Murni dan Samsuri beserta ketiga anaknya tinggal di rumah selama bertahun-tahun lamanya tidak pernah tahu kalau ada kamar kosong di rumahnya .
Salah satu anak dari mereka melihat kamar kosong berada di ruang bawah tanah ketika tidak sengaja membuka lemari pakaian di kamarnya saat sedang merapikan pakaiannya .
Kejadian demi kejadian mereka alami setiap malam dan mereka sangat terganggu sehingga setiap malam terjaga .
Apakah yang akan dilakukan satu keluarga tersebut ketika mengetahui adanya kamar kosong di dalam rumahnya ?
Ikuti kisahnya sampai selesai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Keluarga Ahmad
Sejak dari pemakaman Amir , Ahmad berubah menjadi pribadi yang ramah dan wajahnya sangat ceria . Istrinya sangat senang melihat perubahan suaminya yang lain dari biasanya .
“Apakah kamu akan pulang lebih awal ?" tanya Ria sambil memakai pakaian kerjanya sendiri . Ahmad memakai jas dinasnya sebagai Dokter spesialis . "Akan aku usahakan ," jawabnya cepat kemudian berdiri di depan istrinya lalu mencium bibir dengan lembut .
"Jangan lama-lama nanti terlambat masuk kerja ,“ kata Ria mendorong tubuh suaminya . "Ayo kita berangkat ," ajak Ahmad berjalan sambil menggandeng tangan istrinya keluar kamar .
Masya anak Ahmad dan Ria melihat kedua orang tuanya merasa senang sekaligus heran . “Bapak ," panggilnya dengan nada heran . Ahmad menoleh ke arah sumber suara lalu tersenyum .
“Iya . Ada apa , Nak ?" tanya Ahmad berjalan menuju ruang makan . Mereka akan sarapan pagi bersama . "Ada yang beda deh sama Bapak tapi apa ya ?" tanya Masya kepada dirinya sendiri sambil berpikir .
“Sikap Bapak .Hem ada apa nih ?" tanya Masya dengan menebak . "Memangnya sikap Bapak ke kamu beda , enggak kan ?' tanya Ahmad sambil mengambil nasi dan telor ceplok kesukaannya .
"Enggak sih tapi memang ada yang beda hari ini lain dari biasanya , benar kan ,Bu ?" tanya Masya kepada ibunya . Ria menoleh ke arah suaminya tersenyum sambil mengambil nasi dan telur dadar gulung nasi .
"Mungkin ada benarnya yang penting sekarang adalah melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru yang lebih baik lagi ," kata Ria kemudian menyuapkan nasi ke dalam mulutnya .
Masya nampak bingung dengan jawaban ibunya hanya mengangguk saja sambil makan . Setelah selesai mereka pergi dengan mobil sendri-sendiri . Ahmad dan istrinya satu mobil sedangkan Masya mengendarai mobil sendiri .
Masya adalah anak satu-satunya pasangan Ahmad dan Ria . Ia masih sekolah di universitas ternama di kota Hayang Taruna dan sekarang sudah semester terakhir . Sebentar lagi wisuda .
Di kampus Masya di kenal sebagai mahasiswa teladan dan baik , tidak sedikit yang suka padanya . Hari ini ia selesai ujian semester akhir dan tinggal menunggu acara wisuda .
"Masya ," panggil seorang pria berwajah indo tersenyum menghampirinya . Postur tubuh tinggi dan tampan idola para mahasiswa namun hatinya jatuh pada sosok Masya .
Keduanya menjalin hubungan baik dekat tapi tidak pacaran . "Ada apa? " tanya Masya sambil berjalan masuk ke dalam kelasnya lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas yang akan ia berikan kepada dosen .
“ Setelah selesai wisuda kamu mau kerja dimana ?" tanya Joseph Stalin anak dari pengusaha kaya di bidang Pertambangan .
“Belum kepikiran sih soalnya ibu menyuruhku membantu pekerjaannya yang kekurangan karyawan ," jawab Masya kemudian merapikan dan menyusun kertas itu ke dalam sebuah map .
"Begitu ya , bolehkah aku mengajakmu ke suatu tempat ?’ tanya Joseph dengan perasaan takut tawarannya di tolak oleh Masya .
Masya mengerutkan dahi menatap wajah Joseph . “Maksudmu nge date ?" Masya bertanya balik . Di jawab Joseph dengan menganggukkan kepala kemudian menunduk karena malu .
Masya tersenyum melihat Joseph kemudian berjalan keluar kelas diikuti Joseph . “Bagaimana ?" tanya Joseph ingin tahu jawaban Masya berjalan beriringan dengan Masya .
Masya berpikir lalu berkata . " Nanti aku pikir-pikir dulu dan aku akan chat kamu kalau sudah menemukan jawabannya ," jawab Masya membuat Joseph patah hati semangatnya hilang seketika .
Joseph menghentikan langkahnya melihat Masya yang berjalan lurus lalu berbalik melihat Joseph menatapnya dengan kecewa .
Masya merasa bersalah melihat wajah kecewanya Joseph , bagaimanapun mereka sudah saling kenal dan selalu bersama namun hatinya masih ragu dengan perasaan Joseph .
Masya takut sakit hati jika suatu hari nanti Joseph berpaling maka dari itu ia menjaga jarak agar tidak terlalu sakit bila berpisah .
"Maafkan aku Joseph , aku belum siap untuk menjalin hubungan aku sendiri bingung dengan diriku sendiri mau kemana kakiku melangkah nantinya ," batin Masya kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruang dosen .
"Joseph ," panggil Natasya dengan senyum senang melihat Joseph sendirian .
Joseph hendak pergi namun tangannya di cekal oleh Natasya dan menggandengnya dengan mesra . “Eh , mau kemana sih . Buru-buru amat kita jalan yuk !" Natasya berjalan pergi meninggalkan tempat masih menggandeng tangan Joseph .
Dari jauh Masya melihat mereka berdua balik arah hatinya merasa sakit namun ia tahan . Setelah meletakkan map Masya langsung keluar berharap Joseph masih menunggunya namun ketika keluar Joseph sudah pergi bersama Natasya .
Akhirnya Masya berjalan menuju kantin dan membeli minuman segar di dalam lemari pendingin , ia duduk di dekat pintu keluar .
"Sendirian saja , mana si jangkung ?" tanya Viona teman satu jurusan dengan Masya menyebut Joseph dengan sebutan jangkung karena postur tubuhnya sangat tinggi .
"Tidak tahu ," jawab Masya cepat sambil minum menatap wajah Viona .
“Apa kamu tidak memberinya kesempatan bicara dari hati ke hati , kalian sudah lama kenal memangnya tidak ada gitu untuk serius sepertinya Joseph orangnya baik ,“ kata Viona mengambil minum milik Masya lalu meminumnya .
"Ambil sendiri sana sama ambil makanan sekalian ," kata Masya dengan sewot mengambil minumannya dari tangan Viona .
"Pelit ," Viona balas sewot beranjak pergi mengambil minuman dan makanan lalu kembali ke tempat Masya duduk .
"Nih kesukaanmu ," Viona memberikan makanan khas cina kepada Masya . Masya tersenyum senang lalu memakannya .
Viona geleng-geleng kepala melihat Masya makan ."Kalau lapar makan , kalau sakit jangan makan tapi berobat ," kata Viona .
"Itu tahu ," sahut Masya tertawa membalas sikap Viona . "Eh tunggu sakit apa dulu nih ," Viona mencoba nge tes Masya .
"Memangnya sakit apa ?" tanya Masya ingin tahu . "Penasaran ya.." Viona beranjak pergi meninggalkan Masya sendirian .
Masya mengejar Viona hingga keduanya berjalan bersejajar . "Kebiasaan main tebak-tebakan ujung-ujungnya ninggalin ," kata Masya kesal sedangkan Viona tertawa .
Masya di buat kesal oleh Viona memukul lengan Viona gemas ." Salah sendiri ngelamunin Joseph makanya jadi orang tuh jujur ngomong kalau suka jangan pendam lama-lama jadi berkarat ," kata Viona kembali tertawa mendengar kata-katanya sendiri .
Masya ikut tertawa mendengar perkataan Viona . "Terimakasih sudah membuat bad mood ku menjadi good mood ," batin Masya .
“Sama-sama," balas Viona padahal ia tidak tahu kalau Masya berbicara dalam hati . Membuat Masya menghentikan langkahnya .
Viona terkejut ketika Masya tidak ada disampingnya menoleh ke belakang ." Kenapa berhenti ?"Viona menatap Masya penasaran .
"Kamu tahu apa yang aku katakan dalam hatiku ?' tanya Masya menyusul langkah Viona . "Memangnya kamu ngomong apa ?" tanya Viona penasaran dengan isi hati Masya .
"Tidak ada . Lupakan saja ," sahut Masya berjalan ke parkiran masuk ke dalam mobil dan menyalakannya .
"Masya , kamu mau kemana ?“ tanya Viona berdiri di samping mobil Masya ."Mau ke kantor ibu ," jawab Masya apa adanya . "Hati-hati ," pesan Viona . Masya mengacungkan jempolnya .