Antara Dokter & Mafia

" Bagaimana aku bisa naik pesawat. Aku tidak punya uang sepersen pun”. Ucap Fitri pada dirinya sendiri, sambil masih dengan gaya santainya masuk ke bandara

“ Aku punya ide”. Senyumnya bersemangat.

Akhirnya Fitri menyelonong masuk dalam ruang IT bandara dengan diam-diam dan hati-hati. Dia masuk dengan santai hingga satpam yang melihatnya tidak curiga sama sekali. Dia terus masuk dengan gaya biasa saja, dan sampailah pada ruangan tersebut. Sepertinya keberuntungan memang sedang berada dipihaknya, sehingga diruang computer sebanyak itu tidak ada satu orangpun yang menjaganya.

“ Terima kasih Tuhan”. Dia mengelus dadanya pelan sambil menarik nafas. Akhirnya dia duduk ditempat salah satu computer. Fitri meretas semua identitas penerbangan disana dan memasukkan namanya sebagai salah satu penumpang dengan identitas palsu pastinya. Sebenarnya dia bisa saja mendapatkan uang dengan membobol bank atau mencuri data perusahaan tapi niat jahat itu tidak ada didalam pikiran gadis jenius itu.

“ Selesai”. Senyumnya dengan semangat. Lalu dia mengembalikan semua system keamanan computer seperti semula sehingga tidak ada yang curiga dengan aksinya. Semua rekaman CCTV juga telah dinonaktifkan sejak tadi dan pastinya dia tidak akan keluar.

Dengan wajah polos tanpa dosa dia keluar dari ruangan teknologi itu. Gayanya masih santai seolah tak ada beban. Dia benar-benar menunjukkan kejeniusannya.

“ Aku tidak mungkin kembali ke Indonesia dan pasti mereka akan menemukanku disana. Jika aku kembali ke Korea, mereka juga pasti akan menyusul dan mencariku kesana”. Gadis itu tampak berpikir mencari tempat yang aman untuknya bersembunyi.

“ Bailklah aku akan pergi ke Amerika saja. Aku akan bersembunyi disana dan menghilang dengan batas waktu yang tidak ditentukan”. Ucap nya lagi bermonolog sendiri. Untung saja pesawat yang sebentar lagi akan lapas landas itu terbang ke Amerika. Dengan menggunakan identitas dan data palsu akhirnya gadis itu sudah berada didalam pesawat tanpa uang sepersenpun

“ Ahhhkkkkk”. Dia menahan sakit dibekas operasinya karena terlalu banyak bergerak.

“ Aku sangat lapar, aku belum makan dari tadi pagi”. Gumamnya sambil bersandar dikusri penumpang dan sambil memasang sabuk pegaman sesuai dengan arahan pramugari.

Ditempat lain pencarian masih terus dilakukan oleh ketiga pria dan kelompok mafianya

“ Bagaimana apa kau sudah menemukannya?”. Tanya Fillipo pada Lucas

“ Ya aku menemukan tempat taksinya, tapi sepertinya hanya dimanipulasi dia mengubah KB taksi yang dia tumpangi dengan KB taksi yang lain. Anak buahku tidak menemukannya didalam taksi itu”. Jelas Lucas dia masih setia mengotak-atik laptop milik Fillipo

“ Bagaimana dia bisa melakukan itu dalam keadaan sakit?”. Tanya Fillipo yang bingung

“ Dia jenius Fillipo, tentu dia bisa melakukan apa saja untuk bisa menghilangkan jejak”. Tandas Dhanny wajahnya tampak frustasi

“ Lalu apa yang akan kita lakukan?”. Tanya Lucas tampak juga wajah lemahnya.

“ Kita harus terus mencarinya. Dia dalam bahaya, aku tidak ingin dia terluka lagi. Aku tahu dia bukan hanya berarti untukku, tapi juga berarti bagi kalian berdua”. Ujar Fillipo, tampak tak ada semangat. Menatap kedepan

“ Kita harus cari kemana lagi, Negara Jerman ini sudah kita jelajahi dan telusuri bahkan sampai kepelosok tapi kita tidak menemukannya”. Jawab Lucas putus asa

Drt

Drt

Ponsel Leo berbunyi

“ Ada apa?”. Tanya Leo pada anak buahnya diseberang sana

“ Tuan, tadi salah satu diantara kami melihat Nona Fitri dibandara Internasional, sepertinya dia pergi dari Negara ini”. Lapor anak buahnya

“ APA? Tolong cari tahu dan periksa semua rekaman CCTV dibandara”. Perintah Leo

“ Baik Tuan”. Sahut anak buahnya.

“ Ada apa Leo?”. Tanya Fillipo yang melihat wajah Leo tampak frustasi

“ Anak buah kita melihat Nona Fitri dibandara Internasional. Mungkin Nona Fitri meninggalkan Negara ini”. Jelas Leo sambil masih focus menyetir

“ APA?”. Mereka bertiga langsung merasa sesak dalam dadanya. Bagaimana kondisi gadis itu apa yang akan terjadi padanya?

“ Kita langsung ke bandara Leo”. Bentak Fillipo

“ Baik Tuan”. Sahut Leo yang langsung melajukan mobilnya dengan kekuatan diatas rata-rata

“ Pergi kemana dia?”. Gumam Fillipo

“ Lucas, cepat kau retas semua rekaman CCTV dan data penerbangan dibandara Internasional”. Suruh Fillipo tegas

“ Baik”. Jawab Lucas dan langsung melakukan aksinya

“ Bagaimana? Apa kau menemukannya?”. Tanya Dhanny yang terlihat tidak sabar

“ Ahhh sial. Seperti nya semua rekaman CCTV disana dinonaktifkan sehingga aku tidak bisa meretasnya”. Ucap Lucas frustasi.

