Follow Ig saya, ainunharahap12
4 Tahun berlalu. Kiara dan Kevin di pertemukan kembali. Hubungan mereka yang kandas dengan kesepakatan dan cara baik-baik yang pasti sangat berat di putuskan 4 tahun lalu.
Hubungan yang kandas karena tidak mendapat restu orang tua. Apalagi jika bukan menjadi permasalahan status sosial. Tidak samanya derajat dan tahta yang menjadi utama.
Takdir yang di alami Kevin pria dingin yang takut mencintai wanita. Karena ada kata yang yang di terapkan di kehidupan keluarganya. Jodoh bukan di tangan tuhan. Tetapi di tangan papa.
Namun siapa sangka Kevin jatuh cinta pada gadis 19 tahun yang tinggal di depan rumahnya. Cinta itu tidak semulus itu dan membuat mereka harus berpisah.
Setelah banyak yang terjadi di masa lalu di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda dan juga di iringi dengan dendam orang-orang di sekitar Kiara terhadap keluarga Kevin yang pasti berhubungan dengan masa lalu.
Lalu apakah takdir akan memihak pada Kiara dan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Tingkah aneh.
Aktivitas di laksanakan dengan tugas masing-masing yang bagian proyek fokus pada proyeknya dengan beberapa kali melakukan meeting di lapangan terbuka dengan melihat-lihat lokasi dan berbaur pada masyarakat.
Dan juga bagian blusukan juga fokus. Yang tim medis juga fokus dengan pekerjaannya yang memakai seragam Dokter mereka yang punya tugas masing-masing.
Namun Kiara agak aneh kali ini bisa-bisanya dia tidak fokus bekerja dan Kiara yang berdiri dengan menulis yang menggunakan papan ujian entah apa yang di tulisnya. Namun bisa-bisanya Kiara curi-curi pandang pada Kevin yang tidak jauh darinya yang sekitaran 12 meter dari tempat dia berdiri.
Kiara yang beberapa kali memperhatikan Kevin yang sibuk mengobrol dengan Arya dan juga Shela. Bahkan Shela beberapa kali menangkap Kiara memperhatikan curi-curi pandang pada Kevin. Ya Shela juga tidak tau siapa yang di lihat Kiara sebenarnya. Namun dia yakin pasti Kevin. Tetapi juga dia kepikiran bahwa mungkin dirinya yang di lihat Kiara.
"Apa Kiara mau bicara kepadaku ya," batin Shela yang bingung. Jadi ikutan tidak fokus karena Kiara.
Namun Shela harus fokus. Dari pada Kevin akan marah nanti. Tidak akan marah teriak-teriak. Paling berbicara sedikit namun sangat menyakitkan. Ya begitulah sifat Kevin.
"Kiara coba minta data yang tadi aku berikan," ucap Amanda mengadahkan tangannya pada Kiara. Namun Kiara malah sibuk dengan ulahnya yang membuat Amanda melihat Kiara.
"Kiara!" tegur Amanda membuat Kiara terkejut.
"Hah iya kenapa?" sahut Kiara yang mendadak linglung dengan wajah paniknya.
"Kamu kenapa sih dari tadi melamun terus. Aku itu lagi bicara sama kamu. Tetapi kamu entah apa yang di lihati. Lagi lihatin apa sih?" tanya Amanda yang melihat ke sekitarnya.
"Oh nggak lihat apa-apa kok," elak Kiara yang mengalihkan wajah temannya itu untuk tidak melihat kesana-kemari.
"Lalu kenapa melamun?" tanya Amanda kesal.
"Siapa yang melamun," sahut Kiara mengelak
"Memang kamu bilang apa, minta apa tadi?" tanya Kiara yang berusaha kembali fokus dengan menggoyangkan kepalanya.
"Aku minta data-data," tegas Amanda menekankan suaranya.
"Oh bilang dong nggak usah marah-marah," ucap Kiara yang langsung memberikannya.
"Dari tadi aku juga minta. Kamunya aja yang tidak fokus. Atau jangan-jangan kamu nggak lagi nggak dengar aku bicara dari tadi ya," ucap Amanda penuh selidik.
