Terpaksa Melayani Hasrat Daddy

Setelah sampai di depan kamar hotel yang di share oleh Sabrina padanya, Xavier menatap pintu itu ragu. Tapi saat mengingat rekaman video adiknya dari si bajingan Dex, dia mengepalkan tangan nya lalu menggedor pintu kamar hotel sengaja dengan keras.

Ceklek.

Saat pintu terbuka tubuh Sabrina yang hanya terbungkus lingerie merah terang sangat menyakiti matanya, Xavier menutup matanya tak ingin melihat.

"Buka matamu!" geram Sabrina emosi.

Xavier menarik nafas menenangkan perasaan nya, "Lepaskan adikku, aku datang meminta maaf padamu."

"Kita bisa bicara di dalam," ucap Sabrina dengan suara nakal, wanita itu menarik jas Xavier agar masuk.

Xavier bergeming, "Kita bicara disini saja, Sabrina aku-"

Sabrina memijit ponselnya, "Halo, Kak. Xavier tak mau menurutiku! telan jangi saja Jen-"

"Jangan! Aku akan menuruti adikmu. Jangan berani menyentuh adikku!" Xavier merebut ponsel dari tangan Sabrina.

Tutttttt.

"Baik, oke. Ayo masuk!"

Pria itu berjalan masuk ke dalam, Sabrina langsung mengunci pintu dan memeluk tubuh Xavier dari belakang. "Ah, Xavier... Aku sangat menginginkanmu. Tunggu! Apa kau sudah tidur dengan wanita yang bernama Esther itu?!" Sabrina melepaskan pelukan nya dan berjalan ke hadapan Xavier melotot pada pria pria itu.

"Kalau aku mengatakan sudah, apa yang akan kau lakukan?"

"Sebelum aku membunuhnya, aku akan menyiksanya terlebih dulu!"

Xavier melihat ketekadan dan kekejaman dalam mata Sabrina, dia mendesah, "Kami belum ke tahap itu, kami hanya pendekatan."

Akhirnya bibir Sabrina tersenyum, ia menarik tangan besar Xavier ke arah dada besarnya. "Layani aku, penuhi semua gairahku. Setelah selesai aku akan melepaskan Jenny. Remas, sayang..."

Xavier ingin muntah, ia menahan rasa mualnya. Ia menarik nafas beberapa kali, tangan nya mulai meremas dada wanita yang dibencinya itu.

"Yang lembut, sayang... Akhhh... yahhhh... seperti itu."

Sabrina menarik kepala Xavier, mencium bibir pria itu. Tangan nya mengelus dada bidang Xavier turun semakin ke bawah membuka gesper ingin membuka resleting celana pria itu.

Xavier memundurkan tubuhnya, nafasnya terengah-engah.

"Hahhhh.... hahhh... Ada apa Xavier? Kau ingin menolakku?!" Sabrina sudah bergairah, nafasnya kasar tapi Xavier malah menolaknya membuat nya emosi.

Xavier membenci dirinya yang melakuan hal menjijikkan seperti sekarang, "Ti-dak, ayo lanjutkan."

Sabrina berjalan ke arah tas nya, mengambil sesuatu seperti obat lalu memasukkan ke dalam minuman di gelas, ia membawa minuman itu menyodorkan nya pada Xavier, "Minum! Habiskan!"

"Apa yang kau masukkan?"

"Obat perang sang! Kau tidak ingin menyentuhku bukan, dengan meminum nya kau yang akan memohon-mohon padaku agar memuaskanmu!"

"Tidak!" tolak Xavier.

"Xavier! Jangan membuatku semakin marah!"

Xavier akhirnya meminum nya sampai habis, tak berapa lama benar saja tubuhnya kepanasan. Urat-urat di tubuhnya menegang sangat terasa sakit, apalagi kejantanan nya semakin membesar, " Arghttt... " pria yang sudah terkena efek dari obat itu berlari ke kamar mandi mengguyur tubuhnya di bawah shower membuat seluruh tubuhnya basah.

Sabrina mengekor Xavier ke bathroom, ia membuka lingerie menerawang nya. Kini ia telanjang, lalu masuk ke dalam kamar mandi dan mulai menempelkan tubuh telanjang nya pada Xavier.

"Tubuhmu tak enak, bukan? Aku akan memuaskanmu..." Sabrina mematikan shower, ia mengaitkan sebelah tangan nya di leher Xavier mulai mencium bibir lelaki itu, bibirnya turun ke cerukan leher Xavier sebelah tangan nya sibuk membuka seluruh pakaian pria itu.

"Ahhhhhh... " Xavier tak sadar mendesah.

Bibir Sabrina tersenyum, tangan nya mulai mengelus memijat kejantanan Xavier lalu ia berjongkok dan mulai memasukkan benda yang sudah berdiri sempurna milik Xavier ke dalam mulutnya. Ia mengulum dan menjilat benda keras Xavier terus menerus.

"Ahhhhh... Aku mohon... Aku sudah tak kuat lagi." Dia menarik kasar tubuh Sabrina, mencium bibir wanita itu dengan pandangan yang sudah berkabut.

Sabrina memundurkan tubuhnya, Xavier menempelkan tubuh telanjang mereka berdua mendorong dan memutar seraya memeluknya sampai akhirnya Sabrina membawa tubuh pria itu ke atas ranjang.

Xavier tak menahan nya lagi, dia memasukkan miliknya yang sangat bengkak ke dalam milik wanita yang bergerak di bawahnya.

"Ahhhhh... sayang... akhirnya kamu menjadi milikku. Aku menjadi milikmu... aku sudah lama menantikan ini... ahhh... Xavier..."

Pria yang sudah seperti kerasukan itu tak bisa mendengar apapun hanya ingin memuaskan rasa panas yang menjalar di seluruh tubuhnya.