NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyembuhkan Moon

Tangan Elora dengan cepat membersihkan luka yang ada. Pedro akhirnya datang.

"Paman Ernesto?" Pedro kaget melihat siapa pasien yang masuk. Ia segera mengenakan kaos tangan medis dan segera memerintahkan Elora mengambil semua yang diperlukan untuk menjahit luka.

"Kenapa paman bisa mengalami kecelakaan?" tanya Pedro setelah menjahit luka Pedro.

"Entah kenapa Shine gelisah hari ini. Dia tak sengaja menabrak ku." kata Pedro sambil sesekali melirik

"Apakah karena Shine ingin kawin?" tanya Pedro lalu membantu Ernesto untuk duduk.

"Tidak tahu juga."

"Siapa Shine?" tanya Elora penasaran.

"Kuda kesayangan pamanku." jawab Pedro sambil tersenyum.

Pedro membuka kaos tangan medisnya lalu menatap jam tangannya. "Sudah hampir jam 2. Elora harus segera pulang."

Elora hanya tersenyum. Sebenarnya ia masih ingin di sini namun hari ini tugasnya yang menyiapkan makan malam dan Elora tak tahu harus berbuat apa.

"Aku pulang dulu dokter Pedro. Permisi tuan Ernesto." pamit Elora. Dia tahu ada sopir yang sudah menunggunya.

"Itu siapa?" tanya Ernesto.

"Itu Elora. Dia calon menantu keluarga Gomez."

"Oh ya? Nampaknya ia bukan orang Spanyol asli?"

"Iya. Dia blesteran kayaknya. Nggak tahu juga blesteran apa tapi dia katanya dari Indonesia."

Ernesto terkejut. "Indonesia?"

"Kok paman nampaknya penasaran dengan Elora sih? Ingat bibi Diola orangnya sangat cemburuan."

Ernesto tersenyum. "Wajahnya mengingatkan paman pada teman paman."

Pedro membantu pamannya turun dari tempat tidur. "Ayo, aku antar paman pulang !" ajak Pedro menutup pembicaraan mereka tentang Elora.

************

"Gracias tio duno (terima kasih paman, Duno)" kata Elora saat turun dari mobil Jeep yang menjemputnya. Duno adalah suami dari Nuna. Lelaki ini tak berkulit hitam seperti Nuna.

Duno menunduk hormat pada Elora. Ia sangat senang karena gadis itu terlihat sopan. Sangat jauh berbeda dengan Cecil dan Anna yang begitu turun dari mobil langsung pergi tanpa berbicara apapun.

Elora melangkah menuju ke kamarnya. Ia tak perlu masuk ke dalam rumah karena kamarnya memang ada di bagian luar rumah utama.

Namun baru saja ia akan membuka pintu kamarnya, ia mendengar keributan di bagian belakang mansion itu. Elora berjalan ke arah suara itu dan melihat ada kerumunan orang di sana. Nampak ada seekor kuda yang terbaring dan Enrique sedang mengarahkan pistolnya ke arah kuda itu.

"No.....!" Elora berlari. Ia berdiri di hadapan Enrique sambil merentangkan tangannya.

"Apa yang kamu lakukan. Minggir !" teriak Enrique marah.

"No. Jangan tembak. Kuda ini kenapa?" tanya Elora lalu segera berlutut di samping kuda berwarna coklat itu.

"Nona, menjauh lah. Kuda ini sakit. Dia digigit oleh seekor ular dan karena kesakitan ia bersikap agresif dan keluar dari kandangnya." kata salah satu pekerja.

Elora memeriksa luka kuda itu. "Memangnya di sini tak ada dokter hewan?" tanya Elora. Ia mengusap kepala kuda itu yang sedang mengerang kesakitan.

"Dokternya sedang ke luar negeri. Terlalu jauh untuk memanggil dokter hewan di kota. Kasihan kuda ini sudah sangat menderita makanya tuan hendak menembaknya saja."

