pacar Rossi.
"Apa? Jadi, sekarang, kalian pacaran?" tanya Sarah yang sedikit terkejut.
Dan Rossi menjawab dengan mengangguk.
"Kalau begitu, aku ada kesempatan untuk bersama Pak Somat," kata Sarah dalam hati.
Dan Sarah merestui hubungan keduanya. Sarah berpesan pada Justin untuk menjaga putrinya baik-baik dan Justin pun mengiyakan.
Sekarang, Justin akan mengantarkan Rossi ke salon karena ada kelas pagi untuk membernya.
"Iya, hati-hati!" kata Sarah.
Beberapa menit kemudian, sekarang, Justin dan Rossi sudah dalam perjalanan dan Justin yang sedang mengemudi itu hampir menabrak seseorang.
Dan Rossi memukul lengannya, "Hati-hati!" kata Rossi.
"Dia yang menyebrang sembarangan," elak Justin dan Rossi yang kembali menatap ke depan itu seperti mengenalinya, benar saja Rossi pun segera membuka pintu mobil dan Rossi memanggil pria itu.
"Kenzi!" seru Rossi dan yang dipanggil pun menoleh.
"Rossi," jawabnya seraya berjalan cepat ke arahnya, Kenzi segera memeluk Rossi.
Justin yang melihat itu pun tak terima, ia yang pacarnya saja belum memeluk, kenapa ada pria lain yang memeluknya, begitulah pikir Justin.
Justin segera turun dan memisahkan keduanya.
"Orang gila, datang-datang langsung meluk pacar orang!" gerutu Justin dan Rossi pun terkekeh.
"Kamu jangan cemburu, Just. Dia temanku di Jepang." Rossi menjelaskan dan Justin tidak menerima penjelasan itu.
"Kalau dia seorang pria, tetap aku cemburu!" jawab Justin dan sekarang Rossi menenangkannya.
Setelah Justin mereda, Rossi tersadar kalau dirinya baru saja seolah sedang menjalani hubungan yang sesungguhnya dengan Justin, bukan hanya untuk pelarian saja.
Sekarang, Rossi mengajak temannya itu ke kos miliknya.
Dan Justin merasa kalau pria Jepang itu adalah saingannya dan Justin pun membuat stori yang mengatakan kalau dirinya harus berjuang.
Dari stori itu membuat sahabatnya bertanya-tanya, termasuk Salsa.
"Jadi benar kamu suka Rossi?" tanyanya.
Tidak hanya itu, Rossi yang melihat stori tersebut but bertanya, siapa yang sedang Justin perjuangkan?
Dan Justin hanya menjawab pesan dari Rossi.
Justin menjawab kalau dia sedang memperjuangkannya dan baru kali ini Rossi merasa berharga.
Apakah ini awal kebahagiaan Rossi?
Bersambung..
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️