NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:46k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perang Besar Pertama ( bagian 4 )

Di sebuah bangunan besar dari kayu yang berdiri di tengah-tengah benteng pertahanan Pejarakan, para pendukung Mahesa Sura berkumpul bersama. Ada Resi Agastya, Rakai Pamutuh, Ki Menjangan Rajegwesi, Jayeng dan Tunggak. Sedangkan dari perwakilan pendekar ada Nyai Landhep dan Lembu Peteng sang Dewa Pedang. Mereka semuanya diam menunggu omongan Si Iblis Wulung.

"Kita sudah satu hari berperang melawan pasukan Kertabhumi. Beberapa orang sahabat kita telah gugur dan dua orang kawan kita sedang terluka dan tak mungkin untuk bertarung lagi membantu perjuangan kita.

Jayeng, berapa banyak prajurit kita yang gugur hari ini? "

Semua orang mengalihkan perhatian pada Jayeng yang duduk di sebelah Rakai Pamutuh.

"Ada 1200 lebih prajurit kita yang gugur hari ini, Gusti Pangeran. Sedangkan sekitar 200 orang mengalami luka-luka yang tidak memungkinkan lagi untuk ikut berperang lagi esok hari, termasuk Bekel Candramawa dan Rakai Sambu..", lapor Jayeng sembari menghormat.

Hemmmmmmmm...

"Sebenarnya aku tak mau mengorbankan nyawa para pendukung ku untuk meraih kemenangan, tetapi hanya inilah jalan satu-satunya bagi kita menegakkan kebenaran dan keadilan di Kertabhumi.

Kita harus merubah taktik perang kita untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak ", ujar Mahesa Sura yang membuat semua orang berpikir keras.

" Apa kita sebaiknya menyusup ke dalam pertahanan mereka malam ini dan menghancurkan persediaan pangan mereka, Iblis Wulung?

Jika itu kita lakukan, aku yakin mereka akan melemah dan kita akan mudah untuk mengalahkan nya", celetuk Lembu Peteng yang membuat semua orang saling pandang.

"Usul mu bagus, Dewa Pedang...

Tetapi apakah ini pantas untuk dilakukan? Apakah kita tidak akan menjadi bahan celaan orang karena perbuatan licik ini? ", kali ini Rakai Pamutuh bersuara.

" Halah, kita tidak perlu memikirkan omongan orang, Ki Rakai..

Ingat sejarah itu ditulis oleh pemenangnya, bukan yang dikalahkan. Jika kita berhasil mengalahkan pasukan Kertabhumi kali ini, aku yakin orang tidak akan mencap kita sebagai pemberontak lagi tetapi sebagai penerus tahta yang ingin mendapatkan haknya ", lanjut Lembu Peteng segera.

Hemmmmmmmm...

" Pendapat mu memang layak untuk dipertimbangkan, Dewa Pedang.

Kalau menurut Resi Agastya bagaimana? ", Mahesa Sura menoleh ke arah pertapa tua itu.

" Pendapat Dewa Pedang memang satu-satunya cara untuk secepatnya menundukkan pasukan Kertabhumi, Nakmas Pangeran..

Malam ini bergeraklah dengan cepat dan esok pagi kau sendiri yang harus memimpin pasukan mu untuk mengalahkan pasukan Kertabhumi ", restu Resi Agastya yang membuat Mahesa Sura manggut-manggut setuju.

Dengan mengenakan pakaian serba hitam, Mahesa Sura bersama Dewa Pedang dan Nyai Landhep mengendap-endap mendekati sisi belakang perkemahan para prajurit Kertabhumi. Mereka berusaha untuk tidak mengeluarkan tenaga dalam agar kehadiran mereka tidak disadari oleh para pendekar dalam keprajuritan Kertabhumi.

Dari balik bayangan hitam rimbun pepohonan, mata Mahesa Sura, Nyai Landhep dan Lembu Peteng memperhatikan keadaan di bagian perbekalan musuh.

Dua orang terlihat sedang tidur di depan tenda yang berisi bahan makanan pasukan Kertabhumi. Dua orang lainnya terlihat sedang asyik berbincang. Sedang beberapa prajurit yang ditugaskan untuk menjaga keamanan bekal perang pasukan Kertabhumi, nampak waspada dan menjalankan tugasnya dengan benar.

"Kang, aku dengar Tumenggung Mayang itu istrinya cantik sekali ya...

Kasihan ya, cantik cantik begitu malah jadi janda di usia muda", ujar seorang penjaga perbekalan pasukan Kertabhumi sambil mengunyah singkong bakar yang masih mengepulkan uap panas.