Elora mendongak, menatap Enrique yang masih menodongkan pistolnya. "Please ...., jangan ditembak. Ijinkan aku merawatnya."

"Memangnya kamu dokter hewan? Kamu itu hanya perawat yang baru saja lulus." ejek Enrique.

"Aku tahu tentang kuda. Please..., beri aku kesempatan." mohon Elora. Matanya bahkan sampai berkaca-kaca.

Enrique menurunkan pistolnya. "Kamu akan membuat kuda ini menderita lebih lama."

Elora mengambil ponselnya. Ia menelepon Pedro dan meminta beberapa obat dan alat medis.

"Tolong, bawa dia ke kandangnya. Di sini sangat panas."

Beberapa pekerja membopong tubuh kuda itu, menaikannya ke atas truk lalu membawanya ke kandang. Elora ikut naik ke atas truk. Tak peduli dengan seragam perawatnya yang kotor.

1 jam kemudian.....

Pedro menatap Elora. "Nona manis, apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan ?" tanya Pedro saat melihat bagaimana Elora membuat luka di bekas gigitan ular dan mengeluarkan darahnya. Ia juga menyuntikan obat yang dimintanya dari Pedro.

"Sepertinya bisa ular yang mengikutinya belum sampai di jantungnya." Elora mengusap kepala kuda itu. "Hei boy, jangan menyerah ya. Kamu pasti bisa melewati semua ini."

Enrique yang juga masih di sana dengan beberapa pekerja ikut memperhatikan apa yang Elora lakukan .

"Lalu kenapa dia menutup matanya?" tanya Enrique.

"Dia itu tertidur karena pengaruh obat bius." ujar Elora lalu berdiri. "Bodoh amat sih!" umpatan Elora yang terakhir diucapkannya pelan dalam bahasa Indonesia.

Enrique mengepalkan tangannya. Ia tahu kalau Elora sedang mengata-ngatai dirinya.

"Pedro terima kasih sudah membawakan semua ini." Elora menyimpan kembali semua peralatan dan obat-obatan yang digunakan ke dalam tas dan menggantungnya di dekat pintu kandang. "Aku mau mandi dulu. Capek banget."

"Aku antar ke mansion?" tanya Pedro.

"Nggak. Aku mau jalan kaki." Elora melangkah hendak keluar dari kandang kuda namun ia membalikan lagi badannya. "Enrique, bolehkah aku tidak memasak hari ini? Di samping aku sangat capek, aku juga nggak bisa masak dan malas untuk belajar masak." kata Elora lalu kembali membalikan badannya dan pergi.

Pedro menatap sepupunya. "Sepertinya dia bukan calon yang pantas untukmu, sepupuku."

"Menurutku, dia sedikit gila. Dan aku tak mau menjadi gila dengan memilih nya." kata Enrique lalu melangkah meninggalkan Pedro. Ia segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi.

Nampak Elora yang berjalan menyeberangi hamparan rumput menuju ke mansion yang letaknya masih jauh. Enrique heran mengapa perempuan itu memilih jalan kaki dari pada naik kendaraan. Bukankah para cewek lebih suka naik mobil dari pada harus berpanas-panasan?

***********

Pintu kamar Elora diketuk, membangunkan Elora dari tidurnya. Ia membuka pintunya. "Nuna?" Elora melihat di belakang Nuna suasana malam. "Astaga, ini sudah malam ya? Nuna, maaf aku tak bisa masak."

"Nona, ayo ke meja makan. Makan malam sudah tersedia."

"Kamu sudah memasaknya untukku?"

Nuna mengangguk. "Semua orang menceritakan tentang apa yang kamu lakukan pada kuda itu. Makanya tuan Enrique memerintahkan saya untuk langsung memasak tanpa menunggu nona bangun."

"Baguslah. Aku mau cuci muka dulu lalu segera ke ruang makan ya?"

"Nona, jangan pakai jeans robek di lutut ya?"

