NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:876
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MALAM PENGANTIN

Malam itu, kota metropolitan terasa sedikit dingin beda dari biasanya. Pram menggenggam erat tangan Maya, saat mereka memasuki lobi sebuah hotel mewah di pusat kota.

Hotel tersebut di desain dengan interior modern yang dipadu sentuhan tradisional Jawa Barat, memang sengaja ia pesan untuk malam pertama mereka. Aroma terapi lavender yang lembut menyambut mereka, menciptakan suasana tenang dan romantis.

"Kamu suka?" tanya Pram, matanya menatap Maya penuh harap.

Maya mengangguk, senyumnya merekah. "Suka banget, Mas. Kamu selalu tahu cara membuatku bahagia."

Pram membalas senyum Maya, lalu membimbingnya menuju lift. Selama perjalanan singkat menuju kamar mereka di lantai 15, Pram tak henti -.hentinya memandangi Maya. Malam ini, Maya tampak begitu anggun dan mempesona dalam balutan gaun tidur satin berwarna champagne. Rambutnya yang panjang dan hitam tergerai indah, menambah kesan elegan pada penampilannya.

"Kamu sangat cantik sayang.. Aku ingin menciummu. Bolehkan? mumpung belum ada orang," bisik Pram.

Tangan Maya mendorong wajah Pram yang hendak mencium bibirnya ketika lift terbuka dan seseorang masuk.

"Ah, apes. Belum juga pemanasan, ada yang masuk!" pikir Pram sedikit kecewa.

Maya hanya bisa tersenyum melihat wajah Pram yang memerah dan kecewa.

"Sabar ya Pak.. beberapa menit lagi ko," Maya berkata pelan sembari mengedipkan sebelah matanya.

Pram tambah gemas melihat tingkah Maya yang sedikit genit, ia hanya bisa senyum tipis menutupi kekecewaannya. Tangan Pram tak hentinya meremas tangan Maya.

Sesampainya di kamar, Maya langsung terpukau dengan pemandangan yang tersaji di hadapannya. Kamar mereka didekorasi dengan sangat indah. Kelopak bunga mawar merah bertaburan di atas tempat tidur berukuran king size. Lilin - lilin aromaterapi bertebaran di seluruh ruangan, menciptakan cahaya temaram yang romantis. Di atas meja, sebotol orange juice dingin sudah menunggu untuk dinikmati.

"Ya ampun, Pak.. Ini indah banget," ucap Maya, matanya berkaca-kaca.

Pram mendekat, lalu memeluk Maya dari belakang. "Ini semua untukmu, Sayang. Aku ingin malam ini menjadi malam yang tak terlupakan bagi kita berdua."

Maya membalikkan badan, lalu memeluk Pram erat - erat. "Aku mencintaimu, Pak..." bisiknya.

"Aku lebih mencintaimu, Maya sayang," balas Pram, lalu mencium kening Maya dengan lembut.

"Aku ingatkan sama kamu, jangan pernah panggil aku dengan sebutan bapak lagi! Sekarang aku ini suamimu. Panggil aku mas, atau sayang, atau beb juga boleh. Okey??"

Maya mengangguk, "Okey hanii.."

"Waduh, kamu mulai bisa ya godain aku ya!" Pram memeluk Maya lebih erat. Kemudian ia mencium kening Maya dengan lembut, bergeser turun ke bawah menuju bibir Maya yang merah merekah..

Maya menutup mata, desiran aliran darah di seluruh tubuhnya mulai dia rasakan lebih deras mengalir tatkala benda kenyal sudah melumat bibirnya dengan lembut.

Makin lama lumatan Pram makin bernafsu, Maya pun tak kalah dari aksi suaminya yang sudah memeluk pinggulnya dengan erat, sementara tangan Maya melingkar di leher Pram.

Setelah berciuman cukup lama, Pram mengajak Maya untuk duduk di sofa dekat jendela. Dari sana, mereka bisa menikmati pemandangan kota Jakarta yang gemerlap di malam hari. Pram membuka sebotol orange juice lalu menuangkannya ke dalam dua gelas kristal.

"Untuk kita," ucap Pram, mengangkat gelasnya.

"Untuk cinta kita," balas Maya, lalu menyeruput orange juice miliknya.

Sambil menikmati minuman tersebut, Pram dan Maya bercerita tentang banyak hal. Mereka mengenang awal pertemuan mereka, saat pertama kali Maya hendak menjual ASI miliknya.

"Aku tidak pernah menyangka akan bertemu denganmu, Mas," ucap Maya, menggenggam tangan Pram. "Dulu, aku pikir aku tidak akan pernah bisa mencintai siapa pun lagi setelah kehilangan suamiku."

Pram menggenggam tangan Maya, "Aku tahu, Sayang. Tapi aku percaya, semua yang terjadi dalam hidup ini pasti ada alasannya. Mungkin, Tuhan memang sengaja mempertemukan kita agar kita bisa saling melengkapi dan menyembuhkan luka masing - masing."

Maya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Pram. "Kamu benar, Mas. Aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu. Kamu adalah hadiah terindah yang pernah aku terima dalam hidupku."

Pram mencium puncak kepala Maya. "Kamu juga hadiah terindah untukku, Sayang. Aku berjanji akan selalu menjagamu dan mencintaimu sampai akhir hayatku."

" Makasih mas.."

" Yang, aku ngantuk. Kamu?"

" Mmm..." Maya tak menjawab. Ia merasakan debaran jantungnya yang kian bergemuruh bagaikan ombak memecah batu karang. Ia sudah tahu pasti kearah mana Pram bicara..

