Gadis yang harus terpaksa menikah dengan CEO muda kaya, karena Ayahnya terlilit hutang yang banyak. Namun, apa jadinya ketika dia baru tahu setelah menikah. Suami nya itu adalah seorang psikopat pembunuh berdarah dingin.
Tubuh Zizi bergetar hebat karena Kenzo mengarahkan pisau itu ke mulut mungilnya.
"Sssttt … jangan banyak bicara, apa kamu mau mulutmu yang kecil cerewet ini disobek?"
Kenzo semakin mendekatkan pisau itu ke mulut Zizi. "Sepertinya aku ingin melukis di atas kulitmu yang mulus ini, tapi aku tidak mempunyai tinta."
Zizi yang masih gemetaran memberanikan diri untuk bersuara.
"Tuan maafkan saya karena saya tadi begitu lancang."
Namun, Kenzo tidak menghiraukan Zizi. "Bagaimana kalau pisau ini sebagai kuas untuk melukis, sepertinya akan sangat indah."
Mau tahu kelanjutannya cuss ...Dibaca saja!!
Warning … . bisa membuat KECANDUAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Masih Hidup
Kejadian hari itu tak mampu mengalihkan ingatan buruk yang terlanjur menggores luka di hati Zizi, cairan infus yang selalu membuatnya ingin selalu tertidur. Tidak sedikitpun melegakan perasaannya.
Zizi membuka mata menemukan dirinya terbaring lemah di rumah sakit, ingatannya saat ini hanya pada Kenzo dan juga dua baby Er, hati serta perasaanya retak berkeping-keping tanpa tahu untuk bertahan seperti apa.
'Haruskah aku menyerah?'
'Andai saja bukan takdir yang ku lawan, pasti aku sudah menang, bukan?'
'Seandainya bisa ku ulang, kebahagiaan yang ku dapat dari si arogan. Tidak akan pernah ku sia-siakan namun bukankah penyesalan selalu datang di akhir?'
Sayup-sayup Zizi mendengar suara Darel sedang membentak seorang wanita di depan kamar tempat Zizi berbaring sekarang.
"Jangan bergerak sayang." suara Darel yang baru datang begitu sangat lembut.
"Mau makan buah apel? atau anggur?"
Zizi tidak berniat menjawab ucapan Darel.
Ia memalingkan wajah ke hadap tembok, ia kembali teringat bagaimana Kenzo menjadikan dirinya ratu di mansion. Bayang-bayang senyuman Kenzo terngiang-ngiang menari di pelupuk matanya yang kini sudah mulai berembun lagi.
'Apakah ada harapan ku untuk bahagia kembali, walaupun ujian datang secara bertubi-tubi. Tolong yakin kan aku Tuhan.'
"Sayang … apa kamu masih marah sama aku?" Darel mencium tangan Zizi. "Aku ingin memilikimu seutuhnya." sambungnya lagi.
Dering ponsel dengan volume kecil membuat Darel meraih benda pipih itu di saku celana nya, ia kemudian menggeser tombol hijau lalu menempelkannya di pipinya.
"Ada apa?"
"Tuan, dua baby Er demamnya semakin tinggi."
Darel merasa tidak aman bicara di dekat Zizi, ia kemudian keluar menjauh dari ruangan itu.
•••••
Erlan dan Erlon akhirnya dibawa juga kerumah sakit, karena obat yang Divya berikan sama sekali tidak bereaksi. Jarak nya dengan ruangan tempat Zizi cukup jauh, Darel tidak ingin Zizi tahu dua baby Er juga dirawat, ia juga sengaja menempatkan dua baby Er berjauhan.
"Niko dan Jesi jaga bayi ini, sedangkan kamu Anton tetap berdiri di depan ruangan Zizi ajak beberapa Bodyguard. Aku ingin pulang sebentar ke rumah mama."
"Tuan, bagaimana kalau nyonya Zizi tahu kalau dua baby Er sakit?" Anton bertanya karena ia tahu insting seorang ibu itu sangat kuat.
"Dia tidak akan tahu, kalau kalian tidak memberitahunya. Sudah aku pergi dulu."
Lampu sorot mobil Darel menerangi jalan, ia ingin pulang untuk memberitahu nyonya Angel bahwa ia sudah memiliki calon istri. Jadi nyonya Angel tidak terus menerus menjodohkannya dengan Oliv.
Setelah hampir tiga puluh menit, Darel memasuki gerbang besi berwarna coklat ke emas-emasan yang menjulang tinggi, seorang satpam dengan cepat membuka gerbang itu untuk Darel setelah Darel masuk ia dengan cepat menutup gerbang itu kembali. Di dalam halaman ternyata ada dua mobil mewah yang sudah terparkir. Darel bergegas masuk menuju kediaman nya yang berwarna oren itu.
Darel menghembuskan nafas dengan kasar saat melihat keluarga besar Oliv sudah berkumpul di ruangan keluarga itu. Sekarang ia tidak bisa menghindar saat tatapan semua orang tertuju padanya.
"Nah, itu putra saya jeng sudah datang. Kesini Nak, kenalan dulu sama keluarga Oliv."
