Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam syahdu Savira dan Vano
Malam itu suasana begitu hening, menunjukkan sang penghuni rumah sedang terlelap dalam tidurnya. Reno dan delena akhirnya sudah menyelesaikan masalah sang putra bungsu dan mereka akhirnya terlelap dalam ranjang yang sama sambil memeluk arabella di tengahnya.
Sementara di kamar yang lain, Nathan dan fana juga sudah berada di pembaringan yang membuat ibu hamil itu nyaman. keduanya saling berpelukan satu sama lain, Nathan yang protektif pada istrinya tidak pernah ingin jauh dan selalu memeluk dari belakang sambil mengusap perut sang istri. Ada dua bayi kembar yang sedang berjuang untuk berkembang dan akan lahir dua bulan lagi.
Di dalam sebuah kamar mewah, pintu tertutup dengan rapat. Ada sepasang pasutri yang baru dua hari menikah. Mereka duduk di tepi ranjang dan saling bersitatap, dengan malu-malu Savira menundukkan wajahnya, ia tidak kuat menatap wajah tampan suaminya. Vano mengangkat dagu wanita yang sudah sah menjadi istrinya, dan mencondongkan tubuhnya lalu mengecup kening Savira.
"Apa kamu sudah siap?" bisik Vano pelan.
Dengan wajah tersipu malu Savira menggguk. "Iya kak!"
"Walaupun ini yang pertama bagi mu, aku akan berusaha membuat mu nyaman dan tidak tegang." kata Vano lembut. Ia tahu Savira terlihat tegang dan ketakutan, namun ia berhasil menyakinkan istrinya.
Vano mulai mencium kening, kedua pipi sang istri dan turun ke bibir. Savira yang tidak pandai berciuman terus terengah-engah. Vania dengan penuh kasih sayang menuntut nya perlahan, memegang tengkuk Savira agar tidak condong ke belakang. Mereka saling menukar Saliva dan suara Savira sukses mendesah. Lidah Vano kembali beraksi, beralih di belakang telinga, sentuhan hangat dan menggoda membuang Savira terangsang.
"Ini baru pembukaan sayang." bisik Vano
Vano menuntun Savira naik keatas ranjang dan membuka lingerie merah dengan pelan, tepatnya jelas gundukan gunung kembar yang begitu menantang. Besar dan putih bersih, bulatan berwarna pink menjadi menu utama bagi Vano.
Lidah Vano terus menjelajahi leher jenjang Savira dan turun kebawah, menjilati bulatan berwarna pink penuh hasrat. Savira mulai mendesis merasakan nikmati sentuhan bibir Vano di bagian bulatan pink, di jilat dan di hisap kuat.
"Ahhhh-- kak!" pekik Savira yang terus mengeluarkan suara rintihan.
Vano melepaskan hisapannya dan menatap wajah cantik Savira yang sudah di penuhi hasrat. "Pasti enak bukan?" tanyanya sambil menggoda.
Savira hanya diam tanpa berkata apa-apa, Wajahnya memerah menahan hasrat yang mulai akan meledak. sesungguhnya ia sangat malu pada suaminya. selain Vano kakak angka yang sejak kecil sudah sering bersama. Kini ia harus memberikan kesucian nya dengan orang yang tepat, yaitu cinta pertamanya. Mencintai diam-diam selama bertahun-tahun sangat menyesakkan, setelah cinta itu bersemi dan sang kakak menyambut cintanya, Savira harus kehilangan sosok pria yang sangat ia cintai, dan harus ilang ingatan, lalu berpisah dari kelurga angkatnya dan di jodohkan oleh pria yang tidak pernah ia cintai.
Namun sekarang, keberuntungan berpihak kepadanya. Ia berhasil menjaga kesuciannya selama tiga tahun dan menjaga jarak pada Kelvin, pria yang sudah menjadi suaminya.
Lingerie Savira sudah terlempar ke lantai, kini masih tersisa segi tiga pengaman yang terlihat menggoda. Vano tersenyum sumringah, lalu menyusuri kulit Savira yang putih bersih hingga berakhir di bawah perut.
