Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
Zahra dan Paulus berdiri bersisian dan bersama-sama menatap hasil dari pekerjaan karyawan restoran yang mereka suruh untuk mendekorasi ruangan VVIP ini menjadi ruang aestetik untuk lamaran Jonathan dan Sherin.
"Bagaimana menurutmu Sekretaris Zahra, apakah masih ada yang kurang?" tanya Paulus menanyakan pendapat.
"Ini sempurna, Tuan. Ide anda sangat tepat." timpal Zahra.
Paul mengangguk sombong. Ia tahu, idenya tidak pernah gagal, dan ia yakin jika Jonathan pasti akan menyukai hasil jerih payahnya dan Zahra ini, sebab ia tahu apa yang Tuannya sukai dan tidak sukai.
"Tugas kita selesai, sekarang adalah giliran Tuan Muda menyelesaikan tugasnya," Paulus mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Zahra. "Terima kasih atas bantuan anda, Sekretaris Zahra."
"Sama-sama, Tuan."
...•••***•••...
Malam ini akan menjadi malam indah bagi Jonathan Fox, karena malam ini ia akan melamar kekasih pujaannya yang telah ia pacari selama lima tahun lamanya. Kini, dengan debaran dada yang bergemuruh, Jonathan menatap lekat wajah cantik kekasihnya.
"Kau suka tempatnya?" tanya Jonathan.
"Hm, dekorasinya sangat indah, kau pandai memilih tempat yang bagus." puji Sherin.
"Terima kasih pujiannya," Jo bangkit dari kursinya, lalu memutari meja dan berlutut di samping Sherin yang saat ini duduk di kursi.
"Jo, what are you doing?" tanya Sherin terkejut.
Jo meraih tangan Sherin dan digenggamnya erat. "Sherina Bintara, will you marry me?"
Bisa Jo lihat dengan jelas bagaimana raut wajah terkejut di wajah kekasihnya itu, dan Jo senang akan hal itu karena itu artinya kejutannya berhasil. Namun, saat Sherin menarik tangan dari genggamannya, seketika pikiran Jo diliputi pertanyaan.
"Ada apa, Sher. Kau tidak mau menikah denganku?"
"Bagaimana dengan karier-ku, Jo. Namaku sedang berada di puncak sekarang, dan bukanlah perjuangan yang mudah untuk aku bisa mendapatkan ini. Kalau aku menikah denganmu sekarang, maka karier-ku akan menjadi taruhannya."
Jo bangkit dari posisi berlututnya. "Aku yang akan menanggung semua kebutuhanmu, apa lagi yang kau pikirkan?"
"Ini bukan soal materi, Jo. Ini soal karier yang selama ini aku kejar. Kalau aku menikah denganmu sekarang, maka kontrakku akan otomatis dibatalkan karena jelas tertera dalam kontrak bahwa aku tidak boleh menikah selama masa kontrak. Maafkan aku Jo, aku harap kau bisa mengerti posisiku."
"Lalu kapan, Sherin? Kita sudah menjalani hubungan ini cukup lama dan tanpa kepastian. Apakah selamanya kita hanya akan menjalani hubungan ini seperti ini saja?"
"No, i love you so much, tapi aku belum bisa menikah denganmu sekarang, Jo. Paling tidak, izinkan aku menyelesaikan kontrakku tiga tahun lagi, dan setelah tiga tahun, aku akan pulang dan kita akan menikah, aku berjanji padamu."
Jo kembali ke tempat duduknya dan terduduk dengan lesu. "Aku pikir, lima tahun sudah cukup untukmu mengejar karier-mu dan membuatku menunggu, ternyata aku masih harus menunggu lagi." Jo menghela napas kasar.
"Honey, i'm sorry, aku sangat mencintaimu, tapi kau 'pun tahu kalau aku sangat mencintai dunia balet. Sekarang namaku dalam dunia balet sedang berada di puncak, aku tidak mungkin meninggalkannya begitu saja. Lagipula, akan banyak sekali nilai uang yang harus kita bayar jika aku memutuskan kontrak sebelum waktunya."
"Biar aku yang membayar," sahut Jo yakin.
Sherin memeluk Jo dari belakang, mengalungkan tangannya di leher Jo. "Maafkan aku, tapi aku benar-benar belum bisa menikah denganmu sekarang, maaf. Kau mau 'kan memberiku kesempatan sekali lagi?"
"Tapi waktu tiga tahun itu lama sekali, Sher." keluh Jo.
"Itu sebentar, Sayang. Buktinya kau mampu menungguku selama lima tahun, maka izinkan aku untuk tiga tahun ini lagi ya. Setelah masa kontrakku habis, aku berjanji akan pulang ke Indonesia dan kita akan menikah. Aku Janji."
Jo benar-benar tidak mampu untuk marah pada Sherin. Akhirnya, Jo membalik tubuhnya dan membalas pelukan Sherin dengan erat. "Aku akan menunggumu tiga tahun lagi, dan aku harap setelah tiga tahun keputusanmu tidak akan berubah lagi."
"Aku janji!"
Baiklah, untuk kali ini biarkan Jo mengalah dalam segalanya. Mengalah untuk menikahi Sherin, dan juga mengalah pada Jordan sepupunya. Ia tidak peduli jika Jordan lebih dulu menikah darinya dan akan mendapat harta warisan milik keluarga Daddy-nya dalam jumlah banyak, Jo tidak peduli. Ia akan berusaha sendiri untuk memperkaya dirinya tanpa perlu harta warisan dari keluarga Daddy-nya.
See you next part guys!
double up