"Issss kamu ini berpikiran buruk aja. Aku dengar," sahut Kiara dengan tegas.
"Memang iya kok siapa yang berpikiran buruk kamu itu aneh tau," sahut Amanda kesal.
Kiara tidak menanggapi apa-apa lagi dan kembali melihat ke arah di mana Kevin. Namun Kiara langsung kaget dan mengalihkan pandangannya ketika Kevin melihatnya. Mungkinkah Kevin tau Kiara sedang memperhatikannya dan sekarang Kevin melihatnya. Malah panik sendiri sampai kesulitan menelan salivanya.
"Aku mau kesana dulu!" ucap Kiara panik sendiri dan langsung pergi.
"Kenapa sih tuh anak aneh. Ada-ada saja tingkahnya," ucap Amanda dengan mengangkat ke-2 bahunya. Dia merasa temannya itu memang aneh belakang ini.
*********
Kiara berjalan ke dapur umum dengan menghela napasnya dan langsung minum dengan buru-buru yang seperti orang kehausan yang tidak minum lama atau seperti di kejar-kejar hantu makanya terlihat ngos-ngosan.
"Ada yang ingin kamu katakan?" Suara yang terdengar itu membuat Kiara kaget dan langsung melihat ke arah suara itu masih dalam posisi dia yang meneguk air.
Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk.
Kiara langsung batuk-batuk yang di pastikan tersedak karena adanya Kevin yang tiba-tiba ada di sana dengan melihatnya penuh selidik.
"Eh tuan Kevin," ucap Kiara yang tenggorokannya terasa sakit dan menutup mulutnya yang masih batuk-batuk. Kevin yang melihat hal itu geleng-geleng kepala dengan menghampiri Kiara.
Kevin mengambil gelas dan menuang air yang baru, "minumlah," ucap Kevin yang memberikan pada Kiara.
"Ma_makasih," ucap Kiara yang tangannya bergetar mengambil minuman itu.
"Kamu baik-baik aja?" tanya Kevin. Kiara mengangguk-anggukkan kepalanya sembari minum yang padahal tenggorokannya begitu sakit.
"Ada yang ingin kamu katakan?" tanya Kevin yang melihat Kiara sudah selesai minum.
"Tidak ada tuan," jawab Kiara yang mendadak sangat gugup.
"Begitu rupanya," sahut Kevin.
"Hmmm, ya sudah saya kembali bekerja dulu," ucap Kiara yang sangat gugup hendak pergi. Namun tangannya langsung di tahan Kevin membuatnya kaget dengan mereka yang sekarang bersebelahan dengan arah yang berbeda.
"Bukannya seharunya kamu memeriksa ku hari ini?" tanya Kevin mengingat kan jadwal periksa pada Kiara.
"Oh iya benar ada pemeriksaan hari ini, maaf tuan saya tidak tau. Oh bukan tidak tau saya lupa," ucap Kiara yang baru mengingat. Dia memang sangat linglung dan terus salah tingkah dan pasti karena masalah hal itu.
"Ya sudah tuan mari ikut saya kita akan lakukan pemeriksaan ucap Kiara yang buru-buru langsung pergi entah mengapa Kiara tiba-tiba salah tingkah tingkat dew. Kevin juga heran melihat Kiara yang lebih tepatnya seperti orang pecicilan.
Dan bukan itu Kiara yang di kenalnya saat pertama kembali yang terlihat datar dan cuek dan bahkan sangat dingin dan tidak banyak bicara.
********
Kevin duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan medis dan Kiara melakukan pemeriksaan kepada Kevin. Dari kesehatan Kevin sampai mengecek luka Kevin, seperti yang sekarang di lakukannya memberi salap di bagian perut rata Kevin. Perut kotak-kotak yang impian setiap wanita
"Kiara apa-apaan sih, kenapa kau jadi gugup seperti ini, kau itu Dokter, masa iya tanganmu bergetar seperti ini," batin Kiara yang bingung sendiri dengan apa yang terjadi padanya. Dia bahkan tidak berani melihat Kevin apa lagi kedekatan mereka yang tanpa jarak.
