NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:46k
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup Baru Di Jakarta

Mentari

"Pak, Bu, Tari pergi dulu ya!" Kupeluk Bapak dan Ibu bergantian. Air mata sedih tak kuasa kutahan. Akhirnya aku harus meninggalkan kedua orang tuaku yang amat kusayangi.

"Pergilah, Nak. Doa Bapak dan Ibu akan selalu menyertai kebahagiaanmu," kata Ibu sambil berderai air mata.

Kulirik kamar Purnama yang terus tertutup rapat. Tak ada kata maaf darinya karena mengkhianati dan menggagalkan pernikahanku.

Kupeluk sekali lagi kedua orang tuaku sebelum meninggalkan kampung kelahiranku. Dari jendela mobil, kuucapkan selamat tinggal pada semuanya. Pada udara sejuk yang selalu kuhirup, pada pemandangan gunung yang selalu memanjakan mataku dan pada kisah kelam hidupku. Aku akan memulai hidup baruku. Semoga hidupku di Jakarta akan lebih bahagia lagi. Semoga....

.

.

.

Setelah menempuh perjalanan selama 8 jam naik kereta, akhirnya aku dan Senja sampai di Stasiun Senen. Kami melanjutkan perjalanan dengan taksi online menuju rumah kontrakan Senja.

Sudah lama aku tidak menginjakkan kakiku di Jakarta, terakhir kali aku ke Jakarta ketika menghadiri undangan pernikahan saudara Ibu beberapa tahun silam. Ternyata Jakarta banyak mengalami perubahan. Transportasi sudah terintegrasi namun kemacetan masih saja ada, entah salahnya dimana.

Taksi online yang kami tumpangi berhenti di tempat yang Senja pesan, di depan minimarket sejuta umat, IndoMei. "Ayo turun! Kita jalan kaki sampai ke dalam karena mobil tidak bisa masuk."

Aku turun dari taksi online lalu mengikuti Senja yang berjalan lebih dulu sambil membawa koper besar milikku. Kami melewati gang-gang sempit yang hanya bisa dilewati dua motor sebelum akhirnya sampai di rumah kontrakannya yang sederhana namun terlihat nyaman. Bau selokan dan udara yang agak pengap karena rumah yang berdempetan sungguh berbeda dengan udara segar di kampung halamanku.

"Ayo masuk!" Senja membuka kunci pintu lalu mengajakku masuk.

Rumah kontrakkan Senja tidak kecil seperti yang kubayangkan. Rupanya ia menyewa satu rumah dengan dua kamar tidur bukan rumah kontrakan tanpa sekat.

"Yang di depan itu kamarku. Kamu mau tetap sekamar denganku atau tidur di kamar satu lagi? Terserah kamu sih. Jujur, aku takut jika kita satu kamar, kamu akan menerkamku di malam hari," kata Senja sambil tertawa mengejek.

"Aku di kamar berbeda saja," jawabku tanpa pikir panjang.

"Oke. Rapikan barangmu saja dahulu. Aku mau beli makan, pasti kamu lapar bukan? Anggap saja rumahmu sendiri. Kamu bebas mau melakukan apa saja kecuali membawa masuk laki-laki lain dan berkeliaran tanpa memakai bra." Senja kembali meledekku.

"Mau aku lempar sandal atau koper?" balasku dengan wajah datar.

Senja tertawa makin tergelak, ia lalu pergi meninggalkanku untuk membeli makan. Aku tak langsung masuk ke kamar. Aku melihat-lihat isi rumah kontrakan Senja. Rupanya meski tinggal seorang diri, Senja termasuk laki-laki yang rapi dan menjaga kebersihan. Barang-barang tertata dengan rapi dan lantai yang kuinjak tidak berdebu meski sudah ia tinggal beberapa hari, pertanda pemilik rumah orang yang rajin menyapu dan mengepel lantai. Baguslah, kuberikan satu poin plus untuknya.

.

.

.

Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang. Sudah menjadi kebiasaanku untuk bangun subuh. Aku lalu berjalan keluar kamar hendak mengambil air wudhu.

