Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Harga Diri
"Kath, Tuan Ethan mencarimu." Baru saja meletakan tasnya di atas meja Kath mendengar suara Davin di belakangnya.
"Aku baru selesai makan siang, Dav," ucap Kath.
"Ya, aku tahu. Jadi masuklah dia menunggumu." Kath mengangguk dan kembali melangkah ke luar ruangannya untuk memasuki ruangan Ethan yang berada di sebelah ruangannya.
"Anda mencariku, Tuan?" Kath masuk tentu saja setelah mengetuk pintu lebih dulu.
Ethan mendongak sebentar lalu menggerakan tangannya agar Kath mendekat.
Kath melangkah dan kini sudah berada di depan Ethan. "Untuk proyek ini kamu bisa handle. Malam ini ada pertemuan dengan Tuan Martin, bisa kamu gantikan aku? Dapatkan tanda tangannya."
Kath menatap sebentar pada Ethan. Kath tahu Tuan Martin adalah pria tua mesum yang selalu menatapnya penuh minat. Sebagai wanita yang peka tentu saja Kath menyadari fantasi pria itu tentangnya. Dan Ethan ingin dia menemuinya, sendiri?
"Tenang saja, kamu akan di temani Davin." Ethan mendongak padanya seolah meyakinkan dia akan baik- baik saja. Apa pria itu selama ini juga menyadari tatapan Tuan Martin padanya?
"Baik, Tuan." Hanya itu yang Kath katakan lalu meraih berkas di tangan Ethan.
"Maaf aku tidak bisa menemanimu, ada hal penting yang tidak bisa aku tinggalkan." Ethan berucap dengan sedikit senyuman.
Jika biasanya Kath akan senang melihat senyum itu, kali ini Kath merasa sakit di ulu hatinya. Tatapan Kath jatuh pada kerah Ethan dimana ada bekas merah disana. Lalu matanya kembali bergerak ke arah lain agar tak lebih sakit hati.
"Tidak masalah, Tuan. Aku bisa mengatasinya." Kath menunduk hormat lalu keluar dari ruangan Ethan.
Di saat yang sama Davin memasuki ruangan dengan membawakan beberapa berkas dan juga set pakaian untuk Ethan. Saat mereka berpapasan Kath tak menunjukkan senyumnya seperti saat biasanya mereka bertemu atau bahkan berpapasan.
Tatapan Davin beralih pada Ethan lalu menelisik wajah itu. Namun saat tak menemukan raut berarti Davin memilih kembali melanjutkan langkahnya.
"Pakaian anda, Tuan," ucap Davin dengan meletakan paper bag di meja.
Ethan mengangguk, lalu melangkah dengan menanggalkan satu persatu pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian yang Davin bawa.
"Malam ini temani Kath menemui Tuan Martin," ucapnya dengan mengancing satu persatu kemejanya, sementara pakaian yang tadi dia kenakan sudah teronggok di tempat sampah sebab pria itu memang berencana membuangnya.
"Baik, Tuan."
"Pastikan si brengsek itu tidak macam- macam, atau sedikit saja menyentuh Kath!" Davin kembali mengangguk. "Pastikan Kath pulang dengan selamat setelah mendapat tanda tangannya."
"Saya mengerti, Tuan." Setelah memastikan pakaiannya rapi Ethan segera melangkah keluar dari ruangannya, diikuti Davin yang bersiap dengan tugas dari Ethan. Mengantar dan memastikan keselamatan Kath.
....
Kath dan Davin duduk di sebuah sofa di ruangan Martin. Tempat yang enggan Kath datangi, namun demi tanggung jawabnya sebagai seorang sekretaris Kath juga tak bisa menolak.
Saat ini ponsel Davin bergetar. Melihat nama klien penting disana dia tak bisa tak beranjak sebentar dan meminta izin pada Martin.
Kepergian Davin membuat Kath tak bisa menghindari hanya duduk berdua dengan Martin saja. Jarak diantara mereka terpisah sebuah meja. Namun tatapan pria itu seolah menembus langsung ke tubuhnya dan membuatnya risi.
"Anda bisa melihatnya dulu, Tuan." Kath membuka berkas yang dia bawa sebab Martin hanya acuh saja.
"Tidak perlu, aku tahu kerja sama dengan Tuan Edmund memang selalu menguntungkan," ucap Martin dengan tenang. Pria itu menyesap minumannya pelan dengan mata yang tak lepas dari Kath.
"Kalau begitu anda bisa menandatanganinya sekarang?" Kath sungguh ingin segera pergi dari sana. Apalagi melihat tatapan mesum pria gemuk di depannya ini. Martin bahkan menjilat sisa minuman di bibirnya membuat Kath semakin merinding.
Bukannya menurut Martin justru terkekeh. "Santai saja. Kenapa terburu-buru?"
Kath merasa semakin tak nyaman saat Martin berpindah dan duduk di sebelahnya. "Kath, aku tahu kamu bukan sekedar sekretaris Tuan Edmund." Kath berjengit saat tangan Martin menyentuh pahanya.
