Terpaksa Menikah Dengan Guru Galak

Janus dan Astrid duduk di ruang tengah, dengan ruangan yang hanya di terangi oleh cahaya dari flash ponsel. Tangan sepasang insan muda ini saling berpegang erat. Untuk sejenak Astrid melupakan amarah yang di rasanya.

Hati Astrid tersentuh ketika mengetahui kondisi Janus yang sebenarnya. Pria yang di pikirnya merupakan pria sempurna dengan latar belakang keluarga yang terpandang dengan kekayaannya, ternyata menyimpan sebuah rahasia yang terpendam. Astrid lalu kembali bertanya.

"Masa lalu apa yang membuatmu jadi seperti ini?"

Janus terdiam membisu menatap ke arah depan dengan tatapan kosongnya.

"Hm, kalau kamu merasa terganggu dengan pertanyaanku, kamu tidak perlu menjawabnya," ucap Astrid.

"Tidak, aku akan menceritakan tentangku yang sebenarnya," ucap Janus dengan tatapan yang masih menatap lurus ke arah depan.

Mungkin ini sebuah rahasia yang tak bisa di ceritakan Janus kepada siapapun. Tentang masa lalunya yang tak ingin di ingatnya. Janus pun menceritakan semua tentang kehidupan di masa lalunya. Tentang sesuatu yang membuatnya terus merasa sedih.

...****************...

Flashback

Janus Geo Sayuda nama indah yang di berikan kedua orang tuanya padanya. Yang lahir dari seorang ibu muda berdarah korea yang bernama Kim Yu Na. Sedari kecil, pria yang akrab di sebut Janus itu tinggal di seoul korea selatan. Janus kecil adalah anak yang ceria, yang sangat di sayangi oleh kedua orang tuanya. Ia hanya tinggal bersama ibunya di salah satu apartemen mewah di kota seoul.

Kim Yu Na sangat pasih berbicara bahasa Indonesia. Karena ia sempat bekerja di salah satu perusahaan Korea yang berlokasi di Indonesia. Dan karena pengalamannya bekerja di Indonesia, ia di pertemukan oleh belahan jiwanya.

Agar bisa berkomunikasi dengan ayahnya, Janus di ajarkan dua bahasa oleh ibunya. Setiap hari Janus kecil selalu berkomunikasi dengan ibunya menggunakan bahasa korea dan Indonesia.

Ayah Janus atau yang akrab di panggil Adit Sayuda, hanya pulang ke korea setiap enam bulan sekali. Janus kecil sering bertanya tentang ayah yang sering di rindukan kedatanganya.

"Mengapa ayah hanya pulang setiap enam bulan sekali."

Yu na menjawab. "Ayah bekerja di Indonesia, dia hanya bisa pulang setiap enam bulan sekali."

Namun, jawaban itu tak membuat Janus kecil merasa puas, ia pun kembali bertanya. "Mengapa kita tidak tinggal di indonesia bersama ayah."

Pertanyaan itu membuat Kim Yu Na terdiam membisu. Ia tampak gelisah tentang pertanyaan yang di lontarkan anak semata wayangnya itu. Yu na lalu menjawab dengan gugup. "Karena eomma lebih senang tinggal di seoul di bandingkan di indonesia."

Dan kembali lagi Janus tak puas dengan jawaban wanita yang di sebut eomma olehnya.

"Bukankah jika kita tinggal bersama akan jauh lebih senang."

Kim Yu Na hanya tersenyum manis menatap anaknya, dan langsung mengalihkan pembicaraan tersebut. Setiap kali Janus merengek ingin pergi ke indonesia untuk menemui ayahnya, Yu Na selalu mencari alasan. Itu membuat Janus penasaran mengapa ibunya selalu saja mencari-cari alasan.

Walaupun adit hanya pulang setiap enam bulan sekali, tetapi ia adalah ayah yang hangat, yang selalu membuat hati anak dan istrinya bahagia. Setiap pulang dari indonesia, adit selalu membeli sesuatu untuk anaknya. Baik berupa mainan, pakaian, maupun makanan. Dia adalah pria yang paling baik yang sangat di idolakan oleh Janus.

Lalu suatu ketika, Janus sering kali mendapati ibunya menangis sendirian di kamar. Wajahnya tampak pucat dengan tubuh yang semakin hari semakin kurus. Janus pun sering bertanya dengan apa yang membuat ibunya menangis. Namun, ibunya selalu menghindari pertanyaannya darinya.