Darel memaksakan dirinya untuk tersenyum, saat ia memperkenalkan dirinya pada anggota keluarga Oliv, sebenarnya ia sangat merasa risih apalagi dia harus menjawab setiap pertanyaan tuan Alex masalah tentang perusahaan yang sudah Darel ambil alih dari almarhum tuan Bram.
***
Raga yang dibalut perban di seluruh tubuh yang kurus kering itu, sudah lama berbaring koma dan belum juga ada perubahan.
"Tuan apa tidak sebaiknya kita membawa Tuan muda keluar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik."
Wanita berusia sekitar 40 tahun itu, mendekati sosok yang sedang duduk di kursi roda sambil menatap keluar jendela. Yang hanya ada pohon-pohon tinggi, tidak ada satupun penerangan kecuali hanya ada lampu lentera.
"Panggil aku Hercules, supaya kedengaran akrab."
"Tapi Tu–"
"Daniar, harus berapa kali aku mengatakan itu."
Daniar menunduk ia tidak mampu menatap wajah yang sudah ada kerutan di beberapa garis kulit itu. Namun, tidak dapat dipungkiri pria paruh baya itu masih terlihat tampan. Dia menemukan tuan Hercules beberapa bulan yang lalu saat sedang mencari kayu bakar. Keadaan tuan Hercules waktu itu memprihatinkan sekali.
"Aku sudah berhutang nyawa pada mu Niar, jadi aku tidak ingin merepotkanmu lagi."
"Tidak Tu … ah maksud saya Hercules. Saya menolong Anda karena Anda saat itu sedang membutuhkan pertolongan."
**Flashback**
Suara ledakan Mobil sangat terdengar jelas di telinga Daniar, ia sedang duduk istirahat di sebuah pohon rindang yang sangat besar, saat itu dia sedang beristirahat sejenak sebelum melanjutkan mencari kayu bakar.
Ia kemudian mendekati mobil yang terbakar itu dengan perasaan was-was, dia tidak terlalu berani mendekat karena kobaran api itu begitu besar di tambah sekeliling mobil itu pun terdapat ranting-ranting kering yang sudah pasti siap akan di lalap si jago merah.
Suara rintihan orang yang minta tolong membuat Daniar mencari sumber suara tersebut.
Tidak lama ia melihat seorang laki-laki yang pakaiannya sudah compang camping, dan terluka di mana-mana Daniar tanpa pikir panjang ingin menolong laki-laki itu, tapi sebelum ia berhasil mengangkatnya suara lirih laki-laki itu membuatnya merasa iba.
"Ba-bantu sa-saya … un-untuk mencari jasad siapa … sa-saja." suara tuan Hercules terbata-bata.
Iya itu tuan Hercules yang berhasil keluar dari mobil sesaat sebelum mobil itu meledak.
"Jasad untuk apa?"
Daniar masih menerka-nerka apa yang dimaksud tuan Hercules, Karena tuan Hercules tidak kuat lagi untuk bicara ia kemudian menulis kalimat di tanah dengan jarinya. Daniar kemudian mengerti ia mengambil sebuah gerobak yang selalu ia bawa untuk mencari kayu membawa tuan Hercules ke gubuk kecil nya yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian ibu kota.
Ia mengobati luka tuan Hercules hanya menggunakan tumbuhan-tumbuhan alami yang mampu menghentikan pendarahan di beberapa luka tuan Hercules.
"Saya sudah mengobati Ada Tuan, jadi saya harus mencari pergi dulu sebentar."
Daniar mengingat kemarin ada yang meninggal dan tidak ada keluarga yang mengakunya jadi ia berinisiatif untuk membongkar makam itu lalu menukarnya, supaya orang-orang mengira itu benar jasad tuan Hercules. Entah itu kebetulan atau sudah tuhan rencanakan ternyata golongan darah orang itu dan tuan Hercules ternyata sama.
Daniar dengan pintar menghapus jejaknya supaya orang lain tidak tahu keberadaanya, selama ini dia hidup sendiri di hutan belantara karena ia dulu pernah bekerja di kota tetapi majikannya ingin memerkosanya. Maka dari itu ia kabur dan bersembunyi supaya majikanya itu tidak pernah menemukan keberadaannya lagi.
Meski hidup sendiri Daniar tidak merasa takut sedikitpun karena baginya hidup dikelilingi orang yang munafik itu yang lebih Daniar takutkan.
Ia merawat tuan Hercules dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan, tapi seiring berjalannya waktu ia merasa kan ada debaran halus di hatinya. Saat dia menatap mata teduh tuan Hercules.
**Flashback**
gak cocok jdi psikopat😂😂
jawabannya satu karena darel adalah PEBINOR hanya begitu dispesialkan disetiap novel yang novelisnya wanita,
kak tp q blm puas bgt mngkanya di bikin lg cerita anak2 mereka ya kak si arlon briana sm arlan aurora pasti g kalah seru dan bucin2.
kok q penasaran sm pria misterius yg ngaku klo aurora itu anaknya.mngkin kah itu darel tp kok bisa briana di panti sdang aurora sm ibu angkatnya mkin seru mkin penasaran lnjut kak.....