NovelToon NovelToon
Rahasia Keluarga Suami

Rahasia Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Perperangan / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:34.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Nur Safitri

Dimana kehidupan sebuah keluarga yang semula hangat, nyaman dan tentram berubah menjadi medan perang.

Virani Kavita. Panggil saja Vira, dia sudah menjadi istri seorang pemuda kaya selama tiga tahun. Dahulu Vira tak menemukan adanya hal aneh saat beberapa kali berkunjung ke rumah ibu mertunya. Namun, seiring berjalannya waktu banyak hal yang membuat Vira bertanya-tanya sebenarnya apa yang disembunyikan Panji, suaminya itu.

Keanehan demi keanehan yang ada membuat Vira semakin muak, membangkitkan naluri kecurigaannya. Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit rahasia keluarga suaminya itu pasti akan terbongkar.

Ternyata banyak hal yang tidak Vira tahu mengenai bisnis rahasia keluarga suaminya. Berbagai dugaan muncul, satu per satu fakta terkuak.

Vira merasa bingung bagaimana harus bersikap. Mempertahankan rumah tangganya dengan tertawa diatas penderitaan orang lain atau memilih melarikan diri.

Sebenarnya apa rahasia yang ditutupi keluarga suaminya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Nur Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjebak Heru

"Mungkin flashdisk yang berisi rekaman video adegan malam pertamaku dengan Mas Panji, kak." ucap Vira lagi sambil menatap Rudi yang masih terpejam.

Rasanya kecewa, marah bercampur menjadi satu. Entah berapa pasang mata yang sudah menyaksikan rekaman video itu, yang jelas Panji dan keluarganya harus mendapatkan hukuman yang setimpal.

"Biadab sekali keluarga suamimu itu, Ra!" Bagas tampak geram.

Lalu mereka kembali fokus menatap ke layar ponsel milik Rudi.

(Ayolah kumohon, aku janji tidak akan menyakitinya. Bagaimana kalau aku tambah tiga puluh juta?) pesan dari Rudi lagi.

(Sebentar, akan aku bicarakan dulu dengan Panji. Nanti aku hubungi lagi) balasan dari Sinta.

Tidak ada pesan lain, sepertinya mereka melanjutkan tawar menawar itu lewat panggilan.

Vira mengepalkan tangan, rasa dendam di dalam dada kian berkobar, ia merasa sedih sekaligus marah pada suaminya. Dia begitu tega menjual harga diri istrinya sendiri hanya karena uang.

"Sudah, yang sabar ya!" Bagas merangkul tubuh Vira lalu mengelus lengan tangannya dengan lembut.

Rudi sepertinya sudah sadarkan diri, ia beberapa kali mengerjapkan matanya dengan tubuh yang mulai bergerak-gerak.

Saat matanya sudah terbuka sempurna, ia begitu terkejut saat melihat Vira dan Bagas yang berdiri dihadapannya.

"Kamu... Kamu kok bisa sadar?" Matanya membulat kala melihat Vira.

"Terus kamu siapa? Kenapa kalian mengikatku seperti ini, hah? Cepat, lepaskan aku!" ucap Rudi sambil meronta.

"Kamu yang siapa? Berani-beraninya kamu ingin menikmati tubuh adikku, dia itu bukan wanita murahan seperti yang kamu kira, brengsek!" bentak Bagas.

"Apa mau kalian, hah?" tanya Rudi dengan nafas yang terengah-engah.

"Jawab pertanyaanku, ada hubungan apa kamu dengan Bu Sinta?" tanya Bagas dengan nada mengintimidasi.

"Dia... dia... hanya rekan kerjaku!"

"Rekan kerja apa?! Katakan dengan jelas, jangan membuatku emosi kalau tidak, belati ini bisa saja memotong lehermu saat ini juga," ancam Bagas sambil memainkan belati yang ada ditangannya.

Rudi terlihat menelan ludah, jelas ia ketakutan saat ini.