Pada ulang tahun Janus yang ke tujuh tahun, ibunya memberi kabar bahwa ia akan membawa Janus tinggal bersama ayahnya di indonesia. Sontak Janus pun sangat senang dengan kabar bahagia tersebut. Bisa melihat ayahnya setiap hari merupakan harapan Janus yang sudah lama ia inginkan, tanpa harus menunggu setiap enam bulan sekali. Kabar itu membuat Janus tak sabar ingin segera pergi ke negara tempat ayahnya tinggal dan bekerja itu.

Satu minggu kemudian, akhirnya Kim Yu Na dan Janus menginjakan kakinya di indonesia. Ibu satu anak itu membawa putra sulung ke kediaman Baskara Sayuda. Yu Na menggenggam erat tangan mungil putranya memasuki rumah besar yang di tinggali ayah mertua dan suaminya.

Janus kecil nampak senang saat ia memasuki rumah besar yang mungkin akan di tinggalinya bersama kedua orang tuanya itu. Saat mereka memasuki rumah, mereka di sambut hangat oleh Baskara Sayuda. Lain halnya dengan Yeni yang langsung meyambutnya dengan cacian. Hal itu membuat Janus bertanya-tanya tentang wanita yang mencaci ibu dan dirinya itu.

"Siapa dia?"

"Sekarang dia adalah ibumu. Panggil dia ibu," jawab Yu Na tersenyum manis menatap anak semata wayangnya.

Janus sangat marah ketika Yu Na menyuruhnya untuk memanggil wanita jahat itu dengan sebutan ibu. Karena yang ia tahu bahwa hanya Kim Yu Nalah ibunya. Ia juga sangat kesal, dengan sikap ayahnya yang nampak dingin ketika bertemu denganya.

Beberapa menit kemudian, Kim Yu Na meninggalkan rumah tanpa membawa Janus. Sontak Janus pun menangis sembari mengejar mobil yang di tumpangi ibunya. Mobil itu melaju kencang membawa Yu Na pergi. Membuat Janus tak bisa mengejarnya lagi. Ia kelelahan, berdiam diri sembari menangis menatap mobil yang semakin menjauh pergi.

Sering kali Janus merengek, meminta orang-orang di rumah untuk mengantarnya pergi menemui ibunya. Namun, semua orang malah mengabaikan permintaannya itu. Hampir setiap hari Janus menangis dan memanggil ibunya. Dan setiap kali ia menangis, Yeni selalu mengunci Janus di gudang. Bahkan tak hanya Yeni saja yang sering mengunci Janus di ruangan gelap. Kakaknya yang bernama Bayu, juga sering menjahili Janus, menguncinya di lemari pakaiaan. Mereka selalu mengancam untuk tak memberitahu kelakuan buruk mereka kepada ayah maupun kakeknya. Dengan mulut tajamnya Yeni dan Bayu selalu mencaci Janus dengan sebutan anak dari wanita simpanan.

Karena cacian dari mereka, Janus kini mengetahui penyebab ibunya yang selalu menghindari pertayaannya. Tentang penyebab ia yang tak bisa tinggal bersama dengan ayahnya. Dan tentang status ibu dan dirinya.

Karena perbuatan buruk dari Yeni dan Bayu, hampir setiap hari Janus selalu bermimpi buruk. Setiap malam ia selalu menangis sendirian di kamarnya. Ia selalu menyembunyikan kesedihan dan tangisannya seorang diri.

Janus sempat berpikir, bahwa kesedihan dan kesepiannya akan sirna jika ia bertemu dengan ayahnya. Sayangnya hal yang di pikirkannya salah, setiap kali Adit pulang, entah mengapa Adit selalu bersikap dingin pada Janus. Pria yang selalu di kaguminya itu, bukan lagi pria yang hangat.

Namun, lain halnya dengan Baskara, pria paruh baya itu selalu bersikap hangat pada cucu keduanya. Janus selalu bahagia setiap kali ia bersama kakeknya. Kesedihan dan penderitaannya sirna, jika ia bersama dengan kakeknya. Mungkin hanya Baskaralah orang yang saat ini ia miliki. Tempatnya berteduh dalam kesakitan dan kesepian yang di rasanya.

Hai Pembaca Setia TERPAKSA MENIKAH GURU GALAK. Tetep stay tune ya... Karena next chapter masih tetap dengan cerita masa lalu Janus. Jadi harap sabar dengan chapter selanjutnya yang bakalan segera Author upload ya🥰