"Apa gunanya mengoleskan obat biru," ucap Kevin membuat Kiara melihat pekerjaannya.
Kiara melotot kaget saat dia salah prosedur pengobatan, "astaga," pekik Kiara kaget dengan melihat wajah Kevin. Kevin menautkan ke-2 alisnya dengan ulah Kiara.
"Ya ampun maaf, saya benar-benar tidak sengaja. Saya tidak melihat jika itu obat biru," ucap Kiara panik sendiri dan langsung mengambil tisu membersihkan luka yang sudah biru itu karena keteledoran Kiara.
"Maaf tuan saya kurang fokus, maafkan saya! Maaf!" ucap Kiara yang merasa bersalah dan terus melap luka tersebut.
Paniknya Kiara hanya di perhatikan Kevin saja. Kiara semakin panik dan malah tidak bisa hilang begitu saja dengan Kevin yang terus menatapnya. Apa lagi perut Kevin tidak hilang dari obat biru tersebut.
"Saya akan ambil air," ucap Kiara yang berdiri buru-buru dan mengambil air yang ada di atas meja yang berada di dalam gelas untuk mempermudah membersihkan obat biru tersebut.
Setelah mendapat air itu Kiara kembali menghampiri Kevin dan keteledorannya kembali lagi saat berjalan tidak benar dan sampai kesandung dan Kiara jatuh ke tubuh Kevin dengan air yang tumpah semua ke wajah Kevin.
Kiara membulatkan matanya dengan sempurna dan mulutnya yang terbuka lebar melihat apa yang di lakukannya. Dan Kevin memejamkan matanya yang wajahnya basah kuyup.
Dengan menahan amarah Kevin mengusap wajahnya dengan satu tangannya dan menatap Kiara yang ada di depannya itu yang masih menempel pada tubuhnya dengan menatap tajam.
"Tuan maafkan saja," ucap Kiara panik dan semakin panik.
"Tuan saya tidak sengaja!"
"Maaf tuan!"
"Saya akan ambil kain lap," ucap Kiara yang asal bicara yang mengambil kain lap. Bisa-bisanya punya pikiran mengambil kain lap entah bekas me lap apa. Padahal ada tisu. Memang wajah Kevin wajah Kevin lantai apa.
Saat Kiara hendak berdiri. Kevin langsung menarik tangan Kiara dan membuat Kiara semakin jatuh kembali ke tubuh Kevin dan lebih dekat lagi dengan Kiara yang menabrak dada bidang Kevin dan wajah mereka yang semakin dekat.
Hal itu membuat Kiara panik dengan matanya yang terbuka lebar. Dan di pastikan jantungnya berdebar dengan kencang.
"Ada apa denganmu?" tanya Kevin dengan suara seraknya.
"Ma_ maksud tuan?" tanya Kiara dengan gugup yang sangat takut menatap Kevin.
"Kau sadar kau itu sangat aneh. Kau bisa-bisanya punya pikiran untuk melap wajahku dengan kain lap, kau bisa-bisanya menjadikan obat biru sebagai salap dan kau bahkan dengan mudahnya menumpahkan air kewajahku," ucap Kevin dengan suara dinginnya yang menatap Kiara.
"Ma_ maaf tuan saya tidak sengaja," ucap Kiara dengan gugupnya.
"Sungguh, saya benar-benar tidak sengaja,"
"Apa yang membuatmu tidak fokus?" tanya Kevin.
Kiara terdiam yang tidak mendapatkan jawaban apa-apa yang membuat Kiara tidak bisa berkata-kata dan hanya diam dengan jantungnya yang masih tetap berdetak kencang.
"Maaf tuan," ucap Kiara yang mendorong dada Kevin dan Kiara langsung pergi dengan berlari yang meninggalkan semua pekerjaannya dan bahkan alat-alat dokter-dokter nya di tinggalkan begitu saja. Kevin geleng-geleng kepala melihat hal itu.
"Ada-ada saja yang di lakukannya. Ada apa dengannya?"batin Kevin dengan menghela kasar napasnya.
Bersambung