Hanna harus menerima kenyataan pahit bahwa sang suami telah memiliki hubungan dengan saudara kandungnya.
Ia merasa di bodohi dengan sikap suaminya yang baik dan penyayang, begitu juga dengan sikap adik kandungnya yang terlihat baik dan polos. Namun ternyata mereka menjalin hubungan terlarang di belakangnya.
Apakah Hanna akan memaafkan suami dan adiknya? atau ia akan pergi dari kehidupan rumah tangganya?
Yuk ikuti ceritanya! jangan lupa like, komentar, dan suscribe ya. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratih Ratnasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Semakin hari Hanna semakin tak nyaman tinggal di kampungnya, banyak tetangga yang sering mencela kehidupannya. Bahkan ia tidak mendapatkan pekerjaan di sana. Tidak ada orang yang mau menerimanya karena rumor dari rumah tangga Hanna.
'Uangku tinggal sedikit lagi, sedangkan aku belum menemukan pekerjaan. Aku harus bagaimana?' ucapnya dalam hati.
Setelah memikirkannya, Hanna memutuskan untuk kembali ke kota dan mencari pekerjaan. Ia juga akan menyewakan rumahnya pada tetangga sebelah.
"Selamat pagi, Bu," sapa Hanna pada tetangga sebelah.
"Eh, neng Hanna. Ada apa?" tanyanya.
"Nanti siang saya akan kembali ke kota, saya mau menyewakan rumah saya pada ibu," ucap Hanna.
"Iya neng, kebenaran anak ibu sedang cari kontrakan. Kalau gitu biar ibu sewa saja rumahnya,"
"Boleh, Bu. Sebenarnya saya juga... Em sedang butuh uang, bu," ucap Hanna dengan tersenyum, ia merasa malu harus meminta tolong pada tetangganya.
"Jadi neng Hanna gak punya uang buat berangkat ke kota? Kalau gitu saya bayar sewa 2 bulan dulu, bagaimana?" tanyanya, Hanna langsung mengangguk dan setuju.
"Kalau gitu ibu minta nomor rekening neng Hanna, nanti ibu transfer,"
"Boleh, Bu," Hanna segera mengirim nomor rekeningnya pada ibu tetangga.
Lalu Hanna kembali ke rumahnya dan segera mengemas barang-barang yang akan di bawa. Tak lama kemudian ada pesan masuk dari ibu tetangga yang sudah mengirim sejumlah uang.
"Akhirnya, aku bisa berangkat sekarang," ucap Hanna dengan melihat jumlah nominal yang dikirimkan ibu tetangga.
Sebelum pergi, Hanna memberikan kunci rumahnya pada ibu tetangga. Ia juga mengucapkan terima kasih karena sudah memberikan uang sewa untuk 2 bulan dan cukup untuk membiayai hidup di kota selama satu Minggu.
Hanna menatap rumahnya dari jauh, rumah yang pernah ia tempati dengan orang tuanya. Hanna sangat sedih karena tidak bisa tinggal di sana. Ia harus mencari pekerjaan ke kota untuk membiayai hidupnya. Setelah bercerai dengan Revan, Hanna harus bekerja keras sendiri. Dulu Revan membiayai hidupnya tanpa kekurangan, bahkan Revan suami yang royal pada keluarganya. Namun sayangnya mereka harus berpisah oleh orang ke tiga.
'Maafkan aku ayah, ibu, aku harus kembali ke kota. Aku janji akan kembali ke sini setelah aku sukses,' ucap Hanna dalam hatinya. Lalu ia menghapus air mata yang tiba-tiba lolos begitu saja.
"Neng mau kemana?" sapa tetangganya yang berprofesi sebagai tukang ojek.
"Mau kembali ke kota, bang. Bisa antarkan saya ke terminal bus?"
"Bisa neng, kebetulan Abang lagi butuh uang. Akhirnya ada neng yang mau ngojek," ucap Abang ojek. Hanna tersenyum menanggapinya lalu ia duduk dibelakang dengan membawa tas di tangannya.
Setelah menempuh perjalanan setengah jam, akhirnya Hanna telah sampai di terminal bus. Lalu ia memberikan sejumlah uang untuk Abang ojek yang baru saja mengantarnya. Setelah itu Hanna masuk ke dalam bus tujuan Jakarta-Bandung dan duduk di bagian kursi belakang.
*
"Bagaimana, Apa kau sudah menemukan Hanna?" ucap Bram pada orang suruhannya.
"Saya tidak menemukannya pak, sepertinya dia pulang ke kampungnya"
"Apa kau tahu dimana?" tanya Bram. Namun orang suruhannya tidak tahu sama sekali, ia hanya menebak saja. Akan tetapi tebakannya memang benar.
