HUJAN DI REL KERETA

Jarum jam menunjukan pukul dua belas siang, terlihat Eris duduk didepan layar komputer. Memandangi tulisan-tulisan putih yang perlahan bergerak ke atas.

“Lima belas persen, sudah satu jam baru lima belas persen. Berarti butuh tujuh jam buat seratus persen, harusnya masih cukup waktu buat ngapel ntar malem” ucap Eris dalam hati

Eris mengingat kembali saat kemarin pulang kerja mengantar Fatia pulang kerumah, dan berjanji malam minggu akan datang.

“Bro, makan siang dulu yuk. Uda disiapin dibelakang” ucap Bayu 

“Ayolah” jawab Eris 

Mengikuti Bayu dari belakang Eris berjalan menuju ruang makan. Kemudian mereka menyantap makan siang diselingi obrolan ringan.

Setelah selesai makan, mereka berdua kembali ke studio. Eris duduk didepan layar komputer sedangkan Bayu sepertinya sibuk memilih cd player lagu untuk diputar, hal itu cukup menyulitkan Bayu karena biasanya playlist musik sudah tersedia di komputer.

Jarum jam menunjukan pukul dua siang, di layar komputer menampilkan angka empat puluh lima persen

“Masih lama ini bro, baru empat puluh lima persen” ucap Eris dengan mata seperti mengantuk

“Mau gimana lagi, lu tidur aja dulu kalau ngantuk itu di sofa depan” jawab Bayu 

“Ok lah, aku rebahan dulu. Ntar bangunin aja kalau ini layar uda nampilin angka seratus persen yak” ucap Eris sambil berjalan ke arah sofa

“Sipp” jawab Bayu 

Setelah diatas sofa seolah tidak dikomando entah angin apa yang membawa Eris tertidur dengan pulas nya.

“Eris bangun” ucap Bayu sambil menggoyang-goyangkan lengan Eris 

“Apakah prosesnya sudah selesai?” Tanya Eris dalam posisi mata masih terpejam.

“Belum, baru tujuh puluh persen. Sekarang uda jam lima, mending kamu mandi dulu setelah mandi gantiin aku jaga sebentar aku juga mau mandi” jawab Bayu 

“Ok, dimana kamar mandinya?” Tanya Eris 

“Yok aku antar” jawab Bayu 

Kemudian mengantar Eris berjalan ke arah ruang belakang melewati ruang makan dan dapur.

“Disitu kamar mandinya, itu handuk sama peralatan mandi uda aku siapkan. Tenang aja baru itu” ucap Bayu 

“Ok” Eris menjawab dengan mengantuk

Beberapa menit kemudian Eris terlihat masuk ke studio dalam keadaan sudah segar, dengan rambut basahnya yang belum disisir, tapi justru disitulah part yang kebanyakan para cewek tidak menyadarinya.

“Buset baru sadar aku, ternyata kamu selama ini seganteng ini” ucap Bayu 

“Anjay, geli aku dengernya. Kalo yang ngomong cewek lah mending” jawab Eris 

Hahahaha membuat mereka berdua tertawa

“Uda gantian sana mandi” ucap Eris 

“Ok bro, tolong gantiin jaga sebentar yak. Disitu cd lagu-lagunya, terus ini tombol-tombol tone mixer buat mengatur volumenya lu baca sendiri dah ada tulisannya ini” jawab Bayu 

“Beres, paling keluar asap ntar” ucap Eris 

“Lu atur aja” jawab Bayu sembari berlalu pergi

Jarum jam menunjukan pukul enam lewat tiga puluh, Eris kembali melihat ke arah monitor komputer yang sudah menunjukan angka sembilan puluh sembilan persen.

“Wah sebentar lagi selesai” ucap Eris dalam hati dengan ekspresi kegirangan.

“Seratus persen, yeee.. akhirnya selesai” teriak Eris dan tidak lama kemudian komputer menyala normal

Setelah Melakukan pengecekan ulang beberapa kali, Eris sudah bisa memastikan bahwa komputer sepenuhnya sudah bisa digunakan. Semua aplikasi dan file-file masih utuh disana.

Jarum jam menunjukan jam tujuh kurang lima menit, 

“Waduh uda jam segini, siBayu ini kemana katanya mandi kok gak nongol-nongol” ucap Eris dalam hati

Kemudian Eris berjalan ke ruang belakang dan ke kamar mandi, tapi tidak juga menemukan sahabatnya tersebut.

Eris mencoba mencari keluar gedung, motornya juga tidak ada.

