sekuel dari suami dadakan..
Ini babnya banyak ya, karena authornya gila up pas ongoing🤣🤣.. yg penasaran tapi enek duluan pas liat bab ratusan, bisa cek kolom komentar. Bagian pertengahan bab banyak kejutan. ✨✨✨
ini novel komedi romantis jadi tiap part pasti gak monoton.
Bisa mampir kesana dulu ya biar paham alurnya ceritanya 🙏🙏
Ini hanya kisah hasil halu emak-emak kaum rebahan jadi bijaklah dalam berkomentar karena hatiku tak sekuat bangunan yang di cor pake mobil molen 😂😂😂
🍂🍂🍂
Menikah muda karna sebuah kesalahpahaman namun berujung dengan cinta yang tak pernah terungkapkan.
Air dan Hujan..
pasangan suami istri yang saling melengkapi, sifat Air yang manja sangat bergantung pada Hujan yang tegas dan galak.
Hari-hari mereka lalui dengan warna tersendiri, meski tetap di selingi dengan perdebatan kecil.
Apakah Hujan akan tetap bertahan dengan sikap Air yang posesif, manja dan pecemburu di tengah tekanannya sebagai calon dokter?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉
DOOOOOOORRR...
"Kalian ngapain?" tanya Air yang tersentak kaget dengan masih mengusap dadanya.
"Nungguin kakak" jawab Reza, Langit dan Bumi serentak.
"Ngapain nungguin kakak?" tanyanya panik dan bingung.
"Jan, kamu capek,.kan! istirahat dulu sana. Papa pinjem suami kamu sebentar ya" ucap Reza dengan senyum kecilnya.
"Iya, Pah, Hujan masuk kamar dulu" pamitnya yang langsung melepas kan genggaman tangannya dari Air, tapi pemuda itu enggan melepasnya.
"Jan, ikut!" teriak Air saat sang istri perlahan menjauh dan akhirnya hilang di balik pintu kamarnya.
Reza langsung menarik tangan putra sulungnya ke lantai bawah, ia dudukkan anak Cengengnya itu di sofa Single, sedangkan Bumi dan Langit duduk di sisi kanan kiri pegangan kursi.
Reza yang duduk di depan Air tersenyum penuh arti.
"Gimana?" tembak Reza Langsung.
"Apa?" Air balik bertanya.
"Garap, tanem, siramnya?" ucap ketiga pria itu berbarengan.
"Hah?" Air yang tak menyangka akan di todong dengan pertanyaan konyol hanya bisa tercengang dan bingung.
"Anak Papa, si tukang nangis tapi kemaren malem bikin anak gadis orang nangis ya" goda Reza, yang membuat Bumi dan Langit mengernyitkan dahi.
"Kenapa nangis, Pah?" Tanya Bumi, anak tengah yang jauh lebih pintar dari kakaknya.
"Nangis lah, kan sakit ya, Bang?" Air malah bertanya pada Langit, tentu pria dua puluh empat tahun itu menggeleng kan kepalanya.
"Mana Abang tahu" jawab Langit polos.
"Hahaha, Kakak lupa. Abang belom bikin nangis adek ya" kekeh pengantin baru itu.
"Gak akan, Abang gak akan bikin Chaca nangis!" ucap Langit penuh keyakinan, pria itu memang selalu bisa menjaga perasaan putri bungsu Rahardian.
"Bukan nangis itu, ini nangis yang Laen! Hujan aja yang galak nangis apalagi adek" timpal Air pada Abangnya lagi.
"Cih, mentang-mentang udah pengalaman" ejek Bumi sambil bangun dari duduk dan pindah ke karpet, menyalakan PlayStation.
"Main yuk, Bang! kita mah anak bawang" seru Bumi yang langsung di iyakan oleh Langit.
Kini tinggal Air dan Reza yang duduk saling berhadapan, pria tiga anak itu menatap si sulung dengan tatapan yang sulit di artikan, ada haru bahagia dan sorot mata penuh kasih sayang.
Tapi dibalik semua itu ada jiwa keingintahuan yang meronta-ronta dalam hati Reza.
"Kamu udah lebih jauh melangkah dalam hubungan ini, jangan sakiti istrimu, kak" pesan Reza pada Air.
"Udah gak sakit kali, Pah kalo nanti malem mau lagi" jawab Air dengan begitu polosnya.
"Heh, bukan itu! papa ngomong serius, Kak" oceh Reza yang ternyata pesannya di salah artikan oleh si sulung.
"Oh.. kirain sakit yang itu" kekeh Air merasa malu, otaknya masih terbayang rasa nikmat itu.
Reza tersenyum Kecil, ia yang masih ingat malam pertamanya sendiri pun seakan masih belum percaya jika anak yang baru saja ia besarkan sudah bisa melakukan hal itu.
Ia yang mati-matian menjaga si kembar dari liarnya pergaulan di luar sana akhirnya merasa cukup puas.
Setidaknya putra pertamanya itu melakukannya tentu dengan cara yang halal meski ia terkenal memiliki banyak kekasih.
Tinggal putra keduanya dan satu putri bungsunya yang masih menjadi tanggungjawabnya kini.
"Udah tau rasanya, jangan main main sama yang lain, paham kak!"
"Siap papah" jawab si sulung dengan mengacungkan kedua jempolnya.
"Garapnya sama tanemnya pelan-pelan, biar hasil siramannya luar biasa" goda Reza pada Air.
"Nyiramnya banyak banget sampe tumpah tumpah, Pah" lagi-lagi ia berkata dengan polosnya.
Reza yang mendengar hanya bisa tertawa, sebisa mungkin ia akan selalu menjadi teman bagi semua anak-anaknya untuk mengungkapkan segala perasaan mereka, obrolan santai dengan sesekali saling mengejek membuat si kembar memang selalu merasa aman dan nyaman.
"Tapi enak, kan?" goda Reza dengan senyum kecil ujung bibirnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Soal rasa.... NO COMMENT, Pah!!!
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Cih... sombong nya si cebong 🤭🤭🤭🤭
obrolan unfaedah banget deh 🙄🙄🙄🙄
Gue Ampe abis kuaci sebaskom tapi gak ngerti apa yang buaya sama gajah omongin.
sepolos inikah diriku efribadeh 🤪🤪🤪🤪😂😂
Like komen nya yuk ramai kan ❤️
Jangan pke Bahasa yang penting...
Menikah itu sdh Ada 2 Hati Dan 2 perasaan jgn mo seenak udel dhewe..
#bocah..
#sy lelaki yg jauh Dr kata baik tp pas nikah ya mesti jaga Hati istri, spe reuni ja g pernah dateng krn ada mantan di situ