Tidak ada yang lebih menyakitkan dari penghianatan oleh orang-orang yang kita cintai. Namun hal ini harus dirasakan oleh Amira Febriana Tridigara, Seorang istri yang harus menerima penghianatan besar dari suami dan gadis muda yang telah di rawatnya sejak masih Bayi.
Akankah Amira memaafkan penghianatan itu, Atau justru membalas penghianatan mereka dengan sangat kejam?
Add FB : I'tsmenoor
Follow Instagram : @_itsmenoor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karma
"Apa-apaan ini! Kamu benar-benar telah mencoreng nama baik perusahaan!" hardik sang pemilik perusahaan hingga suaranya menggelegar memenuhi ruangan.
Sofyan yang melihat video tersebut membelalakkan matanya. Ia tak pernah menyangka jika perayaan pesta ulang tahun yang ia adakan untuk Sherly telah direkam dan di sebar luaskan dengan judul Anak Angkat Naik Pangkat hingga menjadi Viral. Bukan rahasia umum jika para sahabat dan rekan kerja tahu kalau Sherly hanya anak angkat karena pada saat mengadopsi Sherly, Sofyan dan Amira mengundang mereka untuk acara syukuran.
"Siapa yang menyebarkan ini, Aku hanya mengundang orang-orang yang ku percaya." batin Sofyan.
"Sofyan!!!"
"E-iya Pak..."
"Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan anak angkat mu sendiri Sofyan, Bahkan sebelum resmi bercerai dari istri mu kamu sudah berani bermesraan di tempat umum!"
"Maaf Pak, Tapi... Bukankah urusan pribadi tidak ada hubungannya dengan perusahaan?"
"Berrani kamu menjawab!?"
"Maaf Pak..." Sofyan menundukkan kepalanya tak berani lagi membela diri.
"Perbuatan mu telah menjadi Viral dan menyeret nama perusahaan, Itu artinya kamu mencoreng nama baik perusahaan, Jadi bagaimana bisa kamu mengatakan ini tidak ada hubungannya dengan perusahaan?!"
"Saya benar-benar minta maaf Pak, Saya benar-benar tidak tahu siapa yang sengaja menyebarkan ini hingga menuliskan nama perusahaan tempat ku bekerja, Tapi saya yakin yang melakukan ini salah satu karyawan kepercayaan ku yang turut hadir dalam pesta itu, Saya akan segera menyelidikinya."
"Tidak perlu! Karena mulai hari ini kamu di pecat!"
"Apa!? Bapak tidak bisa memecat saya begitu saja, Semua perjanjian tertulis di dalam surat kontrak, Ada denda yang harus di bayarkan jika memutus kontrak sepihak."
"Itu jika kamu tidak membuat kesalahan, Tapi kesalahan yang kamu buat telah mencoreng nama baik perusahaan sehingga Aku bisa memecat mu kapan saja tanpa uang denda sepeserpun. Kamu bisa membaca kembali surat kontrak ini!"
Sofyan mengambil surat kontrak itu dari tangan pemilik perusahaan. Ia membaca dengan seksama, Dan benar saja apa yang baru saja dikatakan sang Boss, Dia tidak akan mendapat uang denda sepeserpun karena telah masuk kategori mencemarkan nama baik perusahaan.
"Kamu sudah membacanya?" tanya pemilik perusahaan sembari merebut surat kontrak tersebut.
"Sekarang angkat kaki dari perusahaan ku karena Aku tidak butuh orang yang tak bermoral seperti mu!"
"Ini tidak adil Pak... Anda pasti telah memanipulasi isi surat kontrak itu."
"Keamanan!!!"
Akhirnya Sofyan di seret paksa oleh dua petugas keamanan.
Kemudian dengan kasar mereka mendorong Sofyan hingga membuatnya nyaris tersungkur.
Dengan hati yang hancur setelah masalah yang menyinggahinya bertubi-tubi, Sofyan menatap gedung tinggi yang selama ini menjadi tempatnya mencari nafkah. Jabatan tinggi yang selama ini ia banggakan ternyata tidak menjamin dirinya tidak akan di buang begitu saja tanpa tunjangan apapun.
•••
Keesokan harinya Ammar kembali mengunjungi butik. Namun lagi-lagi Amira tidak datang kesana. Salah satu karyawan mengatakan Amira menelpon tidak enak badan sehingga ia tidak bisa datang ke butik.
Setelah meminta alamat rumahnya, Ammar denga perasaan khawatir segera menuju ke rumah Amira yang kini menjadi harta gono gini dengan Sofyan. Sebenarnya Amira masih memiliki rumah peninggalan orang tuanya, Akan tetapi rumah itu terletak jauh dari perkotaan sehingga Amira dan Sofyan membangun rumah di tengah kota untuk mendukung pekerjaan masing-masing.
Kini Ammar telah sampai di depan alamat rumah yang karyawan butik berikan, Rumah dengan dua lantai yang bernuansa modern serba putih itu nampak sepi seperti tak berpenghuni. Hanya terlihat satu penjaga keamanan yang tengah asyik mengh*sap rokoknya di dalam pos. Dengan memberanikan diri, Ammar mendekati penjaga untuk menanyakan keberadaan Amira.
"Permisi Pak, Apa Mbak Amira ada di dalam?"
"Ada, Ada keperluan apa?"
"Saya hanya ingin menjenguk Mbak Amira Pak, Kata karyawan butik Mbak Amira sakit."
Penjaga keamanan melihat Ammar dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Setelah memperhatikan dengan seksama dan di perkuat oleh parsel buah dan buket bunga di kanan kiri tangan Ammar membuat penjaga keamanan mengizinkan Ammar masuk dengan syarat meninggalkan kartu indentitasnya.
Tidak merasa keberatan, Ammar pun memberikan kartu indentitasnya dan bergegas masuk. Begitu sampai pintu, Ammar masih harus menunggu di depan pintu yang tertutup rapat.
Berkali-kali ia memencet bel pintu hingga akhirnya ada seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuknya.
"Siapa ya?" tanya wanita paruh baya itu.
"Saya Ammar, Mbak Amira nya ada?"
"Siapa Bi...?"
Suara lembut Amira dari dalam membuat Ammar dapat bernafas lega. Hatinya seketika berdebar kian kencang, Senyumnya pun merekah seperti bunga yang ia bawa. Membuat si Bibi ikut tersenyum bahagia melihat ada seorang pria yang datang menjenguk majikan yang sudah dianggapnya seperti putrinya.
Bersambung...