“Waduh, jangan-jangan dia keluar, mosok gak bilang-bilang” ucap Eris dalam hati

Pada saat Eris berada di halaman depan, dijumpainya langit hitam pekat dan kilat beberapa kali muncul pertanda hari akan segera turun hujan.

“Mana mau hujan pulak, kemana ini si Bayu” ucap Eris menggerutu dalam hati

Kemudian Eris kembali masuk ke studio dan duduk disana menunggu sahabatnya Bayu kembali.

Tidak berselang lama, bayu datang dalam kondisi baju agak basah

“Lu dari mana bro, kok basah bajunya emang udah hujan” tanya Eris karena seingatnya barusan dari luar baru geluduk-geluduk tapi belum hujan

“Sorry bro, tadi keluar sebentar kerumah narasumber yang nanti malam ngisi podcast, tapi orangnya gak ada dirumah, kata sodaranya lagi besuk kerabat di rumah sakit” jawab Bayu nampak panik

“Btw itu komputernya sudah bisa ya?” Tanya bayu

“Iya, sudah beres itu, aku uda cek berulang sudah bisa dipastikan normal, aplikasi sama file utuh disana” jawab Eris 

“Aseek, berarti bisa langsung pakai ne ya?” Tanya Bayu 

“Yoi, gas lah” jawab Eris 

Dengan sigap Bayu langsung memindahkan beberapa colokan kabel ke arah unit komputer, setelah itu dia membuka layar komputer dan klik beberapa aplikasi.

Headphone dipakai menutupi kedua telinganya, mulutnya didekatkan ke arah mikrofon, kemudian melakukan test voice, lagu jingle diputar, iklan otomatis dinyalakan. Yang menandakan bahwa on air sudah bisa dengan sistem.

“Mantap bro, elu emang the best” ucap Bayu 

“Yah, hujan” ucap Eris saat terdengar suara bergemuruh dari arah luar

“Mana langsung deras pulak, kamu gak ada mantel hujan yak?” Tanya Eris 

“Gak ada bro, ini aja tadi aku kehujanan” jawab Bayu 

“Trus gimana kamu gak jadi ngapel dong?” Tanya Bayu 

“Ya sudahlah, mau gimana lagi. Paling besok aku datang buat minta maaf” jawab Eris tampak lesu

“Sorry bro, gara-gara aku jadinya begini” ucap Bayu 

“Santai, harusnya Fatia bisa memahami hal ini saat aku jelasin besok” jawab Eris

“Btw, Fatia anak mana bro, aku kenal gak?” Tanya Bayu 

“Gak bakal kenal, Fatia tuh pindahan dari kota” jawab Eris 

“kalau aku tebak, Fatia ini pasti cakep. “ Ucap Bayu 

“Beh, jangan ditanya bro. Aku aja sampe lupa nafas pertama ketemu” jawab Eris 

“Buset, spek bidadari itu mah pasti “ ucap Bayu 

"Eh, ngomong-ngomong gimana itu tadi urusan podcast lu?” Tanya Eris 

“Tau neh aku juga bingung, sponsor udah banyak yang masuk kalau gagal tayang pasti minta ganti rugi” jawab Bayu lesu

“Mana hujan gini pulak, mau nyari kemana lagi penggantinya?” Ucap Bayu

“Paling mintak dibalikin duit sponsornya, atau gak lu bisa oper ke penayangan berikutnya” jawab Eris 

“Gak sesimpel itu bro, ribet urusan nya” ucap Bayu 

“Susah juga kalau gitu” jawab Eris 

“Atau gini aja bro, lu aku jadikan narasumber di acara ntar jam delapan malam” ucap Bayu 

“Yang bener aja” jawab Eris kaget

“Santai aja bro, lu punya mulut kok, lu bisa ngobrol, lagian itu narasumber yang batal juga bukan siapa-siapa, bukan orang terkenal dan bukan pejabat juga. Identitasnya disembunyikan trus pake nama samaran” ucap Bayu 

“Seriusan?” Tanya Eris 

“Bener, sponsor uda tau emang kayak gitu konsepnya. Yang paling penting itu keliatan seru aja ngobrolnya, sama materinya nyambung” ucap Bayu 

“Emang bahas apa?” Tanya Eris 

“Mengungkapkan cinta, pas banget tuh lu kan belum lama ini nembak Fatia kan. Kita bahas itu aja. Untuk nama elu harus disamarkan kalau Fatia terserah elu” jawab Bayu

“Yo wis, Ok deh. Hujan gini juga mau kemana-kemana gak bisa” jawab Eris