(KARYA EVENT TERJERAT BENANG MERAH)
Menceritakan tentang seorang gadis bernama Lucy yang dipaksa mengorbankan masa mudanya sebagai tumbal pelunas hutang.
Suatu hari paman Robert berlutut diruangan tuan Dev sembari menunjukkan dua foto,
Bukan memilih Margareth yang cantik spek supermodel, tuan Dev justru memilih gadis berpenampilan cupu yaitu Lucy.
Rumah tangga Lucy dan tuan Dev seperti neraka tak berkesudahan, semakin sering menyiksa dan menyakiti demi kepuasan pribadi, disaat bersamaan membuat tuan Dev kecanduan semua tentang Lucy.
Seperti apa akhir kisah Lucy yang menjadi istri boneka tuan Dev ?
Akankah Lucy merasakan kebahagiaan seorang istri atau hanya akan terjebak dalam pernikahan dengan status budak berkedok istri ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Mall
Sekarang Lucy bersama Jeni sedang duduk disebuah kedai kopi, wajah merona Lucy sangat kentara membuat Jeni penasaran.
"Apa nona baik baik saja ? "
"Eh.. hmm aku baik kok "
Tentu saja Lucy sangat baik baik saja, dia sama sekali tidak menderita penyakit kulit tapi bekas totol totol merah ditubuhnya itu kena ulah sang suami.
Malu sekali aku ish.. batin Lucy saat mengingat bagaimana dokter wanita tadi menjelaskan.
Tentu saja akan membekas merah saat permukaan kulit dihisap dan mungkin sedikit digigit oleh manusia, lawan jenis tepatnya suami.
Lucy mengalihkan pandangan ke sebuah arah, dia melihat Melihat Margareth sedang meggandeng mesra lengan seorang pria paruh baya menuju tempat yang sama,
Margareth dan pria itu duduk di kursi yang membelakangi Lucy, sayup sayup dapat mendengar bagaimana pria itu merayu dengan kata kata manis tapi Margareth hanya sedikit tersenyum.
Jika di perhatikan mereka mirip pasangan pria hidung belang dan wanita nakal.
Kamu menghinaku tapi lihatlah nasibmu sendiri sepupu.. cih
Ditempat lain..
Tuan Dev sedang melakukan pembicaraan dengan laura, tadi pagi pagi sekali asisten Clark menelpon mansion Laura dan ingin membuat janji bertemu untuk membahas tentang Lucy.
"Waktu itu suamimu menawarkan informasi tapi aku menolak, kini aku butuh informasi itu untuk membalas perbuatan nya pada istriku.. " ucap tuan Dev
"Apa sekarang tuan Dev yang terhormat ini mulai perhatian dengan istri bonekanya ? hahaaa.. so sweet.. " kata Laura santai.
"Tidak seperti yang kamu bayangkan tapi terserah saja, yang penting tujuanku mengundangmu adalah untuk meminta kerja sama"
"Apa imbalanku tuan Dev ?" Lagak Laura bercanda
"Suamimu jauh lebih kaya dariku, apa yang kamu inginkan selain uang pasti aku sanggup"
"Hhmm kamu benar suamiku jauh lebih kaya darimu, jadi aku akan meminta hal lain seperti.. "
Pembicaraan keduanya hanya empat mata, asisten Clark berada diruangan lain memantau aktifitas nona Lucy lewat tablet canggihnya.
Apa yang Jeni lakukan dengan nona Lucy ditempat itu.
Asisten Clark melihat kedua wanita itu berada di sebuah mall, sedang menonton film di gedung bioskop.
Asisten Clark kemudian menelpon Jeni..
ddrrttt... ddrrttt... ponsel Jei bergetar di kantong,
"Nona Lucy.. aku ke toilet sebentar tolong jangan kemana mana tunggu disini sampai aku kembali oke ?"
"Oke, tapi cepat ya atau kamu akan ketinggalan ending film nya.. "
Mereka bicara bisik bisik.
diluar teater..
Jeni menerima panggilan telepon asisten Clark. Dalam pembicaraan di telpon asisten Clark memperingatkan Jeni untuk tidak mengajak nona Lucy pergi terlalu lama.
Nona Lucy harus sudah ada di rumah besar saat tuan Dev pulang dari kantor. Jangan sampai tuan Dev mencari keberadaan istrinya atau semua orang akan mendapat hukuman.
Jeni paham dengan yang di maksud asisten Clark, setelah mengakhiri panggilan, Jeni melihat waktu di jam tangan kirinya, ini sudah hampir sore.
Usai menonton bioskop, Lucy ingin berkeliling mall tapi Jeni membujuk agar segera pulang saja karena hari sudah sore.
Saat Lucy dan Jeni berjalan menuju basement parkir,
Tanpa sengaja Jeni bertubrukan dengan seseorang yang jalan tergesa gesa sampai tidak memperhatikan orang lain.
"Astaga dimana matamu sih !! ada banyak jalan tapi kenapa menubruk aku, dasar !!" kata Jeni galak.
Wanita itu sepertinya tidak fokus dan terburu buru sampai tidak sadar jika Lucy juga menatapnya.
"Maaf.. aku sedang terburu buru bye.. " ucap wanita itu lalu pergu begitu saja.
Margareth.. kenapa dia seperti pencuri takut ketahuan begitu hemm.. batin Lucy.
Margareth pergi keluar menjauh dari mall dan masuk kesebuah mobil.
"Lama sekali baby.. " ucap seorang pria dibalik kemudi.
"Maaf honey, aku harus pura pura sakit perut untuk kabur dari pria tua itu. "
"Lalu.. apa yang kita dapat kali ini baby.. "
"Satu set perhiasan, lihatlah.. "
Margareth menunjukkan kantong berisi set perhiasan mewah bertahta berlian, yang nilainya pasti sangat tinggi.
"Nice work baby.. ayo kita segera jual dan pergi liburan.. "
"Ya honey.. ini akan lebih dari cukup untuk kita bersenang senang di maladewa selama sebulan"