" Yang, kita tidur yuk!" ajak Pram, udah gak sabaran.

" Enggak mau ah, mas aja yang tidur! Aku mau nonton pertandingan bola." Maya pura - pura acuh, dia berjalan kearah sofa depan TV flat besar yang terpampang di ruang tengah. Lalu meraih remot dan duduk sambil menyalakan acara TV.

Sekilas dia melihat Pram yang masih menatapnya dengan ekspresi bengong sedikit bingung. Sebenarnya Maya ingin tertawa, tapi sebisa mungkin ia tahan.

"Akan aku kerjain kamu mas!" Pikir.Maya. Ia pura - pura fokus dan tertawa senang ketika team AC Milan mencetak gol.

"goool.." Teriak Maya senang. Padahal dalam hatinya ia menggerutu, "Ah, ngapain nonton bola, aku gak suka. Lebih seru nonton sinetron suara hati istri di Indosiar. Kenapa sih ia diam aja! Rayu aku atau langsung pangku aku gitu ke kamar pengantin mirip di film - film india, jangan pura - pura ngajak tidur. Gak rame!"

Sementara Pram yang masih mematung memandangi Maya, justru beranggapan lain,

"Ini perempuan ko lebih suka nonton bola daripada malam pengantin," keluh Pram dalam hati sedikit ngenes..

Pram berjalan mendekati Maya yang sedang fokus nonton bola. Ia duduk disamping Maya, memandangi wanita yang selalu membuat senjatanya gelisah.

Direbutnya remot yang dari tadi selalu Maya genggam, tanpa permisi dimatikannya siaran pertandingan bola, 'trek', suara TV mati.

Maya memandang Pram, "Lho, ko dimatiin sih?..." ia pura - pura kecewa padahal dalam hatinya bersorak senang menunggu aksi dalam film India menjadi kenyataan.

"Yang, kamu tega sih di malam pengantin yang harusnya kamu ini fokus ke aku dan perhatiin aku, ko ini malah fokus ke bola?" Pram merengek seakan ia kini bermetamorfosis menjadi bocah yang minta jajan pada emaknya.

"Mmmm.. Mas bukannya ngantuk?.. Ya tidur aja sana!" Maya memalingkan muka kearah TV, ia tak sanggup melihat wajah tampan suaminya, takut groginya terlihat.

"Aduuh.. Gimana mau tidur kalau senjataku aja berdiri teruss tiap lihat kamu. Sekarang dia makin nyesek," wajah Pram merenggut menunduk memperhatikan si Jhoni yang sudah bertekanan tinggi, berdiri tegak lurus, 90°.

Maya terdiam tak bergeming, ia malah menunduk dan menggigit bibir bawahnya sembari memainkan jemarinya.

"Kamu grogi ya?.. Hehe.. Kita kan sudah pernah sekali melakukannya waktu mati listrik. Masa sih grogi lagi? Yang, aku.." Tanpa menunggu lama Pram mendekati Maya dan menciumi leher jenjangnya Maya. Maya langsung terpejam merasakan tubuhnya yang mulai merinding.

Pram merebahkan tubuh Maya diatas sofa, kini ciumannya berpindah ke bibir Maya. Maya menyambut benda kenyal itu dengan menyesap agresif.. Decak tukar saliva langsung nyaring mengisi ruang kamar.

Tanpa sadar keduanya sudah mirip bayi baru lahir, tanpa penutup badan sehelai benangpun.

'glek', suara air liur ditelan Pram melihat penampakan tubuh Maya yang molek, putih mulus tanpa noda sedikitpun.. Sementara dua melon empuk dan sejumput rumput hitam menutupi goa yang mengundang libido Pram makin menguasai dirinya.

Tubuh Pram mengungkungi tubuh Maya yang sudah pasrah di eksekusi. Terong besar sudah tak kuat mencari lubang apalagi ketika Maya berinisiatif meremasnya, Pram makin mengerang..

Akhirnya terjadilah pertempuran sengit antara keduanya. Hampir satu jam mereka belum berhenti, dan ketika keduanya sudah merasakan lahar panas yang hampir keluar, tubuh keduanya mengejang dan lengkingan keras suara Maya memenuhi ruangan ketika lahar yang dikeluarkannya bercampur dengan lahar Pram.

"Euh..." Maya dan Pram berbarengan melenguh.

"Aku lemas mas .." Bisik Maya, tapi kedua tangannya tak mau lepas dari pundak Pram.

"Aku juga yang.. gak apa ya senjataku jangan dulu keluar?.. biar begini aja sampai pagi. Siapa tahu bisa jadi bayi. Aku pengen cepat punya anak dari kamu, biar Riko ada temannya," jawab Pram.

" Iya mas.. Tapi, aku sesak.. "

" Hehe.. Iya deh, aku tidur disamping kamu aja.. Tapi aku sambil nyusu ya!" Pram menjatuhkan tubuhnya disamping Maya dan langsung menyesap salah satu melon Maya dengan khidmat.

"Mas, kamu jangan mulai lagi! Aku gak mau ronde kedua, cape.. "

Pram gak menghiraukan Maya, ia terus menyesap hingga tanpa diduga ia tersedak,

"Uhuk, uhuk.."

Maya dan Pram langsung terduduk, tangan Maya mengurut pundak Pram, "Mas, kamu tersedak karena apa mas?.." Wajah Maya tampak cemas.

"Yang, kamu gak sadar ya?.. Itu lihat!" Pram menunjuk kearah tombol warna pink di ujung dua melon yang menggantung di belahan dada Maya.

Maya penasaran dia langsung menunduk kearah yang ditunjuk Pram, "Ya Allah.."

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!