Tunggu Pembalasanku

Sudah satu Minggu lamanya Selena berkerja di kantor Joseph. tapi sayangnya sampai sekarang ia belum mendapatkan satupun bukti untuk menjatuhkan laki-laki paruh baya itu.

Ketika Selena sedang focus menatap layar komputer ia mendengar suara salah satu orang yang ia benci.

"Apa suami saya ada di ruangannya? "tanya angkuh Jessica sambil melepas kacamata hitam yang dipakai nya.

"Pak Bara ada di dalam ruangannya Bu, silahkan anda masuk. "ucap Selena sembari bangkit dari posisinya dan menunduk sopan.

Jessica langsung masuk ke dalam ruangan Bara tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Bara yang sedang sibuk bekerja cukup terkejut melihat kedatangan Jessica yang mendadak.

"Jessi tumben kamu kesini gak ngabarin aku dul....

"Mas Bara kamu gimana sih? Kenapa pengeluaran kamu bulan ini membengkak. Kamu pakai uang itu untuk apa saja? "marah Jessica sambil melempar kertas yang dibawanya ke meja Bara.

sebelum menjawab pertanyaan sang istri Bara terlebih dulu menarik nafas mencoba untuk mengontrol emosinya.

"Aku kan mesti bayar biaya deposit rumah sakitnya anak kecil yang kamu tabrak Jessi dan harus bayar biaya berobatnya ibu dan bapak ku.

"Kan aku sudah bilang dari dulu mas. Lebih baik anak itu kita taruh saja di dinas sosial, nanti biar mereka yang urus. buat apa sih? Kamu mesti capek-capek ngurusin anak itu! Toh gak ada untungnya buat kita.

"Gak bisa gitu Jes, biar bagaimanapun kita harus tanggung jawab. Dan menanggung biaya berobat anak itu sampai sembuh.

"Memang susah ya, ngomong sama orang kayak kamu. Sok baik! Ya sudah begini saja kalau kamu tetap menanggung biaya rumah sakit anak itu. Aku akan hentikan pengobatan ibu dan ayah kamu yang ada di rumah sakit. Gimana kamu mau gak?

"Kenapa jadi begini Jes? Toh aku membiayai rumah sakit ibu dan ayah pakai uang hasil dari perusahaan sendiri.

"Ha, ha... uang hasil perusahaan kamu? Kamu itu lupa ya mas. Perusahaan kamu itu sekarang atas nama papah ku dan bukan milik keluarga mu lagi. jadi semua uang perusahaan, itu milik ku dan papah. Bahkan uang yang sudah kamu gunakan untuk biaya berobat orang tua mu, itu semua adalah uang ku. jadi semuanya aku anggap sebagai hutang ingat itu!

"Pokoknya mulai sekarang kamu harus pilih membiayai pengobatan orang tua mu atau anak yang gak jelas asal usulnya itu. "setelah puas mengatakan maksud dan tujuannya Jessica langsung pergi meninggalkan ruangan Bara.

...*******...

Ternyata Selena mendengar semua perdebatan Jessica dan Bara yang terdengar cukup keras meski berasa di dalam ruangan.

Ketika melihat Jessica pergi Selena langsung masuk masuk ke dalam ruangan Bara.

"Mas Bara, kamu yang sabar ya. "Selena langsung menghampiri Bara dan memeluk Bara yang terlihat sedih.

"Sayang, kamu tau semuanya? "tanya Bara yang masih berada dalam pelukan Selena.

"Iya mas, maaf ya barusan aku dengar pembicaraan kamu sama Bu Jessica.

"Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana mungkin Jessica bisa seperhitungan itu pada ibuku? Bagaimanapun ibuku saat ini sedang berjuang melawan penyakitnya.

Selena lalu melepaskan pelukannya dan mengusap rambut hitam Bara.

"Mas, aku dengar bahwa perusahaan keluarga kamu sudah di ambil alih oleh pak Joseph ya?

"Benar Sel, itu semua karena ayahku yang suka berjudi hingga terlilit hutang dan akhirnya menjadikan perusahaan mendiang kakek sebagai jaminannya.

"Sekarang ayah kamu dimana mas?

"Ayah ku terkena penyakit stroke dan sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit stroke.

"Kalau ibu mu?

"Ibuku sekarang berada di rumah sakit khusus jantung, yang ada di Singapura.

"Ternyata seperti itu. aku mau ngomong hal penting sama kamu mas. Ayo kita bicara di sana. "Selena Lalu menggandeng Bara untuk duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu.

Setelah mengunci pintu ruangan, Selena duduk di sebelah Bara. Selena sempat terpaku sejenak dan memandang lekat mata Bara. Pria tampan dengan hidung mancung dan rahang yang tegas.

Selena akui Bara memang laki-laki yang sangat tampan dan baik hati. Namun ia begitu lemah. apalagi di hadapan mertua serta istrinya.

"Mas, bagaimana kalau diam-diam kamu mendirikan perusahaan sendiri. Untuk memenuhi semua kebutuhan berobat ayah dan ibu mu. "ucap lembut Selena sembari menggenggam tangan Bara.

"Perusahaan? Bagaimana mungkin? Mendirikan satu perusahaan itu tidak mudah dan lagi membutuhkan biaya yang cukup besar.

"Bagaimana kalau kamu pakai saja uang perusahaan ini, untuk membangun perusahaan milik mu sendiri.

"Berarti aku harus korupsi? Bagaimana kalau ketahuan Jessica dan papah nya?

"Bukannya korupsi. toh selama ini uang dari perusahaan kamu semuanya di serahkan ke kantor pusat milik pak Joseph kan? dan selama beberapa bulan ini kantor pusat ada di bawah kendali mu, jadi anggap saja ini semua adalah gajimu selama beberapa tahun bekerja keras. Nanti aku bantu untuk membuatkan laporan fiktif agar tidak ada orang yang curiga.

"Lalu bagaimana dengan Vano? Dia itu orang kepercayaannya papah.

"Astaga, aku sampai melupakan manusia es batu yang satu itu. "ucap Selena dalam hati sambil menarik panjang nafasnya.

Setelah sempat berfikir beberapa saat Selena lalu menemukan cara untuk mengelabuhi kaki tangan Joseph itu.

"Aku punya cara untuk mengelabuhi Vano. "ucap Selena antusias.

"Oiya? Bagaimana caranya?

"Sini aku bisikkan.

"Ya ampun, kamu memang benar-benar pintar sayang. Makasih ya kamu sudah mau membantu ku sampai sejauh ini.

"Aku sayang sama kamu mas dan gak mau melihat kamu sedih kayak tadi lagi.

"Aku juga cinta banget sama kamu Selena.

Bara langsung memeluk Selena dengan sangat erat sembari tersenyum bahagia. Dalam hati ia bersyukur bisa bertemu dengan Selena. Wanita yang selalu ada untuknya dan selalu mendukungnya dalam kondisi apapun.