Elora tertawa. Ia segera menutup pintu dan membuka lemari pakaian. Mengeluarkan sebuah jeans yang kemarin dibelinya dari kota.

Di ruangan makan itu, hanya Elora yang tampil apa adanya. Tanpa gaun, tanpa make up, apalagi pakai minyak wangi.

"Elora, terima kasih sudah menyelamatkan Moon ya? Kuda itu adalah kesayangan mendiang istriku." ujar Simone. Lelaki tua itu nampak sangat senang.

"Jangan dulu senang, opa. Moon kan masih belum pulih seluruhnya. Siapa yang tahu kalau racun itu masih ada dalam tubuhnya." kata Enrique membuat Elora terkejut mendengarnya.

"Moon akan sembuh." kata Elora yakin.

"Kalau Moon nggak sembuh, kamu yang harus bertanggungjawab kalau opa patah hati. Karena moon bagaikan istri keduanya." ujar Enrique ketus membuat Tizza menatap putranya tajam.

"Sudah. Ayo kita makan." Hernandes segera memerintahkan Nuna untuk menyajikan makanan yang ada.

"Elora, apakah kamu yang memasak?" tanya Anna.

"Tidak. Hari ini saya tidak memasak." jawab Elora tanpa merasa terbeban.

"Elora tak memasak karena dia kelelahan saat mengobati Moon. Jadi dia ketiduran." kata Tizza.

"Di maafkan, El." ujar Simone sambil terus mengunyah makanannya. Anna nampak kesal. Dia adalah pilihan opa Simone namun sekarang sang opa sepertinya begitu bersimpati kepada Elora hanya karena masalah kuda.

Selesai makan, Elora pamit tak mau minum teh dan makan kue di ruang keluarga karena ada yang bagus di kerjakannya. Elora menelepon temannya di Indonesia yang adalah seorang mantri hewan. Ia menceritakan masalah yang dialami oleh Moon. Temannya memberikan beberapa saran yang membuat Elora merasa harus segera ke kandang kuda.

Gadis itu menggunakan celana jeans dan t-shirt lengan panjang. Ia melangkah menuju ke kandang kuda.

Begitu tiba di sana, ia melihat Moon yang masih tertidur. Elora meraba bekas gigitan itu, terasa panas. Ia juga dapat merasakan kalau tubuh Moon agak menggigil.

"Hallo Nuna. Apakah di dapur ada susu murni?" tanya Elora saat menelpon Nuna.

"Ada nona. Memangnya buat apa?"

"Tolong antarkan ke kandang kuda. Sekarang ya?"

"Baik nona."

Elora mencari ember dan menuangkan air ke dalamnya. Ia mengambil sebuah lap bersih lalu kembali ke kandang Moon.

"Ayo Moon! Jangan menyerah. Aku tahu kalau kamu kuat." ujar Elora sambil mengompres luka bekas gigitan itu.

"Nona.....!" Nuna ternyata datang bersama Enrique.

"Ada apa dengan Moon?" Enrique segera berlutut di dekat Moon.

"Mana susunya ?" tanya Elora sambil mengulurkan tangannya.

Nuna langsung menyerahkan sebotol susu segar. "Ayo Moon, kamu harus meminumnya." ujar Elora ia mendekatkan botol susu itu di mulut Moon namun kuda itu tak merespon nya.

"Moon sayang, ayo diminum!" Elora mengangkat kepala Moon. Enrique tanpa diperintah mengambil botol susu itu dan secara perlahan menuangkan susu itu di mulut Moon. Perlahan kuda itu membuka mulutnya.

Setelah susu itu habis, Elora meletakan kembali kepala Moon di atas rumput lalu ia mengambil obat yang tadi di gantungnya di dekat pintu. Elora mengeluarkan kembali obat anti bisa lalu menyuntikannya ke tubuh Moon . Elora menambah dosisnya karena ia tahu itu dosis untuk manusia.

