Praya Asteria, gadis Muda berumur 22 tahun yang rela menjadi istri kedua karena cinta, Asteria dinikahi pria tampan berwibawa berumur 37 tahun, pria itu menikahi Asteria hanya untuk memuaskan nafsunya saja di karenakan istri tercinta yang sedang sakit dan tidak bisa melayani sebagai seorang istri yang seutuhnya, Praya mencintai dengan tulus suaminya tapi tidak dengan suaminya yang bernama bara, karena sejak awal bara menikahi Praya hanya untuk di jadikan teman tidurnya saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
astaga
"Apa yang kalian lakukan!"Dikta memekit, setelah ia dapati Bara yang sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita di dalam ruangannya. mendengar suara Dikta, membuat Praya mendorong Bara dari atas tubuhnya.
"Dikta" Belo Bara.
"apa yang kau lakukan bang?" tanya Dikta tidak habis pikir, Dikta menunjuk wanita yang masih terbaring di atas sofa, bara dengan cepat menutupi wajah Praya agar tidak terlihat menggunakan jasanya.
"kau tidak sopan Dikta, seharusnya ketuk dulu baru masuk" terpaksa bara memaksa Dikta untuk keluar dari dalam ruangannya, bara rebut surat yang tadi Dikta bawa untuknya, sedangkan Dikta masih menganga tidak percaya, apa yang baru saja ia lihat benar-tidak pernah ia bayangkan, dan siapa wanita itu, siapa yang berada di bawah Kungkungan Kaka sepupunya, siapa Wanita yang tega menjadi orang ketiga di keluarga Bara.
"bang" panggil Dikta dengan beribu pertanyaan di dalam kepalanya.
"dia istri ku, Dikta. ceritanya panjang, dan ku harap kau tidak menceritakan hal yang baru saja kau lihat, cukup kau saja yang tau" peringat bara sebelum menutup pintu, Dikta masih diam mematung di depan ruangan bara yang sudah tertutup rapat.
"Bara dengan wanita, siapa wanita itu?"
di dalam ruangannya, Bara membuka jas yang menutupi wajah Praya.
"sudah nggak ada" bara bantu Praya untuk duduk, wajah Praya tiba-tiba berubah pucat.
"kamu sampai pucat gini" Bara yang tadi Juga sama kagetnya menjadi tertawa pelan, pasalnya wajah Praya yang kaget terlihat menggemaskan dengan mulut yang menganga. Belum lagi lipstik yang wanita itu gunakan jadi berantakan karena ulahnya.
"tenang dia nggak liat siapa kamu dan saya pastikan dia nggak akan menceritakan apa yang tadi dia lihat" Bara menenangkan, ia hapus jejak kecupan di bibir Praya juga merapikan lipstik yang sudah berantakan kemana-mana.
"ma siih niyh" Praya pun melakukan hal yang sama pada bara, meskipun bara sudah memintanya untuk tenang, Praya tidak bisa tenang begitu saja,apa lagi Praya tau yang datang tadi adalah Dikta.
"main nyosor aja, coba tadi dia liat aku gimana!" kesal Praya.
"kamu yang duluan, kamu yang lebih dulu cium bibir saya, kamu lupa " bara naikkan satu alisnya menggoda Praya. Praya berdecak kesal, wanita itu berdiri dan merapikan rambut juga pakaiannya yang sudah terbuka kancing bagian atasnya.
"aku pergi" belum sempat Praya melangkah, Bara lebih dulu menarik pergelangan tangan Praya yang membuat wanita itu duduk di pangkuannya
"mas!" tegur Praya.
"nanti ada yang masuk lagi" Praya berusaha berdiri, tapi tidak semudah itu , bara menahan tubuhnya dengan pandangan mata yang mulai sayu.
"tenang, saya sudah kunci pintunya"
"yaudah, aku mau makan mie ayam Sama ayu, lepas iyh" bara menggeleng.
"kita selesaikan apa yang tadi tertunda"
.....
"maaf ya yu, gara-gara aku kamu nggak jadi makan mie ayam" Praya benar-benar merasa bersalah, ia sampai membuat sahabatnya itu menahan lapar, bukan salahnya seutuhnya, tapi salah bara juga, pria itu benar-benar memahami Praya di dalam ruangannya, memang tidak tau tempat si bara itu.
"nggak papa, santai aja kali, tapi kamu Kemana sih, tadi ijin bikin kopi kan?" Praya jadi bingung harus menjawab apa.
"iya, tadi aku sakit perut, terus keluar beli obat" ayu hanya ber oh ria
"oyyh" untung saja wanita itu percaya.