"Aku... Aku hanya pelanggan rekaman video seks milik Bu Sinta."

"Apa kamu juga pernah membeli bayi darinya?"

"Ti-tidak pernah," jawabnya terbata.

"Jangan bohong! Cepat katakan dengan jujur!" tegas Bagas mendekatkan ujung belati ke lehernya.

"Aku sudah mengatakannya dengan jujur! Tolong, jangan bunuh aku! Tolong, lepaskan aku!" Rudi tampak memelas.

"Kalau begitu katakan, kemana Bu Sinta menjual bayi-bayi yang tak berdosa itu?!" bentak Bagas lagi.

"Kalian buka saja ponselku, cari kontak bernama Heru!" jawabnya dengan suara gemetar.

"Siapa Heru?"

"Dia... Dia yang mengurus proses bisnis jual beli bayi milik Bu Sinta."

Bagas menatap Vira dengan tatapan serius.

"Sepertinya kita harus menangkap pria bernama Heru itu, supaya kita bisa cepat menemukan anakmu, Ra!"

"Apakah harus malam ini kak kita menangkap Heru?" tanya Vira menoleh menatap kakaknya.

"Iya Ra, lebih cepat itu lebih baik. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu saat ini," jawab Bagas.

"Awas saja, jika kamu berbohong aku tidak akan segan-segan untuk memotong kemaluanmu itu!" ucap Bagas menunjuk kebagian vital Rudi menggunakan belati.

Lalu Bagas menyumpal mulut Rudi menggunakan lakban.

"Emmm... Emmm... Emmm!" Pria itu terus meronta meminta dibebaskan.

Bagas menatap pria itu dengan tatapan garang.

"Apa kamu benar-benar ingin dibebaskan?" tanya Bagas lagi.

"Emmm... Emmm!" Rudi mengangguk dengan cepat.

"Kalau begitu bicaralah dengan Heru, suruh dia datang kemari dengan dalih kamu sedang membutuhkan bantuannya saat ini, bagaimana apa kamu setuju?"

Ia nampak berpikir beberapa saat lalu kembali menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Lakban yang menyumpal mulut Rudi ditarik dengan keras oleh Bagas sehingga ia tampak kesakitan.

"Aaarrggghhh," teriak rintihan lelaki itu.

"Nanti bicaralah, suruh dia datang kesini ke Kampung Pitu, di dekat persimpangan jalan."

"I-iiya."

Lalu Bagas menghubungi nomer Heru menggunakan ponsel Rudi dan tersambung.

"Halo. Ada apa?" tanya pria diujung telepon sana.

"Apa kamu bisa kesini? Ke Kampung Pitu di dekat persimpangan jalan, ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu."

Bagas menatap tajam sambil mendekatkan ujung belati ke leher Rudi, kala mendengar nada bicaranya yang terdengar gugup. Sepertinya pria itu sengaja memberi kode pada Heru untuk meminta pertolongan.

"Soal apa? Apa kamu disana dengan seseorang?"

"Tidak, aku sendirian. Cepat datang saja kemari aku ingin berbicara soal bayi dan saat ini aku punya barang baru untukmu," ucap Rudi membujuk Heru.

"Apa barang itu dari Bu Sinta?" tanya pria bernama Heru itu.

"Bukan, cepat datang kesini dan jangan banyak bertanya. Kamu mau barangnya atau tidak?"

"Iya iya, aku kesana sekarang. Tunggu di pinggir jalan ya."

"Baik, hubungi saja jika sudah sampai aku akan menemuimu."

"Oke baiklah."

Telepon pun terputus.

"Sekarang lepaskan aku, aku sudah mengikuti apa perkataanmu!" titah Rudi dengan tatapan penuh amarah.

"Sabar dulu, kalau kamu bisa diajak kerja sama maka aku akan secepatnya melepaskanmu!"

"Aku belum sempat menyentuh adikmu, jadi lepaskan aku sekarang!" tegas Rudi.