Ia kemudian kembali mengompres luka Moon sambil sesekali memijat bagian tubuh Moon yang lain.

3 jam berlalu. Nuna sudah kembali ke mansion. Elora masih setia mengompres luka Moon dan memijatnya sedangkan Enrique duduk tak jauh dari Moon dan terus memperhatikan kuda itu. Ia yakin kalau Moon mati, maka opa nya akan semakin gila.

Enrique sudah tertidur sambil memeluk lututnya demikian juga Elora sesekali sudah hilang kesadaran karena kantuk yang menyerang.

Tiba-tiba Elora mendengar suara Moon. Perempuan itu terkejut saat Moon berusaha untuk bangun.

"Oh my God! Moon.....!" Elora tanpa sadar berteriak gembira dan membangunkan Enrique. Lelaki itu langsung bangkit saat. Ekihat Moon yang sudah berdiri.

"Astaga Moon.......!" Enrique langsung mengusap punggung Moon dengan lembut.

Moon terlihat sudah bisa berdiri walaupun wajahnya terlihat lelah.

"Kamu hebat, Moon." Elora mengusap wajah lembut. Kuda itu bergerak seolah ingin mengatakan terima kasih.

Setelah Moon makan, Elora pun mengunci kembali kadang kuda itu.

"Terima kasih." ujar Enrique.

Elora hanya tersenyum. Keduanya pun melangkah bersama dari kadang kuda itu menuju mansion.

Tizza melihat dari balkon kamarnya. Perempuan itu tertawa bahagia.

"Ada apa?" Ernesto yang sudah tidur di atas ranjang.

Tizza kembali ke ranjang. Ia memekik suaminya. "Semoga impianku terwujud sayang."

"Apa mimpi mu?"

Tizza mengecup pipi suaminya.

"Nanti kalau sudah terwujud baru akan ku katakan." ujarnya lalu memejamkan matanya.

***********

Dapatkah Elora menyentuh hati Enrique?

1
Eka ELissa
nah loh dilema dia... Enrique
Eka ELissa
smoga ank mu baik2 aj El prnh alamin kyk kmu 😭😭😭dia dgn ku cumn itungan bulan El...🥹🥹🥹😭
Eka ELissa
mengangkat knpa jdi mengikat Mak...😁😁😁
tintiin21
berharap baby bs menyatukan org tuanya Elora&Enrique... 🤗🤗🤗
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Maria Kibtiyah
semoga nantinya elora menikah sama enrique ... si anna lama2 keliatan muka aslinya
Heni Fitoria
semoga bibi tizza juga ayahnya elora segera tahu
Tina Ajay
Anna ternyata sangat menyebalkaaaaaan
rinny santoso
ernique perlahan2 mulai memikirkan elora... masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora dan elroy
rinny santoso
Terima kasih up nya mami.... GWS ya mam... 😢
Yuli Budianto
makasih udah up kak.....sehat selalu ya Kak
gia nasgia
Tanpa Enrique sadari klau mereka banyak kesamaan, tapi semoga Enrique bisa mengalahkan Elora , takut klau Elora keluar sendiri keamanannya nggak bisa di jamin
Eka ELissa
enggak tau...kita tungguin besok ...😀
Eka ELissa
dia kngen BP nya El...brhrp Enrique yg nyidam simpatik Mak...😀😀
Eka ELissa
suruh spa pilih ana...kn dia diem krna mo dpetin kmu lok udh dpt kmu Yo asli nya kluar dong 😄
Apriyanti
lanjut thor
tintiin21
siap² kalah Enrique... 😆😆😆 krn baby mereka terpaksa dekat tp semoga lama² jd timbul lope² di hati mereka... 😍😍😍
rinny santoso
pasti elora menang... atau mainnya curang biar menang🤣 semoga selalu sehat mami...

masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora eleoy
Tina Ajay
lama lama kamu akan jatuh cinta pada elora
Khoirun Ni'mah
semoga pernikahan Enrique n Anna batal,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!