NovelToon NovelToon
Secret Murder

Secret Murder

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:674
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kasus pembunuhan yang dirahasiakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cookies Neighbor's

Rose baru saja membuka toko cookies impiannya.

Di kota kecil yang baru beberapa minggu ditinggalinya.

Rose bersama suaminya yang bernama Denis baru saja pindah ke kota ini karena pemindahan tugas.

Denis bekerja sebagai seorang petugas layanan publik.

Sementara istrinya Rose yang pernah beberapa kali ikut kelas baking. Memutuskan untuk membuka toko cookies.

Selain untuk menyalurkan hobi juga bisa membantu pendapatan keluarga. Modalnya dari Denis yang baru saja promosi naik jabatan.

Di minggu pertama buka. Toko cookies Rose yang diberi nama Cookies Rose ini langsung ramai. Karena di tempat ini belum ada yang berjualan cookies.

Banyak pengunjung yang membeli dan memuji cookies buatan Rose.

"Apakah cookies ini resep mu sendiri Rose?",

"Sebenarnya itu resep keluarga",

"Dari nenekku",

"Aku rasa mulai sekarang kita akan sering bertemu",

"Cookies ini enak sekali",

"Terimakasih",

Diantara sekian banyak orang-orang baru yang datang ke tempat Rose. Ada satu anak kecil yang membuat Rose selalu teringat.

Sampai di rumah pun Rose masih terus kepikiran.

"Apa kamu tahu Denis?",

"Kemarin ada anak kecil yang datang ke toko Cookies ku",

"Dia mau membeli tapi tidak membawa uang",

"Anak kecil itu hanya berdiri di depan pintu kaca sambil memperhatikan para pengunjung yang lain",

"Ketika pengunjung sudah pada pergi aku memanggil anak kecil itu untuk masuk ke dalam toko",

"Siapa namamu gadis kecil?",

"Namaku Pearl nyonya Rose",

"Apa kamu mau cookies Pearl?",

"Aku mau sekali tapi aku tidak membawa uang nyonya Rose",

"Ini gratis untuk mu Pearl ambillah",

"Terimakasih nyonya Rose",

"Setelah aku memberinya cookies anak itu lalu pergi sambil berlari",

"Aku mengikutinya",

"Kenapa kamu buru-buru?",

"Aku takut ibuku mencariku",

"Anak kecil itu larinya cepat sekali",

"Begitu aku sampai di luar gadis kecil itu sudah tidak terlihat lagi",

"Apa kamu mengkhawatirkan gadis kecil itu Rose?",

"Dia bilang takut ibunya mencarinya",

"Baju yang dipakainya juga terlihat lusuh",

"Tentu saja aku mengkhawatirkan nya Denis",

"Kamu memang suka berpikir berlebihan Rose",

"Siapa tahu anak kecil itu habis bermain bersama teman-temannya",

"Ia harus segera pulang ke rumah karena hari sudah sore",

"Tentu saja ibunya akan kesal jika putrinya pulang terlambat",

Denis mencoba menenangkan Rose yang memang suka curiga berlebihan.

"Ada yang mau aku sampaikan Rose",

"Akhir pekan kita diundang untuk makan malam bersama di rumah tuan Hanson",

"Tuan Hanson adalah atasanku di tempat kerja",

"Rumah nya tidak jauh dari sini",

Makan malam di rumah tuan Hanson

"Selamat datang Denis dan ini pasti istrimu yang cantik Rose",

"Terimakasih telah mengundang kami tuan Hanson",

"Mari silahkan masuk",

"Aku perkenalkan ini istriku Isabel",

Sebuah tradisi untuk mengundang makan malam kepada kolega yang baru.

Terlebih lagi tuan Hanson dan Denis rumahnya berdekatan. Di blok yang sama.

Tuan Hanson dan istrinya Isabel jauh lebih tua usianya dari pasangan Denis dan Rose.

Sembari menyantap makan malam dan berbincang ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati Rose.

Apakah rumah sebesar ini tidak ada anaknya?

Setelah selesai jamuan makan Denis dan tuan Hanson melanjutkan obrolan mereka berdua di ruang depan.

Mereka membicarakan tentang apalagi kalau bukan persoalan bisnis dan pekerjaan.

Sementara itu Rose membantu Isabel membersihkan meja.

