Assalamu'alaikum, ini Novel Pertamaku. Karya Originalku, bukan Plagiat.
Laras Mutiara, seorang janda cantik dari keturunan biasa namun memiliki hati yang luar biasa.
Arga, terpaksa menikahi Laras, istri pilihan mamanya. Bukan bahagia yang didapat Laras selama pernikahannya. Namun hinaan, cacian, penderitaan selalu diberikan Arga yang menganggapnya sebagai janda kotor & menjijikkan bekas laki-laki lain.
Sampai suatu hari tangan Arga terluka & Laras mengurusnya dengan baik.
"Apa kau melakukannya ikhlas, tanpa merasa terpaksa?," ✓Arga.
"Iya tuan, aku melakukannya ikhlas. Dan aku juga akan mengurus tuan semampuku. Karena aku tidak tahu, sampai kapan aku bisa berada di rumah tuan. Mungkin satu hari aku akan pergi dari sini sesuai keinginan tuan," ✓Laras.
Arga tercekat mendengar ucapan Laras. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan takut.
Akankah cinta tumbuh di antara mereka?
Atau justru Laras memilih pergi dan menjadi janda untuk kedua kali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 - UCAPAN TERIMA KASIH
Kini, tangan Arga masih berusaha menyingkirkan helaian-helaian rambut Laras yang menempel di leher Laras, sambil sesekali mengatur detak jantungnya yang berdegup kencang, agar tidak terdengar di telinga si wanita.
Hanya melihat leher milik Laras, mampu membuat birahinya tergugah, hatinya pun ikut bergetar tak karuan.
Tidak berapa lama, dia telah selesai mengalungkan berlian itu di leher Laras.
Laras terlihat sangat cantik memakai kalung berlian itu, sangat cocok dengan wajahnya yang cantik serta lehernya yang putih dan jenjang.
Laras yang masih tertunduk menatap kalung yang menjuntai di leher, langsung mendongakkan muka tatkala suara Mayang memecah keheningan.
"Sini, coba mama lihat," pinta Mayang mengamati muka dan leher Laras dengan terkagum-kagum.
"Benar kan, apa yang mama katakan? Kau itu memang cantik seperti berlian. Apalagi dengan kalung yang kau pakai ini, kau semakin menawan. Pintar juga ya suamimu memilihkan perhiasan untuk istrinya. Mama sangat bahagia kau bisa menjadi istri Arga, bukan wanita model yang sukanya hura-hura. Dan mama yakin, Arga pasti bahagia memiliki istri cantik dan baik sepertimu," puji Mayang lagi tak henti tersenyum.
Laras menatap, tersenyum menghadap ke mama mertuanya. Sungguh baik wanita paruh baya di depannya ini. Ini adalah sebuah anugerah terbesar dalam hidupnya mendapat mertua sebaik Mayang.
Arga yang masih berdiri di dekat Laras, diam-diam mencuri pandang. Memandangi wanita cantik itu tanpa berkedip. Ternyata benar kata Mayang, jika wanita yang dipanggilnya janda itu memang semakin terlihat cantik memakai kalung berlian pilihannya.
Tak sengaja, Laras melirik ke arah Arga yang saat itu tengah asyik memandanginya tak berkedip.
Untuk ke sekian kali, tatapan pria tampan dan wanita cantik itu pun berbenturan. Arga kembali terpana melihat bola mata bening milik Laras yang selalu dihinanya itu. Namun Laras tidak mau berlama-lama menatap Arga, langsung membuang pandangan, beralih menatap ke arah Mayang kembali.
"Ma, terima kasih banyak hadiah mahal ini. Laras belum pernah melihat apalagi memakai perhiasan semewah dan semahal ini," wanita itu berkata jujur sembari memegang kalung yang tergantung di lehernya.
"Loh, mengapa malah bilang terima kasih pada mama? Bukan mama yang memilih dan membeli, tapi Arga. Kau bilang terima kasih nya pada suamimu," ujar Mayang memberitahu.
Kembali, Laras tersentak mendengar pernyataan Mayang. Bagaimana mungkin dia mengucapkan terima kasih kepada pria yang telah melukai hatinya.
Tetapi jika dia tidak berterima kasih kepada Arga, nanti Mayang malah curiga, kalau hubungan mereka sebenarnya tidak baik, tidak seperti kebanyakan pasangan suami istri pada umumnya.
Sedikit ragu, Laras pun dengan terpaksa harus mengucapkan rasa terima kasihnya.
"Mas, terima kasih kalung pernikahannya..," hanya kata singkat itu yang diucapkannya sembari melirik sekilas ke arah Arga.
Laras memberanikan diri memanggil Arga dengan sebutan "Mas" di depan Mayang, karena dia tidak mau Mayang sampai tahu kalau selama ini dia memanggil Arga dengan sebutan "Tuan"
Mayang pasti akan sangat kecewa jika sampai tahu, bahwa anaknya telah bersikap buruk terhadap istrinya, dan Laras tidak mau mengecewakan Mayang yang telah sangat baik padanya.
"Iya," jawab Arga tak kalah singkat.
"Untung dia tidak memanggilku "Tuan", ternyata dia cukup pintar, memanggilku "Mas". Rupanya dia tahu diri juga, mau menutupi kesalahanku di depan mama," batin pria itu seraya tersenyum sumringah.
"Kalian berdua ini, bicaranya irit sekali, masih malu-malu ya? Mama bisa memaklumi, namanya juga pengantin baru, apalagi kan kalian belum saling mengenal sebelumnya. Pasti sekarang sedang belajar mengenal sifat satu sama lain," Mayang berceloteh tanpa curiga sedikit pun.
Baik Arga maupun Laras hanya diam membisu, mematung, hanyut dalam fikiran masing-masing.
"Tidak apa-apa, namanya juga pengantin baru. Mama yakin, seiring berjalannya waktu, kalian pasti akan saling mengerti dan mengenal. Pada akhirnya akan saling mencintai, mama yakin itu. Apalagi Laras istri yang baik dan cantik, akan sangat mudah membuat seorang pria jatuh hati padanya. Termasuk kau," ujar Mayang memberi kode mata yang terarah tepat di manik mata anaknya. Arga hanya terdiam.
...*******...