"Sayang, kamu sudah basah.' kata Vano sambil terkekeh. "Pasti kamu merasakan nikmat ya, itu belum seberapa, kamu akan memperolehnya lebih dari itu."
Savira menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia benar-benar malu, wajahnya memerah semu.
"Kenapa wajah mu di tutupi? Kakak sangat suka melihat wajah merah mu itu, kaka semakin tergoda." kekeh Vano
"Ihh-kakak...!" seloroh Savira yang sudah malu sejak tadi.
"Kita mulai menu utamanya." kata Vano, ia menarik segitiga pengaman milik sang istri dan di tatapnya penuh minat.
"Kak! Kenapa di liatin begitu sih!" protes Savira sambil menutup miliknya.
"Jangan di tutupi." seloroh Vano, tangan nya menarik tangan Savira dan melebarkan kedua pahanya. Vano mulai membenamkan wajahnya disana, sontak Savira terkejut dan merasa risih. Tetapi Vano terus menekan bibirnya ke area sensitif sang istri.
Suara desahan lolos begitu saja dari bibir Savira. Ia merasakan nikmat yang tiada tara. Suara basah milik Savira semakin membuat Vano terangsang. Miliknya sudah membengkak tiga kali lipat, ia sudah tak tahan dan segera ingin di ledakan di dalam goa milik Savira.
"Kak, aku mau pipis..." Savira sudah merasakan sesuatu di bawahnya akan keluar.
"Lepaskan sayang, keluarkan saja." kata Vano masih terus menekan bibirnya di area sensitif.
"Aku sudah nggak kuat kak. Aaaaa....." gadis cantik itu merasakan cairan kental dan hangat keluar dari miliknya bersamaan nafasnya tersengal-sengal.
Vano mengangkat wajahnya dan tersenyum "Kamu sudah klimaks sayang. Sekarang gantian Kaka yang harus di keluarkan."
Vano mulai melepas segitiga yang membalut miliknya sesak. Vano sengaja memperlihatkan kearah Savira, terlihat batang besar yang tegang, keras dan menantang.
"Ap-apa itu kak! Seru Savira sambil menutupi wajahnya.
"Ini milik mu sayang, rudal nya sudah ingin minta di lepas.
"Apa bisa muat kak?" tanyanya dengan polos.
"Pasti muat, kakak akan melakukannya pelan-pelan.'
Vano mulai memegang batang miliknya dan menghujamkan ke area sensitif miliki Savira. Seketika Savira terpekik, merasakan sakit pada area sensitifnya.
"Sakiiiiitttt kak!"
Nafsu Vano sudah di ubun-ubun, nafas nya terengah-engah, ia terus berusaha untuk menerobos gawang yang sempit. Namun ia tak tega melihat wajah istrinya yang kesakitan dan rintihan yang memilukan. Vano menghentikan gerakannya dan mencabut miliknya yang baru berada di ujung goa.
Vano berbaring di samping Savira dan memeluknya erat, lalu berbisik "Ternyata kamu nggak bohong, kamu masih perawan sayang." ucap Vano bangga.
"Maafkan Vira kak, belum bisa melayani kakak dengan baik. Sebab ini baru pertama kalinya Vira melakukan."
Vano mencium kening sang istri "Nggak apa-apa sayang, kita bisa lanjut besok pagi. Sekarang istrahat lah." Vano menutup tubuh polos Savira dengan selimut. Ia tidak mau egois dan memaksa sang istri untuk melakukan hubungan dengan terpaksa. Dan milik Vano memang berbeda dari ukuran orang asia, ia lebih condong ke orang barat yang lebih besar dan menantang.
All... Terus dukung karya terbaru bunda ya, tolong kasih bintang 🌟 🌟 🌟 🌟 🌟 dan memberikan komentar kalian. jangan lupa like, vote/gift.
Akankah Marissa pilihan terakhir alvaro nantinya
Lanjut bunda author
Masih slalu menunggu upnya yg slalu bikin penasaran🙏🏻🥰