“ Kita langsung keruang IT untuk menemukan data penerbangan”. Tegas Fillipo

Sesampainya dibandara mereka berempat langsung berlari menemui kepala IT untuk memeriksa semua data penerbangan beberapa jam yang lalu. Ya bandara itu adalah milik keluarga Wilmar, jadi kekuasaan tentu ada dibawah kungkungan Fillipo

“ Lima jam yang lalu penerbangan ke Korea, empat jam lalu penerbangan ke Inggris, dua jam yang lalu penerbangan ke Amerika dan satu jam yang lalu penerbangan ke Indonesia. Tapi kami tidak menemukan data yang tuan cari”. Jelas bidang IT bandara.

“ Apa kau yakin tidak ada namanya disana?”. Tanya Fillipo tak puas

“ Kami sudah mengacek semuanya Tuan. Disini sudah lengkap dengan data pribadi penumpang, tapi kami tidak menemukan nama seperti yang tuan sebutkan tadi”. Jelas seorang bidang IT

“ Kenapa CCTV bandara bisa dinonaktifkan?”. Tanya Dhanny juga yang tak puas dengan penjelasan sang IT itu.

“ Saya akan memeriksanya Tuan”. Dengan cepat bidang IT bandara itu memeriksa rekamanan CCTV

“ Bagaimana bisa ada orang yang meretas system keamanan disini? Bahkan aku sudah memberikan keaman yang tidak akan pernah bisa diretas oleh siapapun”. Ucap bidang IT bandara

“ APA? Diretas bagaimana mungkin? Kenapa kalian tidak teliti dengan CCTV disini. Jika terjadi kriminal kejahatan bagaimana?”. Tanya Lucas yang hampir tersurut emosi

“ Maaf Tuan kami lalai. Sepertinya orang yang meretas CCTV ini seorang hacker hebat”. Jelas bidang IT itu lagi

“ Ahkkkk.. kalian benar-benar kerja tidak becus. Apa kerja kalian? Hah? Hanya untuk mengawasi system kemanan saja kalian tidak bisa”. Bentak Fillipo kepada semua yang ada dibandara itu

“ Akahhhhh”. Dia meninju layar computer ini dan tangannya terluka darah segar mengalir

Buuuuk

Buuuk

Fillipo memukul satu persatu anak buah yang bertugas mengamankan bandara.

“ Fillipo hentikan kegilaan mu itu!! Bukan waktunya kau menggila disini. Lebih baik kita segera melakukan pencarian lagi”. Ucap Dhanny yang berusaha melerai Fillipo karena dia tahu adik sahabatnya itu sangat keras kepala

“ Leo, tutup semua bandara yang ada di Indonesia, Amerika, Korea dan Inggris. Pesawat yang baru lapas landas tidak boleh satu penumpang pun yang boleh keluar sebelum aku datang”. Tegas Fillipo dengan tangan terkepal

“ Baik Tuan”. Ucap Leo sambil menunduk memberikan hormat

“ Dhanny kau berangkat ke Korea. Lucas kau berangkat ke Indonesia dan retas semua rekaman CCTV yang ada disetiap bandara. Reynold kau dan yang lainnya segera ke Inggris, pakai alat pelacak yang saling menghubungkan supaya kita bisa saling bertukar informasi. Leo, kau ikut aku ke Amerika, cari seseorang yang paling ahli dibidang IT dengan menunjukan sampel darah gadis itu pada alat pelacak”. Jelas Fillipo tegas, raut wajahnya datar tanpa ekspresi

“ Baik”. Sahut Dhanny dan Lucas

“ Baik Tuan”. Sahut Leo dan Reynold

“ Kalian gunakan Jet pribadi”. Tegas Fillipo lagi.

“ Kau Mat kembali ke markas dan susun strategi aku yakin James dan Michael akan mencari gadis itu. Jangan sampai mereka lebih dulu menemukannya sebelum kita. Kau mengerti!!!”. Ucap Fillipo lagi

“ Baik Tuan”. Sahut Mat

“ Lucas, Dhanny kerahkan seluruh anak buah kalian untuk bergabung dengan anak buahku. Pastikan semua pegaman. Utus pegawal terbaik untuk Dea dan Pearce, aku takut mereka jadi target”. Ucap Fillipo lagi, rahangnya mengeras tatapannya sangat tajam sulit diartikan. Antara marah kecewa dan kehilangan semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu.

“ Baik”. Sahut Dhanny dan Lucas kompak.

Mereka melaksanakan tugas mereka masing-masing menjelajahi ujung dunia untuk mencari gadis itu. Entahlah bagi Fillipo dunianya serasa dijungkirbalikkan kenyataan, kelam sepi dan rasa kehilangan yang teramat sangat menyiksa hatinya. Dia merasa kehilangan separuh dari jiwanya. Kondisi gadis itu membuatnya panic cemas bukan main, siapa yang harus dia salahkan? Menyalahkan dirinya sendiri tentu bukan pilihan yang tepat tapi tidak ada cara lain perasaan bersalahnya tak bisa disembunyikan. Sekarang gadis itu dalam bahaya, munsuhnya akan memperalat gadis itu untuk mengancam dirinya.