Bram mengusap wajahnya secara kasar, ia tak tahu harus mencari Hanna kemana? Karena ia tidak tahu tempat tinggal Hanna.
'Apa aku tanya saja pada Revan? dia mantan suaminya, dia pasti tahu tempat tinggal Hanna,' ucap Bram dalam hatinya.
Kemudian ia menyuruh orang suruhannya untuk pergi, sebelumnya ia sudah memberikan sejumlah uang.
"Ayah," sapa Dafa.
"Ada apa, sayang?" kata Bram dengan memberikan senyum, sebenarnya ia masih kesal pada anaknya sendiri karena telah membuat Hanna pergi.
"Maafkan Dafa, ayah. Dafa salah sudah membuat Tante pergi," ucap Dafa dengan nada sedihnya.
"Bukan salah kamu, sayang. Tapi salah ayah, harusnya ayah bertanya dulu pada Tante Hanna. Tapi karena ayah orangnya yang terlalu emosian membuat Tante Hanna pergi," ucapnya dengan rasa menyesal.
"Ayah baik kok, ayah tidak emosian. Kata siapa ayah suka emosian?" tanya Dafa dengan polosnya.
"Kata pembaca yang berkomentar di novel ini, katanya ayah emosian. Tapi memang benar, ayah salah karena telah mengusir Tante Hanna," balasnya.
"Kalau gitu kita cari sama-sama, ayah. Semoga kita bisa menemukan Tante Hanna lagi," ucapnya.
"Boleh, kalau gitu kita cari Tante Hanna. Kalau Tante Hanna ketemu, ayah janji tak akan marah lagi. Ayah janji tak akan membuat dia pergi lagi, agar pembaca menyukai ayah," ucap Bram membuat Dafa tersenyum menanggapinya.
Setelah menempuh perjalanan 2 jam, akhirnya Hanna telah sampai di kota Jakarta. Ia berjalan dengan membawa tas besarnya, ia akan mencari kontrakan untuk tempat tinggal sementara.
Alex yang sedang mengendarai mobilnya, ia melihat wanita yang selama ini ia cari. Alex langsung memberhentikan mobilnya tepat di samping Hanna. Lalu ia segera turun dari mobil dan menghampirinya.
"Hanna," panggil Alex.
Hanna pun menatap pria yang memanggil namanya. Ia mengenal pria itu, namun ia lupa dengan namanya.
"Hanna, aku Alex. Aku saudara Revan," ucapnya, Alex tahu Hanna pasti mengenalnya.
"Ah, iya. Siapa namamu?" tanyanya.
"Aku Alex, apa kau mengingatku? waktu itu aku pernah mengantar Revan ke rumahmu," ucap Alex mencoba mengingatkan Hanna.
"Ya, aku ingat," balasnya.
Alex tersenyum pada Hanna, ia mengira Hanna akan melupakannya. Namun, ternyata Hanna masih mengingatnya.
"Kamu mau kemana dengan tas besar ini?" tanya Alex penasaran.
"Aku mau cari kontrakan di sini," kata Hanna.
"Memangnya kamu tinggal dimana? Kenapa harus cari kontrakan,"
"Aku tinggal di kampung, tapi di sana tidak ada pekerjaan. Jadi aku kembali ke sini untuk mencari pekerjaan," jelasnya.
Alex langsung mengajak Hanna untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Ayo ikut aku, aku akan memberikan pekerjaan untukmu," ajak Alex.
"Pekerjaan apa? Kamu serius," tanya Hanna. Ia tak mungkin asal masuk ke mobil orang yang baru di kenalnya. Walaupun Hanna mengenal Alex tapi ia tidak tahu kehidupan Alex seperti apa? Ia baru bertemu satu kali dengan Alex waktu ia mengantar Revan untuk melamarnya.
Alex yang melihat Hanna tidak mau masuk ke dalam mobilnya, ia segera menjelaskan pada Hanna.
"Aku memiliki toko bunga, dan kebetulan sedang membutuhkan karyawan. Apa kau mau?" jelasnya.
Hanna pun segera mengangguk, ia sangat senang karena baru saja ditawari pekerjaan.
"Kalau begitu aku mau," jawabnya.
Alex tersenyum senang, akhirnya Hanna akan bekerja di toko miliknya. Ia bisa menemui Hanna setiap hari di sana.
Biasanya Alex selalu memberikan pekerjaan di club untuk wanita yang baru di kenalnya. Namun tidak pada Hanna, ia menawari Hanna pekerjaan di tempat kerja yang halal. Alex tidak akan menjadikan Hanna sebagai wanita pemuas nafsu. Entah kenapa ia sangat tidak ingin menyamakan Hanna dengan wanita lain. Baginya Hanna seperti bidadari yang harus dijaga.
...----------------...