Kulirik pintu kamar Senja yang tertutup rapat. Apa dia tidak bangun untuk sholat subuh? Ah, kenapa aku harus peduli? Urusan ibadah, itu urusan dia dengan Sang Pencipta. Ibadahku saja belum bagus, untuk apa mengurusinya?

Rupanya pintu kamar Senja tetap tertutup sampai jam 9 pagi. Aku yang penasaran akhirnya mengetuk pintu kamarnya. Beberapa kali kuketuk, tetap tak ada jawaban. Karena penasaran, kubuka sedikit pintu kamarnya namun lelaki aneh itu rupanya tak ada di kamar. Kemana dia pergi? Apa dia tak pulang semalam?

Suara motor yang berhenti di depan rumah seolah menjawab pertanyaanku. Senja memarkirkan motor Beat Karbu miliknya di teras lalu masuk ke dalam rumah. "Hi, istriku!" sapa Senja sambil tersenyum lebar.

"Kamu semalam tidak pulang ya?" tanyaku yang tak bisa menahan rasa penasaran.

"Kenapa? Kangen ya? Baru sebentar aku tinggal, sudah kangen saja!" Senja mengulum senyum dan berjalan melewatiku. Ia membuka pintu lemari es lalu memasukkan isi plastik yang ia bawa.

"Kalau kamu tidak pulang, kasih tau dong," protesku.

"Iya. Aku lupa kalau sekarang sudah punya istri. Nanti aku akan kabari kamu." Senja memasukkan aneka sayuran ke dalam kulkas.

"Kamu habis dari pasar?" tanyaku.

"Kata siapa? Aku dari salon tuh." Senja kini pergi ke dapur. Ia membersihkan ayam dan ikan yang dibelinya dengan cekatan.

"Apa susahnya sih menjawab pertanyaanku dengan benar?" cibirku. "Apa yang bisa aku bantu?" tanyaku. Aku tak enak tinggal di rumah ini tanpa melakukan apapun. Walau menyebalkan, kuakui Senja lumayan baik. Ia menyiapkan makanan untukku tanpa harus aku minta.

"Kamu bisa masak ikan bakar?" tanya Senja sambil menatapku.

Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak."

"Kalau ikan goreng?" tanya Senja lagi.

"Kayaknya bisa."

"Kok kayaknya. Tidak meyakinkan sekali. Ayam goreng bisa?"

"Pakai bumbu instan? Aku bisa."

Senja tak lagi menatapku. Ia kembali mencuci ayam dan ikan. "Kalau begitu duduk saja. Sudah kuduga kalau kamu tak bisa masak."

Tebakan Senja memang benar. Kekurangan terbesarku adalah aku tak bisa masak. Bapak lebih suka melihatku rajin belajar dibanding membantu Ibu memasak di dapur. Purnama lebih jago masak dibandingkan denganku. Masakannya mirip dengan Ibu.

Ah... mengingat Purnama membuat hatiku kembali sakit. Cukup. Aku tak mau merasa sedih lagi. Sudah cukup aku dikhianati adik dan calon suamiku. Sekarang aku mau menjalani hidupku yang entah mau dibawa kemana ini.

Aku kembali menatap bahu lebar Senja yang sibuk membersihkan ikan. "Memangnya kamu bisa masak?"

"Tentu saja bisa. Tinggal di Jakarta seorang diri itu harus mandiri. Kalau apa-apa selalu beli, kita tuh bukannya cari uang tapi malah buang-buang uang," jawab Senja.

Aku terus memperhatikan Senja yang nampak lihai memasak di dapur. Aku baru tahu kalau dia punya kelebihan lain selain meledek dan menjahiliku. Rupanya banyak yang tak kuketahui tentang lelaki yang kini sudah menjadi suamiku. Apa pekerjaannya? Jam berapa dia berangkat kerja? Dan masih banyak hal lain yang tak kuketahui.

"Jangan melamun! Lebih baik bantu aku membersihkan rumah. Aku harus segera pergi setelah selesai memasak," kata Senja.

"Kamu... mau pergi kerja?" tanyaku.

"Hmm... bisa dibilang begitu. Kenapa? Kamu tak mau aku tinggal pergi? Kamu ingin menikmati masa bulan madu kita dengan nuansa romantis? Atau kamu mau kita pergi bulan madu?" ledek Senja.