"Hussss, jaga bicara mu. Tenda dan pedati disini punya mata dan telinga. Kalau sampai omongan mu terdengar di telinga Gusti Senopati Kebo Bang, bisa hilang kepala mu.. ", balas seorang penjaga lainnya sambil meletakkan kayu bakar ke perapian.

" Loh memangnya kenapa? Toh yang aku bicarakan ndak keliru to? Apa Gusti Senopati ingin mengambil janda Tumenggung Mayang sebagai selirnya? ", lagi-lagi orang itu nyerocos mengeluarkan isi hati nya.

" Weladalahh, kok kamu malah ngelantur begitu to Di..

Janda Tumenggung Mayang yang bernama Sitoresmi itu masih kerabat dekat dengan Gusti Senopati Kebo Bang. Kalau ndak salah itu sepupu jauhnya begitu kayaknya. Makanya jangan asal ngomong sembarangan, kalau kedengaran Gusti Senopati Kebo Bang bisa keeekkkkkk... ", orang itu membuat isyarat memotong pada lehernya yang membuat kawannya langsung ciut nyalinya.

Dalam keremangan cahaya bulan purnama yang bulat sempurna di langit malam, keduanya tak menyadari bahwa ada maut yang sedang mengintai nyawa mereka.

" Dewa Pedang, Nyai Landhep..., kalian urus dua penjaga yang masih terjaga itu. Empat prajurit patroli itu biar aku saja yang menangani ", bisik Mahesa Sura lirih.

" Tapi... ", belum sempat Dewa Pedang Lembu Peteng menyampaikan keberatannya, Mahesa Sura sudah melesat ke arah empat orang prajurit Kertabhumi yang sedang berpatroli itu sambil melemparkan pisau belati kecil yang ia ambil dari pinggangnya.

Shhhrreeeettt shhhrreeeettt shhhrreeeettt!!

Sambil mengumpat dalam hati, Dewa Pedang langsung bergerak menuju ke arah dua petugas perbekalan itu diikuti oleh Nyai Landhep.

Chhrreeeeeppppp chhrreeeeeppppp chhrreeeeeppppp chhrreeeeeppppp!!

Dalam sekali gebrakan, keenam orang itu tersungkur mencium tanah. Empat orang prajurit patroli tewas dengan leher tertusuk pisau belati beracun milik Mahesa Sura, sedangkan dua petugas perbekalan pasukan Kertabhumi itu terbunuh di ujung pedang Nyai Landhep dan Dewa Pedang.

Mereka bertiga langsung mengambil obor yang menancap di sekitar tempat itu dan langsung melemparkan nya ke tenda perbekalan dan pedati pedati yang penuh dengan bahan makanan. Api dengan cepat menjalar dan membakar tenda dan pedati hingga dalam waktu singkat tempat perbekalan pasukan Kertabhumi terbakar hebat.

Seorang prajurit Kertabhumi yang melihat munculnya api di wilayah perbekalan, langsung berteriak lantang.

"Kebakaran..!!! Kebakaran..!! Cepat padamkan api..! Selamatkan bahan makanan kita...!!!!! "

Seketika suasana malam yang semula tenang langsung berubah menjadi kacau balau. Para prajurit Kertabhumi bahu membahu memadamkan api menggunakan alat seadanya. Meskipun berhasil menyelamatkan beberapa pedati bahan makanan, tetapi separuh lebih bahan makanan persediaan untuk perang ludes dilalap si jago merah.

Cukup jauh dari tempat kebakaran, Mahesa Sura, Nyai Landhep dan Dewa Pedang menyaksikan kebakaran itu sambil tersenyum.

"Aku rasa kita sudah cukup melihatnya. Sebaiknya kita segera kembali ke benteng pertahanan Pejarakan", ajakan Mahesa Sura ini langsung disambut anggukan kepala oleh Lembu Peteng dan Nyai Landhep. Mereka bertiga pun segera melesat pergi meninggalkan tempat itu.

"APAAAAAAAA???!!!

Bagaimana bisa tempat persediaan makanan kita terbakar? Apa saja yang dilakukan oleh para prajurit patroli??!! ", geram Senopati Kebo Bang mendengar laporan kebakaran itu.

" Mereka semua dibunuh oleh senjata rahasia, Gusti Senopati. Sepertinya ada yang sengaja membakar perbekalan pasukan kita", lapor Juru Tantriboya yang merupakan pimpinan petugas perbekalan pasukan Kertabhumi sambil menghormat.

