Mantan Isteri

Aku sangat bahagia, mempunyai suami sebaik mas Bram.Aku merasa aku orang yang sangat beruntung, walau aku masih tidak disukai papi nya, ku jadikan itu sebagai perjalanan kami .Mas Bram selalu membuatku bisa tertawa, selalu mengerti akan aku, selalu mengecup ku di pagi hari dan di saat yang dia inginkan, setiap tidur , selalu menggenggam tanganku, memeluk tubuhku .

Bahkan saat aku duduk dengan papa , mas Bram selalu melirik ku ke arah belakang, aku tertawa , dia suami sangat istimewa.

Aku yang tipe mandiri, menjadi berbeda, karena kemanapun , sebisa nya , mas Bram selalu antarin, sejak SMP hingga kuliah dan menikah. Jika aku mengendarai mobil, karena mas Bram pasti lagi ke luar kota, dan sejak kehamilan ku, aku selalu di antar sepupu mas Bram , William.

Mas Bram limited edition, tidak di jual di Shopee, di toko pedia , di online shop, pria ku ini , menajdi jawaban doaku , ketika mengenal sejak SMP.

Sewaktu pacaran, aku selalu meminta pada Tuhan, di berikan yang terbaik, di berikan suami yang penuh dengan iman, bisa membimbingku menjadi pribadi yang lebih baik, dan mas Bram mampu melakukan nya.

Jika berpergian, sejak pacaran, dia selalu protektif . Kalau lagi kemping sama teman kampus ,pasti mas Bram banyak alasan , dan pasti menjagaku dari jauh.Kadang kesal, tapi aku ngerti, kasih sayangnya tulus, dia takut , aku di jahati teman yang iri, karena dulu sewaktu SMA , aku pernah di dorong teman satu kelas, karena iri , aku banyak di sukai para pria di sekolah. Kalau gak ada mas Bram , aku sudah tidak tertolong, kaki dan tanganku lecet, tetapi mas Bram cedera berat, karena melindungiku, bahkan tangan kirinya patah saat itu .

Mau Valentine atau gak, mas Bram selalu memberiku surprise .Memberi ku buket bunga, cokelat kesukaan ku, membawaku liburan, tanpa pernah ku minta, terkadang aku kesulitan membalas kasih sayangnya .

Buat mas Bram, kebahagiaanku yang terpenting .Terkadang aku tidak begitu paham, kenapa dia sebegitunya padaku .Saat ku tanya dia, katanya aku adalah nafas kehidupannya.

Kalau kata teman- temanku , Sarah, Ratih , Bian , Adit , dan Gerald , suamiku mencintai aku, karena aku cantik, menggemaskan, aku pintar , baik. Kalau menurutku , lebih cantik dari aku ada , lebih pintar, lebih baik, mas Bram bisa mendapat wanita itu, karena dia juga anak pengusaha sukses, kesuksesan dan prestasinya juga bukan isapan jempol belaka.

Sejak aku SMP , mas Bram itu perhatian, kalau lagi jam istirahat dia gak malu, pakai baju SMA , menghampiri aku, memberi sepotong roti, beli in minuman , dan akh akan jadi bahan ledekan temanku, dan mas Bram juga bahan ledekan teman- temannya.

TK ,SD,.SMP dan SMA sekolah ku terdapat di satu lokasi.TK dan SD satu kawasan, sedang sisi lainnya SMP dan SMA satu kawasan.

Tapi aku gak dari TK dan SD di sekolah ini , aku pindahan dari sekolah di Inggris .Dari SMP , SMA , dan Kuliah, mas Bram selalu perhatian.Selalu liburan , dia habiskan di indonesia , dan kalau aku liburan, akupun ke Jerman . Di Jerman , saudara papi dulu tinggal disana.

Mas Bram selalu sopan dan menjagaku .

Mas bram figur yang mengesankan, pada masa SMP kami pertama kali bertemu dimana aku terjatuh , dan mas Bram menggendongku ke UKS.

Dari sejak itu , kami berteman dekat .

Aku jatuh cinta , sama sikap dan sifat mas Bram.Kalau kata orang sosok ganteng, bisa nyakitin hati, mas Bram mudah - mudahan gak seperti itu, aku selalu meminta pada Tuhan, mas Bram selalu baik, kalau pun berubah, berubah ke lebih baik.

Kalau dulj , orang melihatku, akan mengatakan, wajahku cantik ,belum tentu nasibku cantik.Aku hanya merasa nasibku sangat baik, di cintai , di sayangi , diperhatikan tanpa syarat, dan aku penuh dengan perhatiannya.

Terlahir cantik, impian semua orang, selalu di nilai dari fisik, dan selalu ada di iri kan teman.Mau sebaik apapun yang di buat, tetap minus bagi yang sirik .

Ku pacaran dengan mas Bram , di kaitkan dengan matrealistis.Padahal aku bukan anak orang sederhana , hanya cara hidupku sederhana , gak mau pamer kekayaan orangtuaku , buat apa , itu bukan hasil usahaku sendiri.

Terkadang aku atau mas Bram selalu di nilai , kami mencintai fisik, bukan personality, Aku selalu di anggap ancaman bagi wanita lain.

Dulu aku pernah menghindar dari mas Bram,

kalau mas Bram datang ke rumah, aku bilang aku gak di rumah, kalau mas Bram mau antar pulang sekolah, aku bilang pulang bareng teman.

Pernah dk telepon berkali - kali, aku gak pernah angkat,saat mas Bram minta pacaran dengan ku, aku menolaknya berkali - kali, mas Bram gak ada kapok - kapoknya , hehehehe.

Kalau mas Bram lirik aku di tangga sekolah, ku selalu bilang kok liat - liat , dia gak kapok juga.

Sebenarnya aku seakan manusia munafik , kalau gak melihat mas Bram , aku merasa kehilangan sosoknya . Sampai pada satu waktu, aku menyadari, ngapain harus mendengar kata - kata orang, hatiku ku pun gak memerdulikan orang yang sirik.

Tangan Ana di genggam Bram erat .

Ana tersenyum memandang sang suami .

Satu hal yang membuat mereka tidak berubah, perhatian mas Bram , dari dulu selalu sama kepada Ana dan keluarganya .

" Makan yang banyak yaaang ".

" Udah kenyang mas, nanti berat muatan, susah jalan".

" Kan ada mas ,gendongin kamu".

" Ciyeeee, " ujar mas Agung .

Papi dan mas Bram tertawa.

👦👧👦👧👦👧👦👧👦👧👦👧👦👧

Jangan Lupa

Like

Vote

Koment