Vira menoleh menatap wajah Rudi dengan kesal, tanpa pikir panjang ia mengambil lakban lalu menyumpal kembali mulutnya yang cerewet itu.

Vira menarik tangan Bagas keluar dari ruangan itu meninggalkan Rudi yang masih terikat didalam sana.

"Apa kakak yakin rumah ini aman? Bagaimana jika ada warga yang tahu kalau di dalam rumah ini ada orang yang disekap?" tanya Vira.

"Kamu tenang saja, Ra. Kakak yakin pasti tidak ada orang yang berani mendekat ke sini, karena kata Bu Yanti rumah ini cukup angker karena dulu ada orang yang mati bunuh diri di dalam rumah ini."

Tiba-tiba bulu kuduk Vira berdiri, "Apa kakak sekarang tinggal di rumah ini?" tanya Vira dengan suara pelan.

"Iya Ra, Kakak tinggal di sini," jawab Bagas sambil menganggukkan kepalanya.

Rumah ini memang terlihat seram, dinding yang terlihat kusam ditambah dengan plafon yang menghitam, serta lampu yang sedikit buram menambah kesan ngeri.

Satu jam kemudian ponsel Rudi bergetar, ternyata Heru terlihat mengirim pesan.

(Aku sudah sampai, sekarang kamu dimana?)

"Ayo kita keatas, kamu pakai ini dan pegang ini," Bagas memberikan penutup kepala dan sebuah belati tajam pada Vira.

Vira menerima benda itu dan memakainya, lalu berjalan menuju jalan utama berada. Benar saja saat mengintip dari balik pohon besar, ada sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan dan dapat ia lihat pria tinggi nan gemuk sedang berdiri di depan mobil sambil memegangi ponselnya.

Vira dan Bagas berjalan mengendap-endap dari belakang mobil, setelah itu Bagas memukul punggung Heru menggunakan kayu sehingga membuat ia tersungkur ke jalan.

"Aaaakkkk!" teriak pria itu lalu tak sadarkan diri.

"Cepat ambil ponselnya, Ra!"

Dengan sigap Vira mengambil ponsel Heru yang terlempar ke rerumputan, lalu Bagas menggeledah bajunya. Di dalam saku jaket ia menemukan sebuah pistol dan beberapa pelurunya, Bagas menyeringai menatap benda itu, benda yang pastinya akan sangat berguna untuk mereka.

--

1
Poetri Ammor
Biasa
Poetri Ammor
Buruk
Amelia
❤️❤️❤️❤️👍👍
Selfi Azna
🤬🤬🤬
Selfi Azna
anak sama ibu titipan setan semua
Selfi Azna
gila si sinta
Farel afrizal Afrizal
keren banget cerita nya
Erlina Arlena
sempat2nya nyantai makan dulu 😁
Wina Yuliani
padahal aku udh penasaran tingkat dewa thor, gk sabar nunggu pertemuan vira sama panji eh yg nongol malah flash back😅
Hidayah Hanan
makin seru
Indah Yuliani
lanjut thoir..
Wina Yuliani
akhirnya episode penyambung hadir juga 👍👍
Wina Yuliani
knp ceritanya tiba tiba vira d hadang penjahat thor
Leaa Lee: Iya maaf kak, kemaren sempet gagal review/Pray/
total 1 replies
Wina Yuliani
kerjasama yg baik, semoga saja tidak ada penghianat diantara kalian ...
Wina Yuliani
ihhhh udh mulai ke adegan yg bikin ngilu nih...
Ketut Darikini Tut Nick
kok tdk ada lanjutanya
Wina Yuliani
lagi rame ramenya malah bersambung...🤭
Wina Yuliani
gaskeunnnnn mas bagas 💪💪
Wina Yuliani
keren thor ceritanya tp kok masih sedikit yg baca ya
Wina Yuliani
udh mulai deg deg ser nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!