"Itu sudah pasti. Bangsat! Bisa-bisanya kecolongan di saat genting seperti ini.

Tantriboya, berapa banyak jumlah bahan pangan kita yang masih ada?", tanya Senopati Kebo Bang segera.

" Hanya cukup untuk 2 hari Gusti Senopati. Jikalau di hemat dengan satu kali makan, bisa cukup untuk 4 hari menghidupi seluruh prajurit kita yang ada Gusti.. ", jawab Juru Tantriboya segera.

" Dengan satu kali makan, mana punya tenaga untuk berperang, Tantriboya?!

Sial! Benar benar sial!! Apa yang harus aku lakukan sekarang?", geram Senopati Kebo Bang berpikir keras.

"Apa tidak sebaiknya kita mundur ke Kota Anjuk Ladang Gusti Senopati? Jika memaksakan diri untuk berperang melawan para pemberontak itu, bisa-bisa kita akan kalah karena perut pasukan yang kosong", usul Demung Wiru yang baru saja datang.

" Apa kata mu Demung Wiru? Mundur?!!

Kau tahu jika kita pulang tanpa membawa kepala Mahesa Sura, maka kepala kita yang akan menjadi ganti nya. Ingat itu baik-baik!! ", ancam Senopati Kebo Bang sambil menatap tajam pada Demung Wiru.

" Lantas, apakah kita harus tetap berperang melawan para pemberontak itu hanya dengan bahan pangan seadanya saja? Itu sama saja dengan bunuh diri Gusti Senopati.. ", ucap Demung Wiru tak mau kalah.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Demung Wiru, Senopati Kebo Bang langsung mencengkeram baju Demung Wiru dan menariknya dengan keras sambil berkata,

" Aku adalah ksatria, mati di medan pertempuran lebih terhormat daripada pulang dan mendapatkan hukuman atas kegagalan dari tugas yang aku terima Demung Wiru. Besok, kita berperang habis-habisan melawan para pemberontak itu,

Entah dengan hasil kalah atau menang!!! "

1
Thomas Andreas
nah hayam wuruk sdh turun tangan
Thomas Andreas
sempet²nya buka jendela
Thomas Andreas
sempet²nya buka jemdela dl
Thomas Andreas
pesona penari cantik memang bikin runyam
Thomas Andreas
dapat doping kah
Was pray
pengulangan bab ya bang ebez, ini bang ebez terhipnotis sama aktifitas sura dan tiga singa betina nih ... 🤣🤣🤣
Was pray
sura nambah porsi biar burung empritnya gemuk dan bisa berubah jadi rajawali... 😄😄😄
Tarun Tarun
kirain Doble up haduuuuuhh
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Pada kemana penghuni Pakuwon Wilangan 🤔 masa ada suara gaduh gak ada yang dengar 😇
OldMan
apakah ada dari kembang istana Majapahit yg akan kepincut juga dng Mahesa sura ?
sepertinya trah Mahesa sura ini yg kemudian melahirkan raja2 Islam di kemudian hari yah kang ebez
saniscara patriawuha.
mantapppp kopi cleng nya
Mujib
kok muncul 2 bab isinya sama kang Ebez
Rafly Rafly
tau tau dah 2 bab saja Nongol /Tongue/
Rafly Rafly
busyeet... three in one masih ngatasi.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Mujib: kan horang sakti mandraguna, perkasa dalam pertempuran kanuragan, juga perkasa dalam pertempuran ranjang....
jossss pokoke
total 1 replies
Ali Gilih
heleh..knapa pendek kali chapter kali ini bang..tau tau dah slesai ja..

up terus kang ebeezz..
Ebez: hehehe author gak kuat nulis yang begini an bang Ali 🤭🤭
total 1 replies
Windy Veriyanti
kucing sialan belum makan whiskas 😀
Ebez: mungkin juga begitu Kak Windy🙏🤣
total 1 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾 🏡s⃝ᴿ
Bukan kucing nya yg sial tapi Utari yg sial 😅 datang disaat yg tidak tepat, mengganggu suasana hati para macan betina yg lg hot 🔥😂😂
Ebez: wkwkwk iya juga sih kak Pandanwangi🙏🙏🤭🤭
total 1 replies
Aifa 2 Jeddah
kucing garong liar.....
Ebez: timpuk aja kak Aifa,😁😁🙏🙏
total 1 replies
Aifa 2 Jeddah
hadiah terindah dari mertua tersayang
OldMan
perlu dibanting ke ranjang ini Utari 🤣🤣🤣
Ebez: hahahaha jangan ya bang Old😁🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!