"Lupakan saja. Tak usah kau jawab pertanyaanku. Menyesal aku bertanya padamu!" Kutinggalkan lelaki menyebalkan yang sedang tertawa terbahak-bahak itu pergi. Dasar menyebalkan, masih pagi saja sudah menyebalkan, huh!

.

.

.

Berdiam diri di kontrakan Senja rupanya membuatku jenuh. Aku yang biasanya sibuk melayani pembeli di toko, kini hanya sibuk mengganti channel TV setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Ternyata acara TV sekarang sangat membosankan, kalau bukan sinetron azab ya acara talk show dimana pembawa acaranya lebih banyak berbicara dibanding bintang tamunya.

Apa aku jalan-jalan saja ya untuk mengusir rasa bosan?

Ya, lebih baik aku jalan-jalan daripada aku lumutan di depan TV. Setelah mengunci pintu rumah, aku berjalan melewati gang kecil untuk sampai ke jalan raya yang lebih besar.

Ibu-ibu yang sedang mengobrol tiba-tiba langsung membisu saat aku melintas di depan mereka. Mereka menatapku seolah aku ini adalah penyusup yang sedang memasuki Korea Utara. Tatapan penuh selidik mereka tujukan padaku. Setelah aku melewati mereka dengan senyum yang kupaksakan agar terkesan ramah, mereka langsung membicarakanku. Ah, biarlah. Toh aku tak kenal. Mau digosipin pun aku tak peduli.

Sesampainya di jalan raya, aku bingung mau kemana. Pilihanku ke minimarket di pertigaan jalan. Saat hendak menyebrang, langkahku sontak terhenti. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat.

Bukankah itu... Senja?

Apa yang sedang ia lakukan di sana?

****

1
𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗𝐓𝐔𝐍𝐆❗
parah.. mau jujur aja susah
SasSya
si somplak ketiban durian za nja 😂
SasSya
hooooooo
nazar ternyata,yg bikin tari salah faham 🤣
Muh. Yahya Adiputra
wahhh.. senja mah pintar bangett yach kamu, mengira apa yg kamu lakukan adalah mimpi padahal itu adalah sesuatu yg nyata adanya 😂😂😂
SasSya
😂😂🤣🤣🤣
astagfirullah, gendheng
pantes tari ilfeel
Muh. Yahya Adiputra
boleh bangett.. udah halal dan bahkan lebih d@ri itu juga boleh 🤭
ani surani
wah, ada kemajuan nih Ja, Tari mulai ngekhawatirinmu. kamu hrs trs berusaha biar Tari lama2 mencintaimu juga 😊😊
Imas Atiah
ja kamu ngigo nya enak ya maen cium aja ,udh jujur kalau kamu cinta sama tari
Putri Dhamayanti
nyata ja... nyata.. gw do'ain itu nyata bukan mimpi 🤭
Purnama Pasedu
tari marah nggak ya
S𝟎➜ѵїёяяа
nglindur ya nja
perasaanmu kayak mimpi padahal tari yg ada di mimpimu itu nyata..
awas habis ini di tabok tari , nyosor wae🤣🤣🤣
santi astuti
senja menang banyak niy 🤣🤣
no 🎸 ve
Bukan mimpi oiii Senja....☺
no 🎸 ve
Buang lah Ja, demi pujaan hati 😄
tehNci
Sudah cukup Ja, jangan pendam lagi isi hatimu. ntar jadi makin dalem nggak keluar lagi, jadi jerawat batu, gimana? sampaikan aja isi hatimu ke orangnya, ja...Biar Mentari bisa membalas cintamu.
no 🎸 ve
Boleh dunk, kan dah halal ☺
ᒍՄ🎐ᵇᵃˢᵉ
wuahh tari pasti terkejut secara tiba² di sosor oleh senja 😧
Mawar Hitam
Itu Senjanl ngigo apa vmcari kesempatan ya.

kalau ngigo mah kasihan bangat tapi kalauccari kesempatan lanjutkan Ja. jang cium.doank sekalian di inboxing deh...
Indah Supriyatiningsih
semoga nanti nda diamuk mentari
Muhammad Dimas Prasetyo
jangan shock ya tari dicium senja😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!