"Kau apa- apaan, Tuan!" Kath berdiri dari duduknya dan menjauh. Namun saat ini tangan Martin menariknya hingga dia jatuh tepat di pangkuan Martin.
"Jangan jual mahal. Apa yang di berikan Tuan Edmund dan tidak bisa aku berikan. Uang? Perhiasan? Aku bisa memberikannya." Tubuh Kath menegang saat tangan Martin meremas pinggangnya.
"Lepaskan aku, Tuan." Kath mencoba berontak, namun pinggangnya di tekan terlalu erat.
"Kau hanya perlu memuaskan aku, setelah itu selesai."
"Jangan macam- macam denganku Tuan Martin!" peringat Kath, namun Martin kembali terkekeh.
"Kath wanita sepertimu hanya menunggu di buang. Toh Tuan Edmund sudah memiliki tunangan. Bukankah sebaiknya kamu berpindah saja. Bagaimana kalau denganku? Akan rugi jika kamu tak mendapatkan apapun. Dan aku jamin kau akan mendapat apa yang kau mau jika bersamaku." Hati Kath rasanya semakin dingin. Merasa ucapan Martin benar dia tidak lagi berontak dan justru menatap dengan tenang dan dingin.
"Kau ingin tahu apa yang Tuan Edmund punya dan kau tidak?" tanya Kath setelah menguasai hatinya.
Martin terkekeh merasa tak ada perlawanan lagi Martin merasa akan bisa mendapatkan Kath, sekretaris Ethan. Namun ucapan Kath selanjutnya membuat Martin membeku dengan rahang mengeras.
"Ketampanan. Kegagahan? Kamu tahu meski aku wanita murahan, aku tetap pemilih dalam hal pria." Katu menaikan dagu Martin. "Dan melihatmu aku tidak berselera."
Mata Martin memerah karena marah. Merasa ucapan Kath menginjak harga dirinya. Dengan kasar Martin melempar Kath hingga Kath terjatuh bahkan dahinya terbentur ujung meja dan mengeluarkan sedikit darah.
"Jalang sialan!"
Di saat yang sama Davin kembali dan terkejut saat melihat Kath mengusap darah di dahinya.
"Kath kau baik- baik saja?" Davin segera membantu Kath berdiri. "Apa yang terjadi?" Davin menatap Martin yang kembali duduk di kursinya semula.
Kath menggeleng. "Aku hanya tak sengaja jatuh." Mata Kath beralih pada Martin. "Bisakah anda memberikan tanda tangan anda sekarang. Atau ada permintaan khusus yang harus saya sampaikan pada Tuan Edmund?"
Martin mendengus lalu melabuhkan tanda tangannya.
Kath merapikan berkas di meja. Masih dengan wajah tenangnya Kath berdiri lalu mengangguk hormat. "Kalau begitu kami permisi, Tuan." Bersikap seolah tak terjadi apapun Kath segera pergi dari ruangan Martin diikuti Davin yan menyusul langkahnya yang dia buat cepat, hingga mereka memasuki lift.
"Kath kita harus ke dokter?" Davin menatap khawatir dahi Kath.
Kath menggeleng. "Tidak masalah hanya luka kecil." Di banding luka tak seberapa ini hatinya lebih sakit. Bagaimana pun perkataan Martin benar. Dia hanya menunggu Ethan bosan lalu membuangnya. Dan saat itu terjadi harga dirinya benar-benar tiada.
Jadi bisakah Kath mempertahankannya sedikit saja untuk hidupnya. Bisakah Ethan menyisakan harga dirinya?
Pintu lift terbuka di lantai satu. Sebelum benar-benar keluar Kath menoleh pada Davin.
"Mau minum bersamaku?"
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.
bisa saja dia minta banyak lalu kabur tapi membuat mu kena mental dgn harga murah rasanya lebih badas.
anjlok nggak tuh harga diri 🤭.
hilang yg lama ya kath🤗 jangan cepat ketemu, kalau ketemu semoga ketika anaknya sudah bisa membela ibunya dan melawan bapaknya.
kau hanya lelaki lemah dan tamak kekuasaan karena kau belum mampu membuat keputusan sesuai hati nurani mu, itu adalah bukti ketidakmampuan dalam bersikap.
bahwa kehadirannya sungguh berharga..
nyesel kan sekarang kamu Ethan😨
suatu saat sapa tau ketemu Ethan lagi
biar tahu rasa si ethan
obati hatimu yang terluka dgn tidak lagi berada disekitarnya.
mungkin dia hanya lelaki lemah
yg cuma bisa patuh pada aturan keluarganya atau dia lelaki tamak akan kekuasaan, persetan dengan cinta yang penting dia semakin sukses.
orang yg modelan begitu tidak cocok dengan wanita berhati tulus, cocoknya sama wanita yang sefrekuensi dengannya
wanita licik dan tak punya hati.