"Sungguh kamu tidak perlu melakukannya Rose",

"Tidak apa-apa Isabel aku senang bisa punya teman baru di tempat ini",

"Bagaimana dengan toko cookies mu Rose?",

"Sekarang sudah mulai banyak yang tahu",

"Syukurlah kalau begitu Rose cookies buatan mu enak sekali",

"Terimakasih Isabel",

Malam ini Rose juga membawakan Isabel dan tuan Hanson cookies buatannya.

Isabel dan Rose melanjutkan obrolan mereka di ruang tengah.

Rose banyak bertanya tentang kota ini kepada Isabel yang memang selama hidupnya tidak pernah meninggalkan tempat ini.

Pandangan Rose teralihkan.

Ada sebuah foto yang dipajang di dalam bufet berkaca gelap.

"Foto siapa itu Isabel?",

"Itu fotoku dan Hanson waktu kami liburan ke Paris",

"Bukan foto yang itu",

"Tapi foto yang ada di dalam",

Foto yang dimaksud oleh Rose adalah foto yang berada di dalam bufet. Bukan foto Isabel bersama tuan Hanson yang dipajang di luar bufet.

Sejatinya foto di dalam bufet itu selalu terbalik. Baru tadi sore Isabel membersihkannya.

Isabel lupa membaliknya lagi.

"Ah foto itu",

Isabel tampak sedikit gugup memulai jawabannya.

"Foto itu adalah fotoku bersama mantan suamiku",

"Lalu anak kecil itu?",

"Gadis kecil itu adalah anak kami",

"Dimana mereka sekarang Isabel?",

"Sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu mereka berdua pergi meninggalkan ku",

"Maafkan aku Isabel aku tidak bermaksud untuk ...",

"Tidak apa-apa Rose itu sudah sangat lama",

"Suamiku yang dulu berselingkuh dengan wanita lain lalu pergi dengan membawa anak kami",

Isabel terlihat menjadi tidak biasa setelah pertanyaan itu.

Isabel tampak gugup lalu menyalakan sebatang cigarette.

"Kamu mau Rose?",

"Maaf Isabel tapi aku tidak biasa merokok",

"Bagaimana dengan kamu dan Denis?"

"Apakah kalian berdua belum mau punya momongan?",

"Kami berdua belum terlalu memikirkannya",

Isabel permisi sebentar pergi ke kamar mandi.

Kesempatan ini Rose gunakan untuk mengambil gambar foto lama Isabel bersama mantan suami dan gadis kecil mereka.

Karena hari sudah terlalu malam. Denis dan Rose pamit untuk pulang.

"Terimakasih Denis",

"Terimakasih Rose telah bersedia datang",

"Terimakasih Isabel",

"Terimakasih tuan Hanson telah mengundang kami",

Setibanya di rumah Rose menceritakan kepada suaminya.

Ada hal menarik yang ia temukan di rumah tuan Hanson dan Isabel.

"Apa itu Rose?",

"Gadis kecil di toko cookies yang aku ceritakan kemarin",

"Ada apa lagi?",

"Apa dia datang lagi ke toko cookies mu?",

"Bukan Denis",

"Tapi malam ini aku melihatnya di rumah tuan Hanson",

"Jangan bercanda tuan Hanson dan Isabel tidak punya anak",

"Aku melihatnya di sebuah foto",

"Lihat ini aku memotretnya",

"Gadis kecil yang bersama Isabel dan mantan suaminya ini adalah anak kecil yang beberapa hari lalu datang ke tempat ku",

"Itu sudah puluhan tahun yang lalu Rose",

"Wajar saja jika ada seseorang yang mirip dengan seseorang dari masa lalu",

"Jangan terlalu curiga Rose",

"Tapi aku yakin sekali Denis",

"Anak kecil yang ada di dalam foto itu sangat mirip dengan gadis kecil yang aku beri cookies kemarin",

"Lalu sekarang apa yang mau kamu lakukan Rose?",

"Melaporkan nya kepada petugas berwenang?",

"Dengan tuduhan apa?",

"Begini saja Rose",

"Jika gadis kecil itu datang lagi ke toko cookies milikmu",

"Kamu pastikan sendiri Rose",

Begitulah selalu perdebatan antara Rose dengan suaminya.

Denis mencoba menenangkan Rose yang memang suka overthinking.

Satu tahun kemudian

Rose sudah mau tutup. Biasanya memang Cookies Rose tutup jam empat sore.

Pintu toko akan berbunyi jika didorong. Pertanda ada pengunjung yang masuk.

Tapi Rose tidak mendengar suara apa-apa.

Tiba-tiba ada suara seorang gadis kecil yang bertanya.

"Apakah kamu mau memberiku cookies gratis lagi nyonya Rose?",

Rose sempat tertegun.

Itu adalah Pearl anak perempuan yang datang satu tahun yang lalu. Yang mengintip melalui pintu kaca.

Sekarang ia sudah berani masuk.

"Ya tentu saja Pearl pilihlah yang kamu suka",

Sebelum memberikan kue cookies kepada Pearl. Rose bertanya terlebih dahulu.

"Apakah yang ada di dalam foto ini adalah kamu Pearl?",

"Ya benar itu adalah aku nyonya Rose",

Rose masih belum menghapus foto yang ia ambil di rumah tuan Hanson.

Gadis itu berlari pergi begitu saja.

Kali ini tanpa perlu membuka pintu.

Keesokan harinya Rose berangkat dari rumah seperti biasanya. Tapi ia tidak langsung pergi ke toko cookies miliknya.

Pagi itu Rose terlebih dahulu pergi ke rumah tuan Hanson. Untuk menemui Isabel.

"Selamat pagi Rose",

"Masuklah",

Rose sudah berteman baik dengan Isabel sejak makan malam satu tahun yang lalu.

"Maaf menganggu mu dengan datang pagi-pagi sekali Isabel",

"Tidak apa-apa Rose",

"Apakah toko mu tutup hari ini?",

"Aku hanya mampir sebentar Isabel ada yang mau aku sampaikan",

"Kamu membuat ku penasaran Rose bicaralah",

"Aku bertemu dengan Pearl",

"Kamu bicara apa Rose? Putriku dan mantan suamiku sudah pergi meninggalkan ku dua puluh tahun yang lalu",

"Aku tidak bilang Pearl adalah putrimu Isabel",

"Kamu sudah ngelantur Rose",

"Pergilah berangkat sana aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu bicarakan",

"Apa yang sudah kamu lakukan pada putrimu Isabel?",

"Diam kamu!",

"Jangan campuri urusanku!",

Pagi itu Rose berakhir diusir dari rumah Isabel.

Untuk pertama kalinya Rose melihat Isabel yang marah-marah dan memakinya.

Beberapa hari kemudian

Di rumah tuan Hanson.

Setelah suaminya berangkat ke kantor untuk bekerja. Isabel juga pergi meninggalkan rumah.

Sepertinya kali ini Isabel akan pergi untuk waktu yang sangat lama.

Isabel pergi ke kantor petugas berwenang. Ia mau mengakui perbuatan buruk yang sudah ia lakukan.

Yang selama lebih dari dua puluh tahun ini ia dan suaminya sembunyikan.

Isabel lah yang menjalin perselingkuhan dengan tuan Hanson.

Tuduhan Isabel kepada mantan suaminya yang berselingkuh lalu membawa pergi anak mereka adalah sebuah kebohongan belaka.

Isabel dengan bantuan tuan Hanson membunuh suaminya yang dulu dan juga Pearl putri kandungnya.

Selama ini jasad mereka berdua dikubur di dalam rumah. Dan tidak ada satu orang pun yang tahu.

Petugas membongkar makam suami Isabel dan juga putrinya.

Ditemukan tulang belulang kerangka manusia ukuran dewasa dan anak kecil.

"Apa yang akhirnya membuatmu mengakui perbuatan mu Isabel?",

"Setelah dua puluh tahun lamanya",

"Selama dua puluh tahun ini aku masih melihat Pearl",

Tuan Hanson juga ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka bersama istrinya.

Menurut pengakuan tuan Hanson.

"Awalnya Isabel dan aku hanya berniat membunuh suami Isabel supaya bisa menguasai seluruh harta dan kekayaannya",

"Kami sama sekali tidak sengaja membunuh anak kecil itu",

"Bagaimana kamu melakukannya tuan Hanson?